Breaking News:

Pembunuhan Dosen di Jambi

Ucapan Kasar Dosen Erni Berujung Maut: Bripda Waldi Sakit Hati, Pembicaraan di Kamar Diungkap Polisi

Dosen Erni Yuniati ternyata pernah ucap kata kasar hingga bikin Bripda Waldi sakit hati, pembicaraan di kamar diungkap polisi.

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Istimewa
DOSEN DIBUNUH POLISI - Dosen Erni Yuniati, wanita yang dibunuh Bripda Waldi di Jambi ternyata pernah ucap kata kasar hingga bikin pelaku sakit hati, pembicaraan di kamar terungkap. 

“Pelaku ini memakai wig, rambut palsu, untuk keluar masuk rumah. Ini untuk mengelabui CCTV dan warga. Jadi yang terlihat adalah orang gondrong,” jelas Natalena.

Penyamaran itu berhasil menunda kecurigaan polisi. Dalam rekaman CCTV, Waldi tampak seperti orang lain berambut gondrong, tenang, dan tanpa rasa bersalah.

Siasat Licik: Pesan dari Orang yang Sudah Mati

Namun kelicikan Waldi tak berhenti di situ. Fakta mencengangkan terungkap setelah penyidik menemukan bahwa ponsel korban masih aktif dan bahkan sempat membalas pesan WhatsApp dari sahabatnya pada Sabtu pagi setelah waktu kematian diperkirakan telah terjadi.

Polisi menduga kuat bahwa pesan itu bukan diketik oleh Erni, melainkan oleh Waldi sendiri.

Tujuannya jelas: membuat kesan seolah korban masih hidup, agar tak ada yang curiga.

Langkah ini memperlihatkan kecerdikan jahat dan manipulasi psikologis yang jarang ditemui pada pelaku muda.

Waldi bukan hanya membunuh tubuh Erni, tapi juga mencoba membunuh kebenaran.

Baca juga: Skenario Gila Bripda Waldi Bunuh Dosen Erni Yuniati, Sempat Mengepel TKP dan Menyamar Pakai Wig!

Akhir Sebuah Tragedi

Kini, publik menatap kasus ini dengan campuran marah, iba, dan ketidakpercayaan.

Bagaimana bisa seorang polisi muda, yang seharusnya melindungi, malah menjelma menjadi algojo bagi wanita yang pernah ia cintai?

Kisah Bripda Waldi dan Dosen Erni Yuniarti kini menjadi potret kelam tentang cinta yang kehilangan arah.

Sebuah cinta yang berubah menjadi obsesi, lalu meracuni nurani hingga tak ada lagi batas antara kasih dan kebiadaban.

Dan di tengah sorotan publik yang semakin tajam, pertanyaan besar masih menggantung: Apakah rasa sakit hati bisa menjadi alasan untuk menghapus nyawa seseorang atau justru itu hanyalah topeng dari ambisi dan kebanggaan yang terluka?

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunJateng)

Halaman 3/3
Tags:
dosenErni YuniatiBripda WaldiJambi
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved