Breaking News:

Update Utang Whoosh, Menkeu Purbaya Tetap Tak Mau Ikut Campur, Percaya Bisa Terselesaikan "Business"

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tetap tak mau ikut campur terkait utang Whoosh dan percaya bisa diselesaikan

Kolase Kompas.com/ Dian Erika
MENKEU PURBAYA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tetap tak mau ikut campur terkait utang Whoosh dan percaya bisa diselesaikan 

Ringkasan Berita:
  • Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa dirinya tidak ingin ikut campur dalam urusan utang proyek Kereta Cepat Whoosh
  • Menkeu meyakini persoalan tersebut dapat diselesaikan oleh pihak-pihak yang terlibat secara profesional. 
  • Purbaya juga percaya penyelesaian utang itu bisa berjalan baik tanpa perlu campur tangan langsung dari Kementerian Keuangan.

TRIBUNTRENDS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa dirinya tidak akan ikut campur dalam urusan utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh, yang merupakan salah satu proyek strategis di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sikap ini disampaikan Purbaya saat menanggapi kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan China yang memutuskan untuk melakukan restrukturisasi utang proyek Whoosh.

Menurut Purbaya, kesepakatan restrukturisasi tersebut merupakan langkah positif untuk meringankan beban keuangan proyek, meskipun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak dilibatkan dalam proses negosiasi dengan pihak China.

“Bagus! Saya enggak ikut (negosiasi) kan? Top!” ujarnya sambil tersenyum di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Baca juga: Dana APBD Disimpan di Giro, Dedi Mulyadi Diperingatkan Menkeu Purbaya, Berpotensi Diperiksa BPK?

Lebih lanjut, Purbaya menegaskan bahwa utang proyek Whoosh merupakan tanggung jawab pihak yang terlibat secara langsung dalam pembiayaan dan operasional proyek tersebut.

Ia menilai penyelesaian masalah keuangan ini sebaiknya dilakukan dengan prinsip business to business (B2B) tanpa intervensi pemerintah.

“Saya sebisa mungkin enggak ikut (campur), biar aja mereka selesaikan business to business. Top!” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengungkapkan bahwa restrukturisasi utang Whoosh telah disepakati bersama antara pemerintah Indonesia dan China.

Menurutnya, skema baru pembiayaan ini akan memberikan ruang fiskal yang lebih longgar karena masa pembayaran diperpanjang hingga 60 tahun ke depan.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Kereta Cepat Whoosh yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Senin (2/10/2023) sedang diparkir di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Kereta Cepat Whoosh yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Senin (2/10/2023) sedang diparkir di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur. (Kompas.com/ Dian Erika)

Luhut menjelaskan, restrukturisasi ini diharapkan mampu mengurangi beban kewajiban tahunan secara signifikan.

Dengan skema baru tersebut, pembayaran utang tahunan dapat ditekan menjadi sekitar Rp2 triliun per tahun, sedangkan pendapatan dari operasional proyek diperkirakan mencapai Rp1,5 triliun.

“Kita mau lakukan tadi restructuring dengan pihak Tiongkok. Dan itu mereka sudah setuju,” ujar Luhut dalam acara 1 Tahun Prabowo–Gibran, Senin (20/10/2025), seperti dikutip dari Kontan.co.id.

Ia juga menambahkan bahwa langkah restrukturisasi ini menjadi momentum penting untuk memastikan keberlanjutan proyek strategis nasional tersebut.

“Jadi kita misalnya (bayar) Rp2 triliun kira-kira satu tahun, dan kemudian penerimaan (dari operasional) Rp1,5 triliun,” imbuhnya.

Dengan langkah ini, pemerintah berharap proyek Whoosh dapat terus beroperasi secara efisien dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Indonesia dalam jangka panjang.

Danantara Siap Kirim Tim

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Tags:
WhooshMenkeuPurbaya
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved