Nahas Bapak & Balita Tenggelam di Sungai Gresik Jawa Timur, Bocah Tarik Gas Motor Saat Naik Perahu
Seorang bapak dan anaknya yang masih balita jatuh dan tenggelam di Kalimas, Gresik saat menggunakan jasa perahu tambangan, Kamis (18/4/2024) malam.
Editor: Dhimas Yanuar
Kesempatan bersama kapal tanker tersebut merupakan keberangkatan ketiga, ia bertolak ke kapal itu sekitar dua minggu yang lalu.
Diketahui, ia menikah pada Juli 2023 silam.
Sebelumnya, Agung sempat magang di Eropa.
Agung Suhartono dipastikan korban meninggal setelah pihak keluarga menerima kabar dari pihak perusahaan, Rabu (20/3/2024) selepas waktu Isya.
Baca juga: Duka! Kapal Tanker Korea Selatan Bawa 8 Penumpang WNI Terbalik di Perairan Jepang, 8 Orang Tewas

“Dari perusahaan mengabari, nanti (jenazah) akan dikirim kalau berkas sudah selesai. Kalau sesuai yang dijadwalkan pihak perusahaan, besok,” ungkap ayah Agung, Mohammad Munir, dikutip dari Surya.co.id.
“Isterinya itu mengirimkan ke saya masalah keberangkatan dan beritanya. Cuma kalau masalah kejadiannya sampai terjadinya angin dan sebagainya, kami hanya tahu dari medsos,” imbuhnya.
Rumah duka pun sudah dipenuhi sejumlah karangan bunga yang berjajar pada Kamis (21/3/2024).
Tetangga, saudara dan kerabatan berkumpul selepas ibadah salat tarawih di rumah Agun di RT 03 RW 03 Jalan Pelabuhan, Kelurahan Pangeran, Kota Bangkalan, Kamis (21/3/2024).
Ayah Agung, Munir mengatakan peristiwa ini sudah suratan takdir.
Akan tetapi ia masih menyimpan segudang pertanyaan di benaknya, kenapa prediksi cuaca masih bisa meleset.
Munir menganggap prediksi cuaca bisa diperkirakan karena buka persoalan harian.
“Hanya sekian menit bisa terjadi peristiwa seperti itu. Mungkin suatu kekhilafan atau mungkin ketidaktahuan kami, saya tidak mengerti teknologi. Kalau masalah cuaca itu, maaf saja, mungkin teknologi kita lebih rendah dari sana."
"Tetapi saya anggap suatu kelemahan sehingga prediksi cuaca kok bisa sampai (meleset),” tuturnya.
Munir berhapa semoga semuanya berjalan lancar sehingga pihak perusahaan dapat memberikan pertanggungjawaban.
Dalam artian, pihak perusahaan bisa memenuhi kewajiban terhadap ABK Agung yang menjadi korban saat bertugas.
“Kalau tidak bisa, kan jadi masalah. Kalau si anak (Agung) terikat dengan suatu pekerjaan, kan ada kesepakatan, itu saja intinya."
"Jadi kalau alasan masalah cuaca, kita bisa menerima meski tidak bisa menerima 100 persen. Soalnya teknologi sekarang kan canggih,” pungkas Munir.
(TribunTrends.com/ Bangkapos.com)
(*)
Sumber: Surya
Mamuju Peringkat Pertama Kabupaten Tersejahtera di Sulbar, Geser Pasangkayu dan 'Bumi Assamalewuang' |
![]() |
---|
Besar Insentif dan BSU untuk Guru Honorer yang Sudah Disetujui Pemerintah, Cair Kapan? |
![]() |
---|
Gunungkidul Kalah Banyak dari Kulon Progo, Inilah 4 Wilayah dengan Jumlah Hotel Terbesar di DIY |
![]() |
---|
Bukan Yogyakarta, Daerah Terbanyak Motor di DIY Dipegang Kabupaten Penghasil Salak, Disusul Bantul |
![]() |
---|
Tak Semua Guru Honorer Dapat! Pemerintah Beri Insentif Rp2,1 Juta untuk Guru Honorer Kualifikasi Ini |
![]() |
---|