Nahas Bapak & Balita Tenggelam di Sungai Gresik Jawa Timur, Bocah Tarik Gas Motor Saat Naik Perahu
Seorang bapak dan anaknya yang masih balita jatuh dan tenggelam di Kalimas, Gresik saat menggunakan jasa perahu tambangan, Kamis (18/4/2024) malam.
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNTRENDS.COM - Innalillahi, nahas nasib seorang balita dan ayahnya, mereka tenggelam di sungai Kalimas, Gresik Jawa Timur.
Mereka dikabarkan hanyut saat menggunakan jasa perahu tambangan pada Kamis, (18/4/2024) malam.
Kedua korban masih dalam pencarian hingga pukul 22.38 malam.
Peristiwa maut itu menimpa korban Nanda Freda Eryansyah (27) warga Driyorejo, Gresik dan Erlangga (2,5) tahun.

Berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Beat.
Mereka menggunakan jasa perahu Tambangan milik Tuso. Warga Dusun Banjarpertapan, Taman, Sidoarjo.
Hendak menyeberang dari Taman, Sidoarjo ke Driyorejo, Gresik sekitar pukul 19.00 Wib.
Syahkur salah seorang warga mengatakan, pada saat di atas perahu tambangan, mesin motor dalam kondisi hidup, kemudian tuas gas motor tersebut ditarik oleh balita yang berada di atas motor.
Baca juga: Tragis! Pengantin Tenggelam di Hari Pernikahan, Menari-nari Saat Resepsi, Terpeleset ke Kolam Renang
"Sepeda motor tersebut kecebur di sungai," ujarnya.
Perahu karet dari BPBD sudah tiba di lokasi melakukan pencarian.
Hingga pukul 22.30 masih belum juga ditemukan keberadaan kedua korban.
Dihubungi melalui sambungan seluler, Kapolsek Driyorejo AKP Mushiram membenarkan peristiwa itu.
Namun, karena saat kejadian perahu masih berada di wilayah Taman Sidoarjo.
Pihaknya saat ini masih berkoordinasi dengan Polsek Krian.
"Kami tetap mem-back up pencarian korban, karena masuk wilayah dari Polsek Krian," ujarnya.
....
KISAH LAIN: Seorang ABK WNI tewas dalam kecelakaan kapan tanker Korea Selatan tenggelam di Jepang.
ABK WNI yang tewas tersebut bernama Agung Suhartono yang ternyata belum lama ini menikah.
Agung Suhartono merupakan anak bungsu dalam keluarganya.
Diketahui Kapal tanker Keoyoung Sun tenggelam usai terbalik di Prefektur Yamaguchi, lepas pantai barat Jepang.
Kapal tersebut dikabarkan tengah berlabuh karena sedang terjadi badai dengan kecepatan angin disampaikan mencapai 54 Km/jam (33 mil).
Sebelum tenggelam, kru kapal tanker itu sempat meminta bantuan melalui radio, Rabu (20/3/2024) sekira pukul 07.00 (22.00 GMT Selasa).
Atas kejadian ini diketahui 11 awak buah kapal (ABK) menjadi korban.
Baca juga: 5 Fakta Kasus WNI Rampok Jam Tangan Mewah Rp12 M Hong Kong: Bak Film Hollywood, 2 Pelaku Dibebaskan

Operasi penyelamatan berlangsung di dekat Kota Shimonoseki di barat daya Jepang.
Pejabat Penjaga Pantai Jepang mengatakan, lima kru kapal masih dalam pencarian dan enam lainnya diselamatkan.
Selain delapan WNI, kapal dinaiki dua warga Korsel dan satu warga China.
Dari delaman WNI yang dievakuasi, salah satunya adalah Agung Suhartono yang merupakan warga Bangkalan.
Sosok Agung Suhartono
Agung Suhartono diketahui anak bungsu dari empat bersaudara.
Agung adalah Perwira Transportasi Laut Program Diploma IV Pembentukan, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang yang lulus di tahun 2021.
Kesempatan bersama kapal tanker tersebut merupakan keberangkatan ketiga, ia bertolak ke kapal itu sekitar dua minggu yang lalu.
Diketahui, ia menikah pada Juli 2023 silam.
Sebelumnya, Agung sempat magang di Eropa.
Agung Suhartono dipastikan korban meninggal setelah pihak keluarga menerima kabar dari pihak perusahaan, Rabu (20/3/2024) selepas waktu Isya.
Baca juga: Duka! Kapal Tanker Korea Selatan Bawa 8 Penumpang WNI Terbalik di Perairan Jepang, 8 Orang Tewas

“Dari perusahaan mengabari, nanti (jenazah) akan dikirim kalau berkas sudah selesai. Kalau sesuai yang dijadwalkan pihak perusahaan, besok,” ungkap ayah Agung, Mohammad Munir, dikutip dari Surya.co.id.
“Isterinya itu mengirimkan ke saya masalah keberangkatan dan beritanya. Cuma kalau masalah kejadiannya sampai terjadinya angin dan sebagainya, kami hanya tahu dari medsos,” imbuhnya.
Rumah duka pun sudah dipenuhi sejumlah karangan bunga yang berjajar pada Kamis (21/3/2024).
Tetangga, saudara dan kerabatan berkumpul selepas ibadah salat tarawih di rumah Agun di RT 03 RW 03 Jalan Pelabuhan, Kelurahan Pangeran, Kota Bangkalan, Kamis (21/3/2024).
Ayah Agung, Munir mengatakan peristiwa ini sudah suratan takdir.
Akan tetapi ia masih menyimpan segudang pertanyaan di benaknya, kenapa prediksi cuaca masih bisa meleset.
Munir menganggap prediksi cuaca bisa diperkirakan karena buka persoalan harian.
“Hanya sekian menit bisa terjadi peristiwa seperti itu. Mungkin suatu kekhilafan atau mungkin ketidaktahuan kami, saya tidak mengerti teknologi. Kalau masalah cuaca itu, maaf saja, mungkin teknologi kita lebih rendah dari sana."
"Tetapi saya anggap suatu kelemahan sehingga prediksi cuaca kok bisa sampai (meleset),” tuturnya.
Munir berhapa semoga semuanya berjalan lancar sehingga pihak perusahaan dapat memberikan pertanggungjawaban.
Dalam artian, pihak perusahaan bisa memenuhi kewajiban terhadap ABK Agung yang menjadi korban saat bertugas.
“Kalau tidak bisa, kan jadi masalah. Kalau si anak (Agung) terikat dengan suatu pekerjaan, kan ada kesepakatan, itu saja intinya."
"Jadi kalau alasan masalah cuaca, kita bisa menerima meski tidak bisa menerima 100 persen. Soalnya teknologi sekarang kan canggih,” pungkas Munir.
(TribunTrends.com/ Bangkapos.com)
(*)
Sumber: Surya
Mamuju Peringkat Pertama Kabupaten Tersejahtera di Sulbar, Geser Pasangkayu dan 'Bumi Assamalewuang' |
![]() |
---|
Besar Insentif dan BSU untuk Guru Honorer yang Sudah Disetujui Pemerintah, Cair Kapan? |
![]() |
---|
Gunungkidul Kalah Banyak dari Kulon Progo, Inilah 4 Wilayah dengan Jumlah Hotel Terbesar di DIY |
![]() |
---|
Bukan Yogyakarta, Daerah Terbanyak Motor di DIY Dipegang Kabupaten Penghasil Salak, Disusul Bantul |
![]() |
---|
Tak Semua Guru Honorer Dapat! Pemerintah Beri Insentif Rp2,1 Juta untuk Guru Honorer Kualifikasi Ini |
![]() |
---|