Breaking News:

Berita Kriminal

Menunggu Masuk ke Amerika, Para Migran Malah Dirudapaksa di Perbatasan Meksiko, 'Tak Manusiawi'

Para penculik wanita imigran bernama Carolina tiba pada fajar untuk menariknya keluar dari rumah persembunyian di kota perbatasan Meksiko, Reynosa

Yonhap News
Ilustrasi pelecehan 

TRIBUNTRENDS.COM - Nasib pilu para migran yang hendak masuk ke wilayah Amerika Serikat.

Mereka dirudapaksa di perbatasan negara Meksiko.

Bejatnya, pelaku merudapaksa korban di dalam bus mogok di parkiran.

Baca juga: Bupati Maluku Tenggara Rudapaksa Pegawai Kafe Berujung Menikahi Mahar Rp 1 M, Ini Sosok Istri Sahnya

Para penculik wanita imigran bernama Carolina tiba pada fajar untuk menariknya keluar dari rumah persembunyian di kota perbatasan Meksiko, Reynosa, pada akhir Mei lalu.

Carolina mengira bahwa mereka akan memaksanya menelepon keluarganya di Venezuela untuk meminta uang tebusan sebesar 2.000 dolar AS.

Ilustrasi korban rudapaksa.
Ilustrasi korban rudapaksa. (Tribunnews)

Namun, salah satu dari mereka mendorongnya ke dalam bus yang mogok yang diparkir di luar dan memperkosanya.

"Itu adalah hal yang paling menyedihkan dan mengerikan yang bisa terjadi pada seseorang," kata Carolina, seperti dilansir dari Reuters.

Seorang advokat migran yang membantu Carolina setelah penculikan, yang berbicara kepada dengan syarat tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengkonfirmasi semua rincian dari kisahnya.

Serangan tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekerasan seksual terhadap migran di kota perbatasan Reynosa dan Matamoros, yang merupakan rute transit utama bagi para imigran yang ingin masuk ke Amerika Serikat.

Ini berdasarkan data dari pemerintah Meksiko dan kelompok-kelompok kemanusiaan, serta hasil wawancara dengan delapan orang penyintas kekerasan seksual dan lebih dari selusin petugas bantuan lokal.

"Cara tidak manusiawi yang dilakukan para penyelundup untuk menyiksa, memeras, dan melakukan kekerasan terhadap para migran demi mendapatkan keuntungan adalah tindakan kriminal dan tercela secara moral," ujar juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat, Luis Miranda, dalam menanggapi pertanyaan mengenai meningkatnya laporan pemerkosaan.

Investigasi kriminal terhadap pemerkosaan warga negara asing, tidak termasuk warga Amerika, merupakan yang tertinggi dalam catatan di kedua kota tersebut tahun ini, menurut data negara bagian dari tahun 2014 hingga 2023 yang diperoleh Reuters melalui permintaan kebebasan informasi.

Departemen Luar Negeri AS menganggap Tamaulipas, tempat kedua kota itu berada, sebagai negara bagian paling berbahaya di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.

Menghadapi rekor penyeberangan perbatasan ilegal, pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei lalu beralih ke sistem baru yang mengharuskan para migran membuat janji temu melalui aplikasi yang dikenal sebagai CBP One, untuk menunjukkan diri mereka di penyeberangan perbatasan resmi untuk memasuki AS.

Sembilan ahli, termasuk pengacara, tenaga medis, dan pekerja bantuan, mengatakan kepada Reuters bahwa sistem baru ini memiliki konsekuensi yang tidak diharapkan di kedua kota tersebut, yang berkontribusi pada lonjakan kekerasan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/4
Tags:
berita viral hari iniAmerika SerikatMeksikodirudapaksa
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved