Bukti Mengerikan di RS! Bripda Waldi Pakai Sarung Tangan untuk Hilangkan Jejak Usai Bunuh Dosen Erni

Dalam keterangannya kepada media, ia menyebut tindakan Waldi bukan sekadar melanggar hukum, melainkan juga menghancurkan kehormatan seragam yang dikenakannya.

“Dirinya menggunakan sarung tangan dan masker untuk menutupi identitasnya.

Kemudian motor PCX merah ini dia taruh di parkiran RSUD Hanafie Bungo dengan gaya polos dan tenang, seakan-akan tidak terjadi apa-apa,” ujar Natalena.

Baca juga: Satu Nasihat yang Tak Sempat Didengar Dosen Erni Sebelum Dibunuh Bripda Waldi, Tetangga Wanti-wanti

Kalimat itu menggambarkan dengan jelas betapa dingin dan perhitungannya setiap langkah Waldi malam itu.

Tak ada kepanikan, tak ada rasa bersalah hanya ketenangan yang memuakkan, seolah ia sedang memainkan peran dalam film kriminal yang ia tulis sendiri naskahnya.

Publik Murka: “Film Nyata yang Terlalu Kejam”

Setelah kebenaran rekaman ini muncul, warganet di berbagai platform sosial langsung membanjiri dunia maya dengan ekspresi duka dan kemarahan.

Banyak yang menyamakan aksi Waldi dengan “skenario film penuh kepalsuan” di mana pelaku bukan hanya membunuh secara fisik, tapi juga berusaha menghapus kebenaran dengan manipulasi.

Tagar-tagar menuntut keadilan untuk EY pun bermunculan, dan masyarakat menyoroti bagaimana seorang anggota polisi, yang seharusnya melindungi, malah menyusun strategi untuk menipu hukum yang ia wakili.

Kini, publik menunggu babak berikutnya dari kasus ini apakah keadilan akan benar-benar ditegakkan, atau justru tenggelam di balik rumitnya kekuasaan dan reputasi institusi.

Satu hal yang pasti: rekaman malam itu akan selalu menjadi simbol kejahatan yang berpura-pura tenang, seolah tak terjadi apa-apa padahal di balik masker dan helm itu, ada wajah pengkhianatan yang menghancurkan kepercayaan seluruh bangsa.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunJambi)