Politik Viral
Kisah Pedagang Kecil yang Terancam Mati Pelan-pelan Gegara Kebijakan Purbaya: Tolong Solusinya
Kebijakan Menteri Keuangan Purbaya tuai pro dan kontra, pedagang kecil di pasar curhat terancam mati pelan-pelan karena gebrakan Purbaya.
Editor: jonisetiawan
Ringkasan Berita:
- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyiapkan kebijakan lebih keras untuk menindak impor ilegal pakaian bekas
- Curhatan pedagang di pasar tradisional, seperti Pasar Senen (Jakarta) dan Pasar Cakar Toddopuli (Makassar)
- Purbaya menegaskan bahwa razia tidak akan menyasar pasar rakyat; pengawasan akan difokuskan pada titik masuk impor di pelabuhan
TRIBUNTRENDS.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali menegaskan komitmennya untuk menumpas habis praktik impor ilegal, terutama perdagangan pakaian bekas yang dikemas dalam balpres.
Namun kali ini, langkahnya tak lagi sekadar ancaman. Ia tengah menyiapkan aturan baru yang jauh lebih keras dan menyeluruh bukan hanya menindak barang, tapi juga menjerat pelakunya dengan sanksi finansial dan hukum yang berat.
“Jadi nanti barangnya dimusnahkan, orangnya didenda, dipenjara juga, dan akan di-blacklist. Yang terlibat itu saya akan dilarang impor seumur hidup,” ujar Purbaya tegas.
Jika sebelumnya sanksi terhadap pelaku impor ilegal hanya sebatas pemusnahan barang dan hukuman penjara, kini Purbaya ingin mengubah sistem agar negara tidak lagi menjadi pihak yang justru dirugikan.
Baca juga: Purbaya Ajarkan Cara Baru Menangani Aduan Publik, Kasus Pegawai Nongkrong di Starbucks Jadi Bukti
“Negara Rugi, Pelaku Untung” - Purbaya Bongkar Paradoks Hukuman Lama
Dalam penjelasannya, Purbaya mengungkap ironi yang selama ini terjadi. Selama bertahun-tahun, pemerintah hanya bisa memusnahkan barang-barang ilegal dan memenjarakan pelakunya tanpa ada denda atau pengembalian kerugian negara.
“Rupanya selama ini hanya bisa dimusnahkan, dan yang impor masuk penjara.
Saya enggak dapet duit, (karena) enggak didenda. Jadi saya rugi. Keluar ongkos untuk memusnahkan barang itu, tambah ngasih makan orang-orang yang di penjara itu,” ujarnya dengan nada kesal.
Sistem lama, kata Purbaya, menciptakan lingkaran rugi. Negara harus menanggung biaya pemusnahan dan kebutuhan napi, sementara pelaku utama kerap lolos dari hukuman ekonomi yang sepadan.
Karena itu, aturan baru yang sedang disiapkannya akan menutup celah tersebut dengan kombinasi denda besar, kurungan, dan pemblokiran izin impor seumur hidup.
“Yang seperti ini harus diakhiri. Tidak boleh lagi negara tekor karena ulah segelintir orang yang cari untung lewat jalur haram,” tandasnya.
Ia juga mengungkap bahwa pemerintah kini telah mengantongi nama-nama besar di balik masuknya balpres ilegal. Mereka, tegasnya, akan menjadi prioritas utama dalam gelombang penindakan berikutnya.
Suara dari Pasar Senen: ‘Kami Mau Makan Apa?’
Namun di balik ketegasan pemerintah, gema kecemasan terdengar dari lapisan bawah, para pedagang kecil di pasar-pasar tradisional.
Di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, suasana mendadak berubah muram. Fadilah (35), pengunjung asal Depok, mempertanyakan alasan pemerintah baru sekarang melarang thrifting.
| Kisah Pedagang Kecil yang Terancam Mati Pelan-pelan Gegara Kebijakan Purbaya: Tolong Solusinya |
|
|---|
| Perang Terbuka Purbaya Lawan Thrifting Ilegal, Penolak Kebijakan Jadi Target Pertama: Saya Tangkap! |
|
|---|
| Senjata Rahasia Purbaya Lawan Kritik, Pantas Musuh Tak Berani Melawan, Santai Dicap Bikin Gaduh |
|
|---|
| Hasan Hasbi Terdiam, Purbaya Melawan saat Disebut Tukang Gaduh: Saya Gerak Sesuai Perintah Prabowo! |
|
|---|
| Diam-diam Purbaya Punya Jurus Redam Ledakan Utang Rp 9.138 Triliun, Strategi Menkeu Mulai Terlihat |
|
|---|