Berita Viral
Keberadaan Mbah Nortaji Usai Dibuang di Pinggir Jalan Probolinggo, Anaknya Tak Mau Lagi Bertemu
Terungkap keberadaan Mbah Nortaji usai dibuang anaknya di pinggir jalan Probolinggo, alasan Musrika buang ibu kandung terkuak.
Editor: jonisetiawan
"Gak usah dikabarin gakpapa pak," jawab Musrika tanpa ekspresi.
Dengan hati hancur dan tubuh renta, Mbah Nortaji akhirnya dibawa ke Griya Lansia Malang untuk dirawat hingga akhir hayatnya.
Ia ditempatkan di sebuah kamar, jauh dari rumah, jauh dari anak kandung yang seharusnya menjadi tempat berlindung.
Kesaksian Warga: Luka yang Tersisa di Mata Tetangga
Kisah memilukan Mbah Nortaji tidak hanya mengguncang dunia maya, tetapi juga meninggalkan duka mendalam bagi warga sekitar yang menyaksikan tragedi itu secara langsung.
Salah satu dari mereka, Ahmad Fauzi, akhirnya angkat bicara untuk memberi gambaran utuh tentang apa yang terjadi.
"Kejadiannya sudah sebulan yang lalu, tapi baru viral sekarang. Posisi si ibunya ini sudah dibawa petugas ke panti jompo setelah mendapat izin dari pemerintah desa dan anaknya," ujar Fauzi lirih, menahan gejolak emosi.
Menurutnya, video yang kini menyebar luas di media sosial bukanlah hasil sensasi, melainkan bukti nyata penderitaan yang dialami seorang ibu.
Rekaman itu pertama kali diunggah oleh petugas panti jompo yang mendapat laporan dari para tetangga, sesaat setelah kejadian memilukan itu terjadi.
"Yang memviralkan itu petugas dari panti jompo setelah dihubungi oleh salah satu tetangganya, setelah terjadi penganiayaan itu," lanjutnya dengan nada getir.
Namun, yang paling mengiris hati adalah pengakuan sang anak kepada petugas. Tanpa ragu, anak kandung Mbah Nortaji menyampaikan penolakannya secara terang-terangan untuk kembali bertemu dengan ibunya, bahkan bila ajal telah menjemput.
"Sama petugas panti jompo anaknya itu sempat diwawancarai dan terang-terangan bilang sudah tidak mau bertemu lagi, sekalipun ibunya sudah meninggal dunia. Hanya bisa ngelus dada lihatnya," tambah Fauzi, pilu.
Sebuah pengakuan yang bukan hanya membuat warga sekitar mengelus dada, tetapi juga menggugah nurani siapa pun yang masih percaya pada makna keluarga.
Peristiwa ini menjadi tamparan keras bagi kita semua, sebuah pengingat bahwa cinta dan pengorbanan seorang ibu tak layak dibalas dengan kekerasan, apalagi pengabaian.
Karena di balik setiap ibu yang terdiam, tersimpan doa dan harapan yang tak pernah padam, bahkan saat ia ditinggalkan oleh darah dagingnya sendiri.
***
(TribunTrends/TribunSumsel)
Kiai di Bekasi Cabuli Anak Angkat dan Keponakan Sejak SD, Pengakuan Tidak Pernah Dipercaya Keluarga |
![]() |
---|
Viral di Media Sosial, Mengungkap Makna dan Lirik Lengkap "Tepuk Sakinah" |
![]() |
---|
Duduk Perkara Pasutri di Kemang, Gondol 11 Makanan dan 4 Minuman, Dipicu Kelamaan Menunggu |
![]() |
---|
Kepala Sekolah di Pringsewu Bolos Tiga Bulan, Wakil Bupati Geram dan Langsung Sidak |
![]() |
---|
Kisah Kontras Dua Pejabat Pariwisata: Widi Wardhana Air Galon dan Klarifikasi ChatGPT Zita Anjani |
![]() |
---|