Breaking News:

Berita Viral

Penjual Ayam di Malang Nyambi Jadi Pembuat Uang Palsu, Belajar via YouTube, Dijual dengan Sistem COD

Bermodal YouTube, pedagang ayam asal Malang bernama Rangga Pranata ini membuat uang palsu lalu diedarkan dengan cara COD.

Editor: jonisetiawan
Tribunnews/Istimewa
Ilustrasi uang palsu, pedagang ayam di Malang buat uang palsu lalu diedarkan dengan cara COD. 

TRIBUNTRENDS.COM - Bermodal YouTube, pedagang ayam asal Malang bernama Rangga Pranata ini membuat uang palsu lalu diedarkan ke masyarakat luas.

Syukurnya, aksinya berhasil dihentikan polisi, dia ditangkap oleh anggota Polesk Gubang, Surabaya, Jawa Timur.

Rangga mengaku saat melancarkan aksinya dia tidak sendiri.

Dia membuat uang palsu dibantu oleh sang istri yang bertugas memotong lembaran uang palsu.

Baca juga: Pilu Driver Ojol di Medan, Ditipu Usai Antar Penumpang ke Lokasi Tujuan, Dibayar Pakai Uang Palsu

Uang palsu yang sudah jadi kemudian dipasarkan di akun media sosial Facebook miliknya dengan harga satu dibanding empat.

Penjualan dilakukan secara terang-terangan tanpa menggunakan kode khusus.

Dia melayani pembeli online dengan sistem cash on delivery (COD). Pembayaran diterima setelah uang palsu sudah sampai di pembeli.

Oleh Rangga, empat lembar uang palsu pecahan Rp 100.000 dijual dengan harga Rp 100.000.

"Saya pernah lihat tayangan YouTube pembuat uang palsu tertangkap polisi. 

Setelah itu ditunjukkan cara buatnya," ungkap Rangga, Kamis (14/3/2024).

Untuk membuat uang palsu, Rangga menggunakan printer. 

Lalu uang palsu di-scan dan dicetak mengunakan kerta HVS.

Hasil cetakan uang kertas ratusan ribu palsu itu selanjutnya dipotong-potong oleh istrinya. 

Uang palsu kemudian sedikit disemprot cat warna sesuai warna uang asli.

"Saya mulai membuat itu sekitar Januari lalu," ucap Rangga.

Rangga Pranata (tengah) dan Inamul Hasan Abdullah (kiri) ditahan di Polsek Gubeng.
Rangga Pranata (tengah) dan Inamul Hasan Abdullah (kiri) ditahan di Polsek Gubeng.

Selama dua bulan lebih, Rangga mengaku sudah mencetak Rp 222 juta uang palsu

Rata-rata yang membeli uang palsunya adalah orang-orang dari kota besar yakni Kota Malang dan Surabaya.

Perbuatan Rangga terbongkar setelah seorang pembelinya, yaitu Inamul Hasan Abdullah menggunakan uang palsu untuk membayar sewa hotel di kawasan Kalibokor, Surabaya.

Petugas resepsionis yang mengetahui telah menerima uang palsu langsung menghubungi Polsek Gubeng.

Akhirnya Hasan dibekuk di tempat tersebut, dan mengaku mendapat uang palsu dari Rangga.

Rangga mengaku mencetak dan menjual uang palsu, agar bisa mendapat uang dengan cara cepat.

"Tapi sekarang saya sangat menyesal sekali. 

Apalagi dari penjelasan kepolisian ternyata bikin uang palsu bisa diancam penjara selama 15 tahun," sesalnya.

Baca juga: Meresahkan! Beredar Uang Palsu di Bangkalan, Pedagang Pasar Jadi Korban, Pasrah Alami Kerugian

Sementara itu Kapolsek Gubeng berharap masyarakat selalu waspada terhadap peredaran uang palsu.

Apalagi momen Ramadhan saat perputaran jual beli di pasar meningkat.

Ia berharap masyarakat setiap kali transaksi betul-betul memeriksa uang secara teliti.

"Bagi warga yang menemukan atau menerima uang palsu jangan ragu untuk segera melaporkan kepada pihak kepolisian," tandasnya.

Kasus Serupa: Beredar Uang Palsu di Bangkalan, Pedagang Pasar Jadi Korban

Beredarnya uang palsu membuat masyarakat pengunjung dan pedagang pasar polowijo Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura merasa resah.

Gara-gara peredaran uang palsu, sejumlah pedagang kecil jadi korban transaksi uang mulai pecahan Rp 100 ribu,Rp 50 ribu, hingga Rp 10 ribu.  

“Addoooh, pesse palsunah le depak kannak” (Aduh, uang palsunya sudah tiba di sini). Begitulah ungkapan keresahan yang terlontar dari mulut seorang perempuan paruh baya, Ny Siti ketika baru saja keluar dari pasar, Kamis (4/1/2024).

Baca juga: DIKIRA Bandar Uang Palsu, Wanita Gegerkan Pasar di Gunungkidul, Ternyata Uang Mainan, Diduga ODGJ

Nenek berusia senja, Mbok Ti penjual buah salah dan rambutan di Pasar/Desa Jaddih, Kecamatan Socah hanya bisa meratapi kegundahan hatinya usai menjadi korban peredaran uang palsu pecahan Rp 50 ribu, Kamis (4/12/2024)
Nenek berusia senja, Mbok Ti penjual buah salah dan rambutan di Pasar/Desa Jaddih, Kecamatan Socah hanya bisa meratapi kegundahan hatinya usai menjadi korban peredaran uang palsu pecahan Rp 50 ribu, Kamis (4/12/2024) (TribunJatim.com/Ahmad Faisol)

Petugas Pasar Desa Jaddih, Yanto tampak sibuk menempelkan beberapa lembar kertas putih bertuliskan imbauan, ‘Waspada !!! Peredaran Uang Palsu’.

Yanto menempel di depan pintu masuk pasar hingga di sejumlah sudut pasar.

Menjelang waktu siang, suasana pasar mulai berangsur sepi. Satu per satu para pedagang mulai mengemasi barang-barang dagangannya.

Seorang perempuan berusia senja di seberang jalan, depan pasar menyita perhatian Tribun Madura.

Ia akrab disapa Mbok Ti, penjual buah salak dan rambutan.

Guratan halus keriput di wajah dan kedua telapak tangan Mbok Ti seolah mempertegas, tenaganya sudah tidak mampu mengangkat buah-buahan dalam keranjang-keranjang berukuran besar.

Ia dibantu seorang perempuan untuk mengemasi barang dagangannya.

Mirisnya, Mbok Ti disebut para pedagang di Pasar Jaddih sebagai  korban pertama atas peredaran uang palsu pecahan Rp 50 ribu.

Namun ia tampak kesulitan untuk sekedar mengingat kapan peristiwa yang menimpanya terjadi.

Mbok Ti hanya duduk sambil mengiris bawang milik penjual gado-gado di belakang lapaknya.

“Olle semingguen jiyah ngara, e sebbit’ (sekitar semingguan mungkin, uang palsu disobek),” ungkap Mbok Ti dalam Bahasa Madura.

Keresahan dan perasaan trauma juga tergambar dari wajah, Ibu Maimuna (55), penjual rujak, gado-gado, dan soto.

Ibu dengan empat orang anak itu tampak berhati-hati ketika menerima uang dari pembelian beberapa lontong.

“Kemarin ada perempuan membeli dua bungkus rujak, nilai belanja total Rp 12 ribu. Dia membayar dengan uang Rp 50 ribu dan Rp 2.000. Jadi saya memberi kembalian Rp 40 ribu,” ungkap Ibu Muna.

Ibu Muna baru mengaku baru tersadar bahwa uang yang diterimanya adalah palsu setelah ia hendak membelanjakan bahan baku untuk kebutuhan berjualan.

Ia kemudian mengeluarkan tiga lembar uang pecahan Rp 50 ribu dari dalam buntelan plastik bening.

Tiga lembar uang palsu itu disebut Muna masing-masing diterima oleh penjual bumbu dan penjual kelapa di dalam pasar.

Sementara satu lembar uang palsu lainnya adalah miliknya yang ia terima dari seorang pembeli perempuan.

“(Perempuan) orangnya pendek, berkulit hitam, dan matanya sipit,” pungkas Ibu Muna memaparkan ciri pengedar uang palsu.  

Baca juga: Beli Uang Mainan Demi Pamer ke Istri, Pria di Jogja Ditangkap, Pakai Uang Palsu Bayar Bensin Eceran

Selain Mbok Ti dan Ibu Muna, seorang pedagang di pasar itu juga menunjukkan selembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu.

Beberapa lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu juga ditunjukkan bahkan hingga disobek oleh petugas toko.

Sementara Kepala Pasar Jaddih, Iwan Paku Alam mengungkapkan, keresahan atas peredaran uang palsu dilaporkan para pedagang pasar dalam seminggu terakhir.

Jumlah korban peredaran uang palsu sebanyak 10 pedagang.  

“Para pedagang bisa berhati-hati saat melakukan transaksi, Dalam minggu ini laporan dari pedagang uang palsu beredar mulai dari pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, bahkan Rp 10 ribu,” singkat Iwan.

***

Artikel ini diolah dari tribunnews

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
uang palsupedagang ayamYouTubeCODSurabaya
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved