Berita Viral
Viral Guru SMPN 2 Subang Tampar Siswa yang Panjat Pagar dan Merokok, Dedi Mulyadi Turun Tangan
Kembali viral guru tampar siswa SMP dan dilaporkan oleh wali murid, kini Dedi Mulyadi turun tangan dan membela sikap guru SMPN 2 Subang.
Editor: Sinta Darmastri
TRIBUNTRENDS.COM - Sebuah insiden yang melibatkan kekerasan fisik di lingkungan pendidikan telah menjadi sorotan publik di Jawa Barat.
Rana Saputra, seorang guru di SMPN 2 JalanCagak, Kabupaten Subang, mengakui tindakannya menampar salah satu siswanya, berinisial ZR (16), setelah upacara sekolah pada Senin (3/11/2025).
Pengakuan ini disampaikan langsung di hadapan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kasus ini mencuat ke permukaan setelah sebuah video yang merekam kemarahan orang tua ZR menjadi viral di media sosial.
Dalam video tersebut, orang tua ZR tampak naik pitam dan mendatangi Rana di sekolah, mempertanyakan alasan anaknya ditampar karena memanjat pagar sekolah sebagai upaya bolos.
Pengakuan Guru dan Intervensi Dedi Mulyadi
Saat bertemu dengan Dedi Mulyadi, Rana Saputra memberikan alasan di balik tindakannya. Ia mengklaim bahwa ZR telah berulang kali membuat masalah yang melanggar tata tertib sekolah.
"Anaknya merokok, berkelahi, mengganggu kelas yang lain, loncat," ujar Rana kepada Dedi, dikutip dari video yang diunggah di akun Instagram Dedi, Rabu (5/11/2025).
Menyikapi hal ini, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa ia telah mendengarkan penjelasan dari pihak guru.
Baca juga: VIRAL Aksi Bu Guru Tampar Murid SMP, Pemicunya Es Teh Tumpah, Ortu Tak Terima, Nasibnya Kini
Langkah selanjutnya, ia berencana menemui orang tua ZR untuk mendapatkan keterangan dari sudut pandang mereka.
Dedi Mulyadi mengambil posisi tengah dengan memberikan pesan mendalam bagi kedua belah pihak:
"Kalau guru agak keras sedikit, orangtuanya harus bisa menyadari kenapa kekerasan itu terjadi. Tapi guru juga harus menyadari tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan karena kita ini kadang harus lembut kadang harus keras," ujar Dedi.
Ia juga menekankan pentingnya bagi orang tua untuk menaruh kepercayaan pada sekolah, namun pada saat yang sama, guru diimbau untuk tidak menyelesaikan setiap persoalan dengan menggunakan kekerasan.
Klarifikasi Pihak Sekolah: Penegakan Disiplin dan Kesalahpahaman
Pihak sekolah, melalui Yaumi Basuki selaku Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, menjelaskan bahwa insiden ini bermula dari upaya penegakan disiplin.
Rana, bersama pihak sekolah, berupaya mendisiplinkan ZR dan tujuh siswa lainnya yang tertangkap basah meloncat pagar sekolah yang baru selesai dibangun demi bolos.
"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orangtua siswa dan pihak sekolah. Kami ingin menegakkan kedisiplinan, tetapi kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," jelas Yaumi di SMPN 2 Jalancagak, Rabu.
Ia menambahkan bahwa larangan meloncat pagar ini sangat ditekankan lantaran pagar tersebut baru rampung dibangun dua minggu sebelumnya.
Pihak sekolah khawatir, ulah siswa akan merusak kembali bagian pagar, mengingat sebelumnya sempat roboh karena ulah siswa dan faktor cuaca.
Yaumi mengonfirmasi bahwa ada delapan siswa yang menerima tindakan disiplin berupa tamparan ringan, termasuk ZR.
"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," kata Yaumi.
Mediasi yang Berujung Viral
Pihak sekolah segera melakukan mediasi yang melibatkan guru bersangkutan, orang tua ZR, dan manajemen sekolah pada Selasa (4/11/2025).
"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orangtua sudah saling menerima," ungkap Yaumi.
Meskipun mediasi telah menghasilkan kata damai dan dianggap selesai, orang tua ZR ternyata tetap memutuskan untuk menyebarkan rekaman kejadian tersebut di media sosial.
"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi, pada hari Selasa, masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," katanya.
Sebagai penutup, pihak sekolah secara terbuka mengakui bahwa meskipun tujuannya adalah penegakan disiplin (terkait pelanggaran berulang ZR sejak kelas VII), cara yang ditempuh melalui kekerasan fisik adalah keliru.
"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," pungkas Yaumi.
Ancaman Laporan dari Orang Tua
Dalam video viral yang diunggah akun Instagram @medankinian, terlihat jelas ayah ZR memarahi Rana, menuding cara mendidik tersebut melanggar undang-undang. Ayah ZR bahkan mengancam akan melaporkan sang guru langsung kepada Dedi Mulyadi.
"Cari solusi bukan sperti itu, Pak. Saya gak pernah gampar-gampar anak," ujar ayah ZR.
Ancaman itu dijawab tegas oleh Rana: "Laporkan ke Pak Dedi, saya tunggu," ujarnya, yang kini berujung pada intervensi langsung dari Gubernur Jawa Barat.
(TribunTrends.com/Kompas.com)
Sumber: Kompas.com
| Viral Guru SMPN 2 Subang Tampar Siswa yang Panjat Pagar dan Merokok, Dedi Mulyadi Turun Tangan |
|
|---|
| Harga Diri Dihina! Kronologi Miss Meksiko Walkout Usai Dikatain ‘Bodoh’ oleh Direktur Miss Universe |
|
|---|
| Amanah yang Membunuh: Dua Anak Bertahan Hidup demi Penuhi Pesan Terakhir Ibu, Nyaris Mati Kelaparan |
|
|---|
| Beredar Bumbu Mengandung Babi: Pork Savor! LPH LPPOM Tegaskan Fakta Sebenarnya di Balik Produk Viral |
|
|---|
| Kisah Mbah Tarman Terulang: Setelah Mahar Cek Rp 3 M, Kini Tampung 5 Anak Gadis Orang di Ponorogo |
|
|---|