Drama Keraton Surakarta
Drama Dua Raja di Tanah Jawa! Wali Kota Minta Keraton Solo Pikirkan Dampak Sosial: Rakyat Bingung
Wali Kota Solo Respati Ardi buka suara soal dualisme raja Keraton Surakarta antara KGPAA Purboyo dan KGPH Hangabehi, sebut rakyat bingung.
Editor: jonisetiawan
Ringkasan Berita:
- Keraton Kasunanan Surakarta kini terbelah menjadi dua kubu, masing-masing menobatkan penerus tahta berbeda Purboyo dan Hangabehi
- Wali Kota Solo, Respati Ardi, tidak menghadiri upacara penobatan salah satu kubu dan menegaskan bahwa urusan suksesi merupakan ranah internal Keraton
- Respati meminta seluruh pihak di Keraton dan lembaga adat mengedepankan dampak keputusan terhadap masyarakat
TRIBUNTRENDS.COM - Awan gelap kembali menyelimuti Keraton Kasunanan Surakarta. Setelah sekian lama menjaga tradisi dan wibawa budaya, keraton kini memasuki babak paling sensitif dalam sejarah modernnya: dualitas tahta.
Dua kubu, dua penobatan, dua sosok yang sama-sama mengklaim gelar Pakubuwono XIV. Keretakan internal ini pun memicu kegelisahan publik dan menjadi sorotan di seluruh kota.
Publik Bingung Mencari Kepastian: “Masyarakat Ingin Tahu Dampaknya…”
Wali Kota Solo, Respati Ardi, menjadi salah satu tokoh yang merasakan langsung kegamangan masyarakat.
Ketika ditemui TribunSolo.com pada Selasa (18/11/2025), ia menyampaikan bahwa masyarakat sekarang berada dalam situasi yang membingungkan.
Baca juga: Terungkap! Inilah Penerima Surat Wasiat PB XIII, Tak Sembarangan Dipilih, GKR Timoer Buka-bukaan
“Masyarakat bingung, masyarakat ingin tahu dampaknya bagi kesejahteraan, budaya, pelestarian.
Itu yang dilihat masyarakat. Mohon mengedepankan dampak sosial,” ungkapnya.
Saat memberikan pernyataan tersebut, Respati tampak mengenakan seragam korpri, menandakan suasana resmi di tengah situasi yang kian rumit.
Alasan Mangkir dari Penobatan: Wali Kota Pilih Hadiri Agenda Pendidikan
Di tengah memanasnya suasana, publik menyoroti absennya Respati dalam upacara kenaikan tahta salah satu kubu, yakni penobatan Pakubuwono XIV Purboyo pada Sabtu (17/11/2025).
Ketika ditanya awak media, Respati menjelaskan bahwa ia harus menghadiri agenda lain yang dinilai penting bagi masa depan kota.
“Kalau kami kebetulan ada pendirian universitas. Karena kita mendorong center of knowledge menjadi penting. Investor di dunia pendidikan, kami sedang menyambut mereka,” tuturnya.
Keputusan tersebut menimbulkan beragam spekulasi, namun Respati memilih untuk tetap fokus pada prioritas pembangunan pendidikan.
Sumber Konflik: Dua Penobatan dalam Selang Waktu Empat Hari
| Drama Dua Raja di Tanah Jawa! Wali Kota Minta Keraton Solo Pikirkan Dampak Sosial: Rakyat Bingung |
|
|---|
| Dokumen Wasiat Keraton Solo Diragukan! BRM Nugroho: Seluruh Trah PB II-PB XII Berhak Tentukan Raja! |
|
|---|
| Penobatan PB XIV Purboyo Dinilai Tidak Sah! Cucu PB XI Serukan Musyawarah Besar Trah Mataram |
|
|---|
| Sosok KGPH Benowo Diberi Gelar Panembahan, Tantang KGPH Hangabehi Ikrar di Watu Gilang: Ya Monggo |
|
|---|
| Pakubuwono XIV Naik Takhta, GKR Timoer Sebut Sinuhun Ingin Rangkul Keluarga: Ada Satu Dua Tercecer |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/Gusti-Purboyo-dan-KGPH-Hangabehi-keraton-solo.jpg)