Drama Keraton Surakarta
Sosok KGPH Benowo Diberi Gelar Panembahan, Tantang KGPH Hangabehi Ikrar di Watu Gilang: Ya Monggo
Ini sosok KGPH Benowo yang diberi gelar Panembahan oleh Pakubuwono XIV Purboyo, tantang KGPH Hangabehi ikrar di Watu Gilang
Editor: Nafis Abdulhakim
Ringkasan Berita:
- Ini sosok KGPH Benowo yang diberi gelar Panembahan oleh Pakubuwono XIV Purboyo.
- Ia mendapat perhatian publik karena posisinya dalam dinamika internal Keraton Surakarta.
- KGPH Benowo bahkan menantang KGPH Hangabehi untuk berikrar di Watu Gilang.
TRIBUNTRENDS.COM - Pertentangan mengenai siapa yang berhak menyandang gelar Pakubuwono XIV semakin mencuat setelah adik mendiang Pakubuwono XIII, KGPH Benowo, secara terang-terangan menantang keponakannya, KGPH Hangabehi, untuk mengucapkan sumpah di atas Watu Gilang apabila benar ingin menjadi raja.
Watu Gilang merupakan batu pusaka peninggalan Majapahit yang sejak lama menjadi tempat pengambilan sumpah raja-raja Keraton Surakarta.
Ikrar di atas batu ini diyakini memiliki konsekuensi besar, bahkan disebut-sebut mempertaruhkan keselamatan jiwa.
Baca juga: Pakubuwono XIV Naik Takhta, GKR Timoer Sebut Sinuhun Ingin Rangkul Keluarga: Ada Satu Dua Tercecer
Tantangan ini muncul setelah KGPH Hangabehi dinobatkan sebagai Pakubuwono XIV oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo pada Kamis (13/11/2025).
Namun hanya dua hari berselang, Sabtu (15/11/2025), Gusti Purbaya atau KGPAA Hamangkunegoro, yang merupakan adik kandung Hangabehi sekaligus putra mahkota, justru menjalani prosesi jumenengan dan resmi dinyatakan sebagai Pakubuwono XIV.
Situasi ini kian menegaskan adanya dua pihak yang mengklaim tahta raja, sehingga KGPH Benowo merasa perlu menegaskan kembali prinsip dasar penunjukan raja di lingkup Kasunanan Surakarta.
Ia menekankan bahwa penentuan raja sepenuhnya merupakan hak raja sebelumnya, bukan semata-mata berdasarkan urutan usia.
Di hadapan awak media, ia mencontohkan bahwa sejarah keraton tidak selalu menetapkan anak tertua sebagai pewaris tahta.
“Dari dulu, pasti ada cocok dan tidak cocok. Pasti ada tandingan-tandingan (Raja Keraton Solo). Apalagi dia (KGPH Hangabehi) merasa lebih tua,” ujarnya.
“Tapi, lebih tua bukan berarti harus jadi raja. Contohnya, bapak saya (Pakubuwono XII) bukan yang tertua, anak bontot. Pakubuwono X juga, bukan (anak) yang tertua,” tambahnya.
KGPH Benowo menyebut bahwa Gusti Purbaya telah mengikuti tradisi yang seharusnya dilakukan calon raja, yaitu mengikrarkan diri di hadapan Watu Gilang.
“Kemarin, Sinuhun yang ini (Gusti Purbaya) sudah mengikrarkan diri menjadi pengganti Pakubuwono XIII.
Di sini di Watu Gilang, (batu) itu dibawa dari Majapahit,” tuturnya.
Menurutnya, sumpah pengangkatan raja tidak bisa dilakukan sembarangan atau di tempat lain.
“Jadi kalau mengucap sumpah (Raja Keraton Solo) harus di atas itu. Ini bukan main-main, saya nggak berani,” katanya.
Sumber: Tribun Solo
| Pakubuwono XIV Naik Takhta, GKR Timoer Sebut Sinuhun Ingin Rangkul Keluarga: Ada Satu Dua Tercecer |
|
|---|
| Gelar Panembahan Ada Kaitan dengan Bebadan Baru? Ini Penjelasan GKR Timoer: Sabdanya Raja Sendiri |
|
|---|
| Seberapa Tinggi Gelar Panembahan? Diberikan PB XIV ke 3 Kerabat Keraton Surakarta, Ini Kata Pengamat |
|
|---|
| Pakubuwono XIV Naik Takhta, 3 Sosok Ini Dapat Gelar Panembahan, Pengamat Sejarah: Pangkat Tertinggi |
|
|---|
| Alasan Respati Tak Ada di Upacara Kenaikan Tahta Pakubuwono XIV Purboyo, Ternyata Ada Agenda Penting |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/KELUARGA-KERATON-SURAKARTA-KGPH-Benowo-dan-Hangabehi.jpg)