Drama Keraton Surakarta
Masih Masa Berkabung, Sinuhun Pakubuwono XIV Tetap Gelar Jumenengan, Tedjowulan: Fokus Mendoakan
Masih dalam masa berkabung, Sinuhun Pakubuwono XIV Purboyo tetap menggelar Jumenengan, KGPA Tedjowulan pun memberikan responnya
Editor: Nafis Abdulhakim
Menurutnya, sejarah mencatat bahwa upacara kenaikan takhta para raja terdahulu hampir selalu digelar dalam masa berkabung.
Ia menjelaskan bahwa jumenengan Pakubuwono XIII justru menjadi yang paling lama jaraknya setelah wafatnya raja sebelumnya. Pada periode-periode sebelumnya, jumenengan hanya berselang beberapa hari.
“Kenaikan tahta itu terlama Pakubuwono XIII. Berdasarkan Pustaka Sri Radya Laksana selang waktu jumenengan nata setelah mangkatnya susuhunan PB II ke PB III berselang waktu 6 hari setelah PB II wafat.
Di PB III ke PB IV berselang 3 hari. IV ke V berselang 9 hari.
Kemudian PB V ke VI 10 hari. PB VI ke VII 4 hari. PB VII ke VIII 7 hari. VIII ke IX 2 hari. IX ke X 13 hari. X ke XI 64 hari.
Berikrar di depan jenazah baru jumenengan 64 hari. XI ke XII 10 hari. Terlama Pakubuwono XIII 101 hari. Sudah lewat masa berkabung makanya ada bedhaya ketawang,” jelasnya.
Apa Itu Jumenengan?
Dalam tradisi Keraton Surakarta, Jumenengan berasal dari kata dumeneng yang berarti “berdiri” atau “naik takhta.”
Prosesi ini tidak sekadar seremoni politik, melainkan upacara agung yang menandai penobatan raja sebagai pemimpin tertinggi yang mengemban amanat menjaga kehidupan masyarakat, adat, serta keseimbangan alam.
Ritual lengkapnya disebut Jumenengan Dalem Nata Binayangkare, sebuah prosesi yang sarat makna spiritual dan simbolik.
Dikutip dari Kompas.tv, tradisi ini memosisikan seorang raja sebagai wakil Tuhan di bumi, sosok yang wajib menjaga harmoni antara manusia, alam semesta, dan Sang Pencipta.
Karena itu, Keraton Surakarta tetap mempertahankan tata cara adat yang ketat dalam pelaksanaan Jumenengan.
Rangkaian upacara umumnya meliputi wilujengan, pembacaan sabda raja, hingga penobatan resmi yang disaksikan keluarga keraton dan tamu kehormatan.
Berbagai kesenian tradisional seperti gamelan, tari bedhaya, dan puspa warsa turut mengiringi prosesi, memperkuat nuansa sakral yang telah diwariskan turun-temurun.
Sebelum rangkaian Jumenengan digelar, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo telah mendeklarasikan dirinya sebagai Pakubuwono XIV.
Pengumuman itu disampaikan menjelang pemberangkatan jenazah PB XIII ke Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri pada Rabu (5/11/2025).
Sumber: Tribun Solo
| Masih Masa Berkabung, Sinuhun Pakubuwono XIV Tetap Gelar Jumenengan, Tedjowulan: Fokus Mendoakan |
|
|---|
| 5 Kerabat Terima Kekancingan Pakubuwono XIV Hamangkunegoro setelah Jumenengan, Siapa Saja? |
|
|---|
| Sosok GRAy Dewi Ratih, Anak Ketiga Pakubuwono XIII Dapat Kekancingan, Kerap Ngonten Bareng Kakak |
|
|---|
| Sosok KGPH Dipokusumo, Adik KGPA Tedjowulan Terima Kekancingan dari Pakubuwono XIV, Ternyata Dosen |
|
|---|
| Sosok GRAy Devi Lelyana Dewi, Terima Kekancingan dari Pakubuwono XIV Hamangkunegoro |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/Raja-Keraton-Kasunanan-Solo-yang-baru-SISKS-Pakubuwono-PB-XIV-Hamengkunegoro.jpg)