Berita Viral
Momen Alot Rebut Bilqis! Suku Anak Dalam Minta Ganti Rugi Rp 85 Juta, Temenggung Pakai Uang Pribadi
Temenggung menegaskan tidak ada barter mobil Pajero dengan Bilqis, dia meminjamkan uang pribadi Rp 85 juta kepada keluarga Suku Anak Dalam
Editor: jonisetiawan
Ringkasan Berita:
- Bilqis diculik, dijual berantai, hingga dibawa ke komunitas Suku Anak Dalam
- Proses penjemputan kembali melibatkan tokoh adat dan kepolisian
- Isu barter mobil Pajero dibantah dan solusi jaminan dibuat untuk mengembalikan Bilqis
TRIBUNTRENDS.COM - Sebuah kisah pelik kembali mencuat dari pedalaman Merangin, Jambi, ketika Temenggung Jhon, tokoh berpengaruh di komunitas Suku Anak Dalam (SAD) sekaligus mediator pihak kepolisian saat proses penjemputan di permukiman SAD, membantah keras isu yang menyebutkan bahwa mobil Mitsubishi Pajero milik Mery Ana digunakan sebagai barter dengan Bilqis Ramadhany (4).
Menurutnya, proses “tebus-menebus” anak korban penculikan asal Makassar tersebut jauh lebih rumit, sensitif, dan tidak sesederhana kabar yang beredar.
Baca juga: Jeritan Anak Kandung Bongkar Kejahatan! Ibu Penculik Bilqis Diduga Tega Jual Dua Anak Sendiri
Jejak Awal dan Perpindahan Bilqis dari Makassar ke Jambi
Segala peristiwa kelam ini bermula ketika Bilqis Ramadhany diculik oleh Sri Yuliana di Makassar, Sulawesi Selatan, lalu dijual melalui platform Facebook.
Seorang perempuan asal Sukoharjo, Jawa Tengah, Nadia Hutri, kemudian membeli Bilqis dengan harga Rp 3 juta dan datang langsung ke Makassar untuk menjemput sang anak.
Tidak berhenti sampai di situ, Sri Yuliana kembali memperjualbelikan Bilqis, kali ini kepada pasangan Mery Ana dan Ade Friyanto Syaputra, warga Merangin, Jambi.
Bilqis kemudian dibawa ke Merangin setelah dijual dengan nilai Rp 15 juta.
Pertemuan dengan Komunitas Suku Anak Dalam
Setibanya di Merangin, Mery Ana membawa Bilqis ke wilayah Mentawak, yang merupakan pemukiman SAD.
Di sana ia bertemu pasangan suami istri Begendang dan Ngerikai, dan menyampaikan bahwa orang tua kandung Bilqis hidup dalam kondisi ekonomi sangat sulit sehingga tidak mampu merawat anak tersebut.
"Dia bilang sama rombongan Sikar (Begendang dan Ngerikai), ekonomi Mery pun susah. Kata Mery, kalau Bapak (Begendang) niat nak ngurus anak ini, yo, uruslah," ujar Jhon.
Awalnya, Begendang dan Ngerikai menolak, lantaran takut merawat anak dari luar komunitas, kecuali jika ada hubungan keluarga yang jelas.
Namun kemudian Mery mengaku bahwa Bilqis masih satu keluarga dengannya, sehingga pasangan SAD tersebut mulai mempertimbangkan permintaan itu.
"Mery bilang ke Begendang anak itu masih keluarga si Mery. Tapi, Mery minta untuk uang Rp 85 juta, yang katanya biaya selama mengurus si Bilqis," ungkap Jhon.
| Penyidikan Massal di SMAN 72: Polisi Periksa 46 Siswa, Serpihan Ledakan dari Tubuh Korban Disita |
|
|---|
| Ahmad Sahroni Membangun Ulang Rumah di Tanjung Priok yang Dijarah Massa dan Ini Harapan Baru |
|
|---|
| Terbongkar! Identitas Asli dan Profesi 'Sister Hong dari Lombok' yang Menghebohkan Jagat Maya |
|
|---|
| Polemik Suksesi Takhta Keraton Solo: Keterkejutan Maha Menteri Tedjowulan dan Minta Nunggu 40 Hari |
|
|---|
| Duduk Perkara Perebutan Takhta Keraton Solo Pasca-Wafatnya Pakubuwono XIII |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/Suku-Anak-Dalam-buka-suara-soal-kasus-penculikan-Bilqis.jpg)