Pembunuhan Dosen di Jambi
Kejam Sekali! Bripda Waldi Akting Kaget Usai Bunuh Dosen Erni, Ciptakan Ilusi Korban Masih Hidup
Bripda Waldi (22) pura-pura kaget usai bunuh dosen Erni Yuniarti (37), dia sempat bikin skenario seakan-akan korban masih hidup.
Editor: jonisetiawan
Ringkasan Berita:
- Bripda Waldi (22), mantan kekasih dosen Erni Yuniarti (37), membunuh korban karena sakit hati dan penolakan dalam hubungan mereka
- Aksi Waldi dilakukan dengan perencanaan matang: membersihkan jejak darah, membawa kabur motor, mobil, iPhone, dan perhiasan korban
- Tragedi ini menyoroti retaknya kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian dan menunjukkan kebrutalan dan pengkhianatan terhadap amanah profesi
TRIBUNTRENDS.COM - Malam itu sunyi di Perumahan Al-Kausar, Kabupaten Bungo. Tak ada yang menyangka, di balik dinding rumah bernuansa tenang itu, sedang berlangsung kisah kelam yang akan mengguncang satu negeri.
Seorang dosen muda yang dikenal ramah dan berprestasi, Erni Yuniarti (37), ditemukan tewas mengenaskan.
Tubuhnya penuh luka, wajahnya menyimpan sisa ketakutan terakhir sebelum maut datang.
Dan yang lebih mengiris, pelakunya bukan orang asing melainkan mantan kekasihnya sendiri, seorang polisi muda bernama Bripda Waldi (22).
Sosok yang seharusnya menjadi pelindung, justru berubah menjadi pemburu.
Baca juga: 5 Fakta Polisi Bunuh Dosen Cantik di Jambi, Hubungan Asmara hingga Aksi Sadis, Pelaku Sempat Akting
Cinta yang Berubah Jadi Amarah
Erni adalah dosen di Universitas IAK SS Muaro Bungo. Sosok berpendidikan, lemah lembut, dan dikenal baik di lingkungan tempat tinggalnya.
Namun di balik karier dan senyum sopannya, rupanya ia terjebak dalam kisah cinta yang berujung maut.
Bripda Waldi yang kala itu masih muda dan bertugas di Polres Tebo adalah kekasih lamanya. Hubungan mereka sempat kandas, tapi komunikasi tetap berjalan.
Menurut penyidik, Waldi beberapa kali mencoba memperbaiki hubungan. Namun upayanya selalu menemui penolakan.
Penolakan itu rupanya menjadi bara yang perlahan membakar hati sang polisi muda.
Rasa cinta berubah menjadi obsesi, dan obsesi itu akhirnya menjelma menjadi kebencian yang menuntun pada pembunuhan paling tragis di tahun 2025.
“Motifnya adalah rasa sakit hati akibat penghinaan dan ejekan korban terhadap pelaku dengan kalimat kasar yang terjadi saat keduanya berada di kamar,” kata AKP Ilham, Kasat Reskrim Polres Bungo, (4/11/2025), dikutip dari Kompas.com.
Rencana yang Dijalankan dengan Dingin
Kematian Erni bukanlah hasil dari amarah sesaat.
Penyidik menemukan jejak perencanaan yang rapi dan licik seolah Waldi telah menyiapkan semuanya dengan hati beku.
Setelah menghabisi nyawa Erni di rumahnya pada Sabtu malam, 1 November 2025, Waldi tidak langsung kabur.
Ia sempat mengepel lantai, membersihkan darah, dan menata ulang rumah agar tampak normal.
Baca juga: Satu Nasihat yang Tak Sempat Didengar Dosen Erni Sebelum Dibunuh Bripda Waldi, Tetangga Wanti-wanti
Lalu ia membawa kabur motor Honda PCX, mobil Honda Jazz, iPhone, dan perhiasan emas milik korban bukan hanya untuk menghapus jejak, tapi juga menutupi niat jahatnya di balik topeng tenang seorang anggota polisi.
Yang membuat publik gemetar adalah taktik penyamarannya.
“Pelaku ini memakai wig, rambut palsu, untuk keluar masuk rumah. Ini untuk mengelabui CCTV dan warga. Jadi yang terlihat adalah orang gondrong,” ujar Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono.
Rekaman CCTV yang sempat viral menunjukkan sosok pria berhelm, bermasker, berwajah tenang tanpa tanda bersalah sedikit pun.
Tak ada yang tahu, pria itu baru saja membunuh seseorang yang dulu ia cintai.
Aktor yang Berpura-pura Berduka
Namun kebohongan Waldi tidak berhenti di sana. Ketika kabar kematian Erni tersebar, ia pura-pura kaget.
Dalam percakapan WhatsApp dengan adik korban, Anis, ia bahkan sempat mengucapkan belasungkawa.
“Mbak Erni ndak ada lagi bg. Maafin kesalahan Mbak Erni ya bang,” tulis Anis.
“Maksudnya kk?” balas Waldi, seolah tak percaya.
“Dirampok bang, Mbk Erni udah nggak ada…” jawab sang adik.
“Seriusan kk? Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita kak, dak nyangka kami ini kak,” tulis Waldi.
Percakapan itu kini viral di media sosial, menjadi bukti bagaimana aktor kejahatan ini memainkan peran duka dengan sangat meyakinkan.
Lebih dari itu, penyidik menemukan fakta mencengangkan ponsel Erni sempat membalas pesan sahabatnya setelah waktu kematian diperkirakan terjadi.
Pesan itu diduga diketik oleh Waldi sendiri, untuk menciptakan ilusi bahwa korban masih hidup.
Ia bukan hanya membunuh tubuh Erni, tapi juga mencoba membunuh kebenaran.
Baca juga: Rencana Rapi Bripda Waldi di Balik Pembunuhan Dosen Jambi, Sperma di Celana Ungkap Fakta Kelam
Polisi yang Menodai Seragamnya
Publik kini menyaksikan tragedi ini dengan perasaan campur aduk marah, kecewa, dan tak percaya.
Bagaimana bisa seorang polisi muda, yang disumpah untuk melindungi, justru menjelma menjadi pelaku kejahatan?
Kasus ini bukan sekadar kisah cinta yang berakhir tragis. Ini adalah cermin retak dari institusi yang sedang diuji, dan dari manusia yang kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
“Pelaku ini bengis dan kejam,” tegas Kapolres Bungo AKBP Natalena.
Ia menambahkan, dari hasil olah TKP, kekerasan yang dialami korban menunjukkan tingkat kebrutalan tinggi.
Kini, Bripda Waldi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya bukan hanya di hadapan hukum, tapi juga di hadapan nurani bangsa.
***
(TribunTrends)
| Kejam Sekali! Bripda Waldi Akting Kaget Usai Bunuh Dosen Erni, Ciptakan Ilusi Korban Masih Hidup |
|
|---|
| Ucapan Kasar Dosen Erni Berujung Maut: Bripda Waldi Sakit Hati, Pembicaraan di Kamar Diungkap Polisi |
|
|---|
| Bukti Mengerikan di RS! Bripda Waldi Pakai Sarung Tangan untuk Hilangkan Jejak Usai Bunuh Dosen Erni |
|
|---|
| Dibunuh Bripda Waldi, Jenazah Dosen EY Diotopsi, Diduga Sempat Disetubuhi: Menunggu 4 Hari Lagi |
|
|---|
| Tak Cuma Bripda Waldi? Polisi Usut Kemungkinan Tersangka Baru, Keluarga Dosen EY Tuntut Keadilan |
|
|---|