Breaking News:

Politik Viral

Purbaya Pantau Pedagang Thrifting yang Marah-marah di TikTok, Menkeu Tak Gentar, Janjikan Kemakmuran

Redam amarah pedagang thrifting, Purbaya meyakini jika mereka beralih menjual produk buatan dalam negeri, masa depan akan jauh lebih cerah.

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
KOMPAS.com/DEBRINATA RIZKY
PADAGANG THRIFTING MARAH - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini, jika pedagang thrifting mau beralih menjual produk buatan industri dalam negeri, masa depan mereka justru akan jauh lebih cerah. 

“Kalau saya ubah jadi barang-barang dalam negeri aja dengan aturan yang pas, dia bisa dagang pelan-pelan.

Industri hidup, lapangan kerja tumbuh, dan nanti daya beli masyarakat meningkat.

Akhirnya, mereka juga akan lebih makmur,” jelasnya penuh keyakinan.

MENKEU PURBAYA CURHAT - Menteri Keuangan Purbaya
MENKEU PURBAYA CURHAT - Menteri Keuangan Purbaya bicara soal pemerintah menutup peredaran barang-barang impor baju bekas atau balpres.(Instagram MenkeuRI)

Industri Tekstil Menjerit: “Kami Sudah Terluka”

Pernyataan Purbaya bukan tanpa dasar. Data menunjukkan, gelombang impor pakaian tanpa label merek yang didominasi produk asal China semakin mengkhawatirkan.

Fenomena ini disebut-sebut menjadi salah satu penyebab utama anjloknya daya saing industri tekstil nasional.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Danang Girindrawardana, mengungkapkan fakta mencengangkan: dalam empat tahun terakhir, sekitar 58 hingga 60 perusahaan tekstil dan garmen di Indonesia gulung tikar.

Penyebab utamanya, kata Danang, adalah kebijakan impor yang terlalu longgar termasuk lahirnya aturan Permendag 8/2024, yang membuka celah bagi praktik impor pakaian jadi tanpa merek.

Fenomena impor pakaian tanpa merek bukan hal baru.

Barang-barang itu biasanya masuk dari China tanpa label, kemudian diberi merek baru oleh importir di Indonesia agar tampak seperti produk lokal.

Baca juga: Momen Tegang Pertemuan Purbaya dan Prabowo, Menkeu Berkali-Kali Ditanya Hal yang Sama: Berani Kamu?

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa API sudah lama melaporkan masalah ini kepada pemerintah bahkan sejak masa Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki masih menjabat.

Namun laporan itu, kata Danang, belum sepenuhnya ditindaklanjuti secara serius.

Harapan di Tengah Gelombang Protes

Di tengah suara kritik dan kemarahan di media sosial, Purbaya Yudhi Sadewa memilih tetap berdiri di jalur kebijakan yang diyakininya benar.

Ia tahu, keputusannya tidak populer di mata sebagian rakyat kecil. Namun baginya, tugas seorang Menteri Keuangan bukan mencari tepuk tangan, melainkan memastikan ekonomi nasional tetap berdiri kokoh di atas fondasi yang sehat.

Ia percaya, menutup keran impor ilegal bukan berarti mematikan rezeki rakyat, melainkan mengubah arah agar ekonomi tumbuh di tanah sendiri.

Dan di balik setiap langkah tegasnya, Purbaya memendam harapan sederhana agar suatu hari, mereka yang kini marah justru menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi Indonesia.

***

(TribunTrends/Jonisetiawan)

Halaman 2/2
Tags:
PurbayathriftingMenkeuMenteri KeuanganTikTok
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved