Hanya Ditarik 6-8 Kuda, Kereta Jenazah Rata Pralaya Simbol Kepergian Agung Raja Solo, Penuh Makna
Sebelum dimakamkan, almarhum akan diarak menggunakan kereta kuda dari Keraton Surakarta Hadiningrat menuju Loji Gandrung.
Penulis: Sinta Manila
Editor: Sinta Manila
Ringkasan Berita:
- Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII, wafat pada Minggu (2/11/2025) pagi.
- Jenazah mendiang raja akan dimakamkan di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, pada Rabu (5/11/2025).
- Jenazah akan diarak menggunakan kereta jenazah Rata Pralaya dari Keraton Surakarta Hadiningrat menuju Loji Gandrung.
TRIBUNTRENDS.COM - Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII, wafat pada Minggu (2/11/2025) pagi setelah menjalani perawatan intensif sejak akhir 2024 akibat komplikasi sejumlah penyakit yang dideritanya.
Jenazah mendiang raja akan dimakamkan di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, pada Rabu (5/11/2025) mendatang.
Sebelum dimakamkan, almarhum akan diarak menggunakan kereta kuda dari Keraton Surakarta Hadiningrat menuju Loji Gandrung, rumah dinas Wali Kota Solo, sebagai bagian dari prosesi penghormatan terakhir.
Baca juga: Nomor Serdik PPG Kemenag Batch-2 2025 Resmi Dirilis! Begini Cara Cek di Laman PISN Kemendiktisaintek
Kereta jenazah yang dipakai adalah Kereta Rata Pralaya.
Apa itu Kereta Rata Pralaya?
Sebuah kereta jenazah berwarna putih yang hanya digunakan oleh para raja-raja.
Ada kisah penuh makna di balik adanya kereta jenazah Rata Pralaya ini.
Melansir dari TribunSolo, kereta jenazah ini hanya digunakan untuk jenazah Raja.
Menurut Gusti Puger, kereta tersebut merupakan peninggalan bersejarah yang telah digunakan sejak masa pemerintahan Paku Buwono VII, dan sempat direstorasi pada era PB X.
“Kereta ini sudah ada sejak PB VII, jadi usianya lebih dari 100 tahun,” ujar Gusti Puger di kompleks Keraton Kasunanan Surakarta, Minggu (2/11/2025.
Kereta ini memiliki fungsi khusus, hanya digunakan dalam prosesi pengantaran jenazah raja dari dalam Ndalem Keraton menuju titik pemberangkatan terakhir.
Meski fungsinya tetap sama, rute kirab kali ini akan sedikit berbeda dengan prosesi yang pernah dilakukan pada masa PB X.
“Dulu pada masa PB X, jenazah dibawa ke Stasiun Balapan karena akan diberangkatkan ke Imogiri menggunakan kereta api.
Kali ini, rutenya akan menyesuaikan, mirip seperti prosesi PB XII,” jelasnya.
Rencananya, iring-iringan kirab jenazah akan melibatkan para sentono, abdi dalem, prajurit keraton, serta kerabat kerajaan.
Sumber: TribunTrends.com
| Fakta Kasus Suap Libatkan Bupati Ponorogo-Dirut RSUD, Sugiri Sancoko Diduga Dapat Rp 2,6 Miliar? |
|
|---|
| Fakta Kasus Suap Bupati Sugiri Sancoko-Dirut RSUD Ponorogo, Ditetapkan Tersangka, Kena OTT KPK |
|
|---|
| Langkah Surya Paloh usai Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan MKD, Bakalan PAW? |
|
|---|
| Apa Itu PAW? Kata Viral Saat Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan MKD |
|
|---|
| Jadi Tersangka dan Dapat Kiriman Bunga, Roy Suryo Tetap Yakin Soal Ijazah Jokowi: Bohong Itu |
|
|---|