SPBU CURANG
Siasat Licik Husni Pengawas SPBU di Bogor Kurangi Takaran BBM Pakai Remote HP, Pembeli Ngelus Dada
Inilah siasat licik Husni Zainun Arum, pengawas SPBU di Sentul, Bogor yang ketahuan kurangi takaran BBM menggunakan remote kontrol.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNTRENDS.COM - Terungkap sudah siasat licik Husni Zainun Arum, pengelola SPBU di Sentul, Bogor, Jawa Barat yang mengurangi takaran BBM menggunakan remote kontrol.
Dalam kasus ini, Husni Zainun Arum yang bertugas sebagai pengawas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-16712 di Jalan Alternatif Sentul, Bogor, Jawa Barat meraup cuan hingga Rp3,4 miliar pertahun atas kelicikannya.
Kini Husni Zainun Arum resmi menjadi tersangka dan terancam mendapatkan hukuman berat atas perbuatan liciknya mengurangi takaran BBM.
Kecurangan yang dilakukan di SPBU ini mengorbankan ribuan konsumen, dengan keuntungan besar yang didapatkan oleh pengelola yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 3,4 miliar setiap tahun.
Tak hanya itu, modus operandi yang digunakan pun sangat canggih, mengandalkan perangkat elektronik yang dapat dioperasikan secara remote control dan sakelar otomatis untuk mengurangi takaran bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax.
Melalui penyelidikan oleh Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri, terungkap bahwa perangkat elektronik yang dipasang secara tersembunyi di bawah dispenser tidak hanya mengurangi takaran BBM yang disalurkan.
Ia juga berhasil mengelabui petugas metrologi legal yang biasanya memeriksa dispenser setiap tahun.
Tentu cara licik yang dilakukan Husni membuat pembeli ngelus dada dan prihatin.
Perangkat ini terhubung dengan panel listrik yang dapat mengubah jumlah BBM yang disalurkan tanpa terdeteksi.
Brigjen Nunung dari Dirtipidter Bareskrim Polri menyatakan, "Keuntungan dari kecurangan ini, tiap tahun mereka mendapat keuntungan Rp 3,4 miliar."
Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa kecurangan ini sudah berlangsung cukup lama.
Meskipun pengelola SPBU, Husni Zainun Arun, sempat mengaku bahwa kecurangan tersebut baru berlangsung dua bulan, penyidik menemukan fakta bahwa perangkat pengurangi takaran BBM tersebut sudah terpasang jauh sebelum pengakuan tersebut.
Penyelidikan pun semakin mendalam, dan hingga saat ini, delapan orang saksi telah diperiksa.
Polisi tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain, termasuk kemungkinan keterlibatan pemilik SPBU.
Brigjen Nunung menambahkan, “Tinggal nanti kita gali, lakukan pendalaman, berapa tahun dia sudah beroperasional SPBU ini sehingga kita tahu keuntungan total mereka selama ini. Tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah.”