Politik Viral
Purbaya Harus Tahu! Ternyata Ini Alasan Pedagang Tolak Jual Produk Lokal: Modelnya Nggak Tren
Terungkap sudah alasan pedang pakaian bekas di Pasar Senen menolak untuk jual produk lokal, Menteri Keuangan Purbaya harus tahu.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Gelisah mulai menyelimuti lorong-lorong sempit Pasar Senen, Jakarta Pusat. Aroma kain bekas yang khas, deretan jaket vintage, hingga suara pedagang yang memanggil pembeli kini terasa lebih muram dari biasanya.
Semua bermula dari rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang berniat memberlakukan denda bagi pelaku impor pakaian bekas ilegal kebijakan yang di satu sisi dimaksudkan untuk menertibkan pasar dan melindungi industri tekstil nasional, namun di sisi lain dianggap sebagai ancaman bagi ribuan pedagang kecil yang hidup dari dunia thrifting.
Di Blok III Pasar Senen, yang dikenal sebagai jantung thrifting Ibu Kota, para pedagang mulai merasakan dampak pembatasan impor.
Stok menipis, omzet anjlok, dan masa depan usaha mereka kian tak menentu.
Baca juga: Purbaya Bikin Heboh Pasar Senen: Pedagang Thrifting Curhat Omzet Anjlok, Kebijakan Menkeu Dikritik
“Kalau peraturan besar kayak begitu keluar, pasti menimbulkan ketakutan. Karena dianggap ilegal, pasar bisa tergeser,” ujar Khairul (27), pedagang yang hampir satu dekade menggantungkan hidupnya di sana.
Menurutnya, daya tarik utama Pasar Senen bukan sekadar harga murah, tetapi kualitas barang impor yang dinilai lebih unggul dibanding produk lokal.
“Kalau dilarang, pembeli bisa kabur. Barang luar beda kelasnya,” katanya lirih.
Omzet Menurun, Gudang Kekeringan Barang
Sebelum kebijakan pembatasan diberlakukan, Khairul bisa meraup omzet hingga Rp 4 juta per hari. Kini, penghasilannya nyaris separuh.
“Sebelumnya bisa dapat sampai Rp 4 juta per hari. Sekarang cuma dua sampai tiga juta,” tuturnya.
Gudang-gudang pemasok di Bandung yang biasa mendatangkan barang dari Jepang dan Korea pun mulai kesulitan.
“Barang dari gudang enggak sebanyak dulu. Nunggu lama, harganya juga naik,” tambahnya.
Sementara itu, biaya operasional terus menanjak. Sewa kios di Pasar Senen kini mencapai Rp 300 juta per tahun dua kali lipat dari harga kios di Tanah Abang.
“Tapi penjualan malah turun. Banyak teman yang sudah tutup karena enggak kuat bayar sewa,” kata Khairul.
Sebagian pedagang memilih memperkecil lapak demi bertahan. Namun, banyak juga yang sudah bersiap angkat kaki.
Sumber: TribunTrends.com
| Kabar dari Purbaya: Dua Kondisi yang Bisa Bikin Iuran BPJS Naik, Menkeu Buka Dua Syarat Rahasia |
|
|---|
| Purbaya Bikin Heboh Pasar Senen: Pedagang Thrifting Curhat Omzet Anjlok, Kebijakan Menkeu Dikritik |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Santai Hadapi Penggeledahan, Kejagung Ambil Dokumen Penting dari Bea Cukai |
|
|---|
| Di Mata Purbaya, Programmer Korea di Proyek Coretax Tak Ada Nilainya, Hasil Kerjanya Ecek-ecek |
|
|---|
| Kata-Kata Anak Purbaya yang Bikin Aktivis Murka, Yudo Sadewa Sindir Demo Mahasiswa: Mereka Dibayar |
|
|---|