Breaking News:

Berita Viral

Gelar Pesta Malam Natal 2.600 Pekerja di Prancis Makan Besar, Apes 700 Orang Keracunan 'Menyakitkan'

Otoritas kesehatan telah meluncurkan penyelidikan untuk mengetahui penyebab wabah keracunan massal di antara 700 karyawan yang dilaporkan.

Freepik
Ilustrasi seorang pria mengalami sakit perut karena keracunan makanan 

Puluhan warga tersebut mengalami gejala pusing, mual, dan muntaber setelah menyantap hidangan setelah acara Perayaan Hari Besar Islam (PHBI), Minggu (1/10/2023).

Ilustrasi seorang pria mengalami sakit perut
Ilustrasi seorang pria mengalami sakit perut (Freepik)

Sofiyah, Bidan Desa Ciharashas mengatakan, saat ini jumlah warga yang mengalami keracunan tercatat ada sebanyak 78 orang, terdiri dari 30 anak-anak dan 48 lainya dewasa.

"Penangan warga yang mengalami keracunan sempat dilakukan di musola atau madrasah di sekitar lokasi kejadian karena jarak ke Puskesmas dan Rumah Sakit jauh," katanya pada wartawan, Senin (2/10/2023).

Dari puluhan korban itu lanjut dia, yang sempat ditangani di musala tersebut, empat di antaranya di rujuk ke RSUD Cianjur empat orang, dua di RS Dr Hafidz, dan empat lainya di Puskesmas Cilaku.

"Hingga pagi tadi korban yang sempat pulang, kembali lagi ke musala, karena kembali mengalami gejala mual pusing, dan muntaber. Jadi korban yang masih ditangani di musala ada tiga orang," katanya.

Ia mengatakan, puluhan warga yang mengalami keracunan tersebut rata-rata rasakan gejala mual, pusing, dan muntaber, hingga dehidrasi.

"Saat ini beberapa korban yang masih menajalani penangan dan perawatan kondisinya sudah mulai membaik," kata dia.

Korban keracunan saat menjalani penanganan nakes di Musala, Desa Ciharashas, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Senin (2/10/2023).
Korban keracunan saat menjalani penanganan nakes di Musala, Desa Ciharashas, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Senin (2/10/2023). (Tribun Jabar/Fauzi Noviandi)

Apes! Kakek Baru Sehari Jual Cimin, Kini Diperiksa Polisi, Diduga Bikin Puluhan Murid SD Keracunan

Nasib apes kakek 74 tahun, baru sehari jualan cimin, kini malah diperiksa polisi.

Diduga, cimin alias aci mini jualannya sebabkan puluhan murid SD di Bandung Barat keracunan, bahkan 1 di antaranya sampai meninggal dunia.

Bagaimana kabar lengkapnya?

Diketahui, TA (74) baru sehari berjualan aci mini alias cimin.

Nahas, cimin itu diduga menjadi penyebab puluhan SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), keracunan.

Seperti diketahui, 34 siswa SDN Jati 3 keracunan diduga setelah mengonsumsi cimin.

Satu di antaranya meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Korban memiliki penyakit penyerta, yakni thalassemia.

Baca juga: Diduga Keracunan Gas, Warga Aceh yang Mengungsi di Kantor Camat kini Sudah Kembali, Kondisi Normal

Orangtua siswa saat menunggu anaknya yang keracunan di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023)
Orangtua siswa saat menunggu anaknya yang keracunan di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023) (hilman kamaludin/tribun jabar)

Miati (43), anak TA, mengatakan, ayahnya itu berjualan cimin baru satu hari.

TA sebelumnya berjualan makanan lain yakni aromanis.

"Awalnya jualan (aromanis) baru dua minggu.

Kalau bikin dan jualan cimin baru kemarin, hari Selasa (26/9)," ujar Miati di Saguling, Jumat (29/9/2023).

Miati mengatakan, semua bahan untuk membuat cimin dibeli dari warung.

Bahan baku itu kemudian diolah di rumah lalu dimasukkan ke dalam kulkas.

"Jadi bikin dulu (cimin di rumah), terus ketika sudah dingin dimasukin ke dalam kulkas.

Pagi-pagi dijual," katanya.

TA, kata Miati, membuat cimin dengan terigu satu kilogram.

Lalu ketika sudah habis ditambah lagi setengah kilogram sehingga pada hari itu total menghabiskan terigu satu setengah kilogram.

Miati mengatakan, TA menjajakan Cimin di MI Cibanteng pada pagi hari, lalu pindah ke SDN Jati pada siangnya.

"Sebelumnya enggak ada apa-apa.

Bahkan sebelum dijual, cucu-cucunya juga sudah mengonsumsi, makan di rumah.

Saya juga habis bikin dan makan juga," katanya.

Baca juga: Minum Capcin, 10 Siswa MTs di Tulungagung Keracunan, 5 Dirawat, Derita Pusing, Mual dan Muntah

Murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang mengalami keracunan saat dirawat di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).
Murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang mengalami keracunan saat dirawat di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023). (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Setelah kejadian itu, petugas kesehatan dari Puskesmas Saguling langsung mengambil tujuh sampel bahan baku cimin untuk diuji laboratorium di Labkesda Jabar.

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan, mengatakan, sampel yang diambil untuk diuji itu yakni terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan bahan baku cimin tepung singkong tapioka.

"Tadi sudah diambil sampel bahan olahan cimin dan bumbunya termasuk bumbu pedasnya (untuk diuji laboratorium)," ujar Burhan.

Diperiksa polisi

Setelah peristiwa itu, TA diperiksa polisi pada Kamis (28/9/2023).

"Pedagang yang menjual cimin sedang kita lakukan pemeriksaan di Mapolsek Batujajar," ujar Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono, saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis.

Pemeriksaan tersebut, kata Aldi, dilakukan untuk menggali informasi dari pedagang terkait terjadinya peristiwa keracunan massal yang dialami oleh puluhan siswa hingga satu di antaranya meninggal dunia.

"Kami mendapat informasi bahwa pada hari Selasa di SDN Jati 3 ketika istirahat membeli makanan cimin.

Kemudian setelah itu banyak yang perutnya sakit dan sebagainya, kemudian dibawa ke Puskesmas Saguling," katanya.

Baca juga: Warganet Heboh Ikan Dory Finding Nemo Dimasak, Benarkah Bisa Bikin Keracunan? Ini Penjelasan Pakar

Aldi mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya, ada 34 siswa yang mengalami keracunan tersebut.

Satu di antaranya kehilangan nyawa.

Selain melakukan pemeriksaan terhadap pedagang cimin itu, pihaknya juga sudah mengambil sampel makanan tersebut untuk dilakukan uji laboratorium di Labkesda Jabar.

"Kami dari Polres Cimahi dan Polsek Batujajar, mengambil langkah-langkah.

Pertama mengambil sampel makanan yang dijual oleh pedagang dan pedagang yang menjual sedang kita lakukan pemeriksaan," ucap Aldi.

Sementara untuk kondisi pasien atau korban keracunan yang mendapat perawatan di Puskesmas Saguling itu kondisinya sudah membaik dan dalam waktu dekat ini mereka sudah bisa ke rumahnya masing-masing. (*)

Diolah dari artikel Kompas.com dan TribunJabar.id.

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Tags:
berita viral hari iniNatalPranciskeracunan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved