Breaking News:

Pencarian Resmi Dihentikan, Ditemukan 75 Korban Erupsi Gunung Marapi, 23 Tewas '52 Orang Selamat'

Proses pencarian korban erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat, resmi dihentikan, Rabu (6/12/2023) pukul 20.00 WIB.

TribunPadang.com/Panji Rahmat
Petugas gabungan bersiap-siap untuk pergi mengevakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang masih berada di puncak, Selasa (5/12/2023). Hari ini ada operasi kedua setelah gunung itu meletus pada Minggu (3/12/2023) siang. 

Suara gemuruh ini hanya awal dari proses erupsi Gunung Marapi. 

Saat bersembunyi di balik batu, ia melihat batu berukuran kepalan tinju orang dewasa melayang-layang.

“Saat salah satu batu menuju ke saya, saya menepisnya dengan tangan kosong yang mengakibatkan jari saya patah,” katanya.

Batu selanjutnya kemudian mendarat di bagian kaki kiri Fadli, yang membuat tulangnya patah.

Tak lama kemudian, asap hitam menyelimuti langit. 

Lalu asap hitam dan debu pekat membekap mata Fadli. Ia benar-benar tidak bisa melihat di sekitarnya.

“Saat itu kami tetap ber-sembunyi di balik batu dan saya tidak mengetahui lagi tentang teman-teman saya yang lain,” lanjutnya.

Muhammad Fadli mengungkapkan kisahnya menyelamatkan diri saat Gunung Marapi erupsi.
Muhammad Fadli mengungkapkan kisahnya menyelamatkan diri saat Gunung Marapi erupsi.

Batu yang beterbangan juga menghantam bagian kepala salah satu temannya sehingga hampir kehilangan kesadaran.

Di tengah situasi asap hitam dan debu disertai hujanbatu, Fadli yang saat itu masih bersama tiga rekannya, perlahan-lahan bergerak turun. 

Mereka berusaha menghindari awan panas.

“Kami terus mencoba bergerak ke arah bawah dengan terus mencari tempat bersembunyi di bebatuan,” katanya.

“Saya mencoba bergeser ke bawah itu, untuk mencari jaringan (sinyal) untuk menghubungi pihak pos penjagaan dan meminta agar kami dijemput,” lanjutnya.

Setelah mendapat beberapa batang sinyal di layar ponsel, Fadli langsung menghubungi pihak Basarnas dan menyampaikan situasi dan keadaannya.

“Pihak Basarnas meminta agar saya menunggu di sebuah pertigaan dan nanti katanya akan dijemput ke sana,” lanjutnya.

Setelah menunggu kurang lebih delapan jam, akhirnya yang ditunggu pun sampai di tempat yang sudah dijanjikan untuk penjemputan.

“Saat tim evakuasi sampai di tempat itu, akhirnya saya bisa lega. 

Karena saya dan tiga teman saya akhirnya bisa selamat walaupun dalam keadaan luka-luka,” lanjutnya.

Korban erupsi gunung marapi.
Korban erupsi Gunung Marapi.

Saat dievakuasi, Fadli mengalami luka patah tulang, besut, dan luka bakar di punggungnya. 

Kondisi ini membuatnya harus digendong anggota tim penyelamat yang melakukan penjemputan. 

Tapi lukanya terasa perih, sehingga i harus ditandu.

“Setelah tiga jam ditandu, akhirnya sayasampai ke pos evakuasi dan akhirnya saya dibawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)) ini,” lanjutnya.

Tak ada tanda-tanda

Fadli menceritakan bahwa dirinya bersama 17 orang temannya yang terdiri dari 12 pria dan lima perempuan, memutuskan untuk naik ke Gunung Marapi pada Sabtu (2/12/2023).

Ia mengatakan “tidak ada firasat” apa pun saat mendaki Gunung Marapi di Sumbar dengan ketinggian hampr setara dengan Gunung Merbabu di Jawa Tengah.

“Kami naik hari Sabtu dan bersama-sama mendaki dan saling membantu dalam segala hal,” katanya.

Baca juga: Kondisi Zhafirah Korban Erupsi Gunung Marapi yang Viral, Sudah Bersama Keluarga: Alhamdulillah

Pada Minggu (3/12/2023) ia bersama belasan temannya langsung menuju puncak untuk melihat matahari terbt dan menikmati pemandngan.

“Sebelum menuju puncak, kami sempat makan terlebih dulu. 

Karena pagi itu kami cukup lapar,” lanjutnya.

Di puncak Gunung Marapi, ia bersama temannya berfoto dan bersenda gurausembari menikmati pemandngan yang indah.

“Sungguh tidak saya sangka gunung akan erupsi

Karena tidak ada tanda-tanda yang kami rasakan,” katanya. (Surya Malang/Kompas)

Artikel ini diolah dari Kompas.com dan Surya Malang

Sumber: Kompas.com
Tags:
Gunung Merapitewaserupsi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved