Breaking News:

Berita Kriminal

AKHIRNYA Tertangkap Pelaku Penusukan Muazin hingga Tewas di Surabaya, 'Kakak Kandung Korban'

Polisi telah menangkap pelaku penusukan muazin di Jalan Kunti Gang 2, Sidotopo, Semampir, Surabaya.

via Tribunnews.com
Ilustrasi mayat pembunuhan. Polisi telah menangkap pelaku penusukan muazin di Jalan Kunti Gang 2, Sidotopo, Semampir, Surabaya. 

TRIBUNTRENDS.COM - Polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku penusukan muazin di Surabaya sesaat sebelum sholat Idul Adha.

Korban yang mendapatkan luka tikaman itu meninggal dunia.

Ternyata pelaku penusukan adalah kakak kandung korban.

Diduga, pelaku mengalami gangguan kejiwaan.

Lantas bagaimana keterangan dari pihak kepolisian?

Baca juga: ASTAGHFIRULLAH Jelang Sholat Ied, Muazin di Surabaya Tewas Ditusuk Kakak Kandung Agak Stres

Polisi telah menangkap pelaku penusukan muazin di Jalan Kunti Gang 2, Sidotopo, Semampir, Surabaya. Petugas belum memberikan keterangan lebih lanjut, lantaran masih proses pemeriksaan.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Herlina mengatakan, polisi berhasil menangkap pelaku penusukan berinisial SA (35) tersebut di Surabaya, pada Jumat (30/6/2023), malam.

Situasi di depan musala dan rumah Moch Faisal, marbut dan muazin di Jalan Kunti Surabaya yang tewas usai ditikam kakak kandung sendiri saat berkelahi
Situasi di depan musala dan rumah Moch Faisal, marbut dan muazin di Jalan Kunti Surabaya yang tewas usai ditikam kakak kandung sendiri saat berkelahi (TribunMadura.com/Luhur Pambudi)

“Sudah terungkap. Iya (pelaku kakak kandung korban),” kata Herlina, kepada media, Minggu (2/7/2023).

Saat ini, polisi masih memintai keterangan lebih lanjut, untuk mengetahui alasan pelaku menusuk korban. Nantinya, SA juga akan menjalani pemeriksaan psikologis, terkait dugaan gangguan kejiwaan.

“Belum kita periksa (gangguan jiwa). Masih pendalaman pelaku,” jelasnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP Arief Ryzki Wicaksana, turut membenarkan penangkapan tersebut.

Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci proses ditangkapnya pelaku.

"Sudah kami tangkap. Nanti detailnya akan kami rilis, sekarang masih proses pemeriksaan," kata Arief.

Sebelumnya, Kapolsek Semampir Kompol Nur Suhud mengatakan, penusukan tersebut berawal ketika pelaku, SA (35), bertengkar dengan ibunya, yakni Kiptiyah, di dalam rumah sekitar pukul 4.49 WIB.

"Saksi (Kiptiyah) kemudian cekcok dengan pelaku, intinya SA meminta uang kepada saksi," kata Nur Suhud, ketika dikonfirmasi, Jumat (30/6/2023).

Kemudian, korban Muhammad Faisal (25), secara tidak sengaja melintas dan melihat pertengkaran tersebut.

Baca juga: Suami Minggat dengan Wanita Lain, Istri Hilang Akal Nekat Bakar Rumah, Pilu 2 Anak Tewas Terpanggang

Ilustrasi Jenazah.
Ilustrasi Jenazah. (Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan)

Dia pun langsung membentak pelaku yang merupakan kakaknya sendiri.

Korban marah karena sang kakak telah membentak ibunya ketika meminta uang.

Akan tetapi, pelaku yang sudah emosi kembali membentaknya hingga terjadi pertengkaran antara keduanya.

"Saksi Siti Khoiriyah bersama dengan saksi Harianto yang saat itu selesai salat subuh langsung melerai keduanya," ujar dia.

Bukanya mereda, pelaku malah semakin emosi dan secara tiba-tiba mengambil sebuah pisau.

Dia kemudian menusukan senjata tajam tersebut ke bagian perut serta pinggang adiknya.

"Harianto yang hendak melerai juga terkena pisau dari pelaku yang nengakibatkan luka di perutnya," pungkasnya. 

ASTAGHFIRULLAH Jelang Sholat Ied, Muazin di Surabaya Tewas Ditusuk Kakak Kandung 'Agak Stres'

Seorang muazin di Surabaya tewas ditusuk oleh kakak kandungnya sendiri saat hendak melaksanakan sholat Idul Adha.

Peristiwa tersebut terjadi di kawasan Jalan Kunti, Gang 2, Sidotopo, Semampir, Surabaya, Kamis (29/6/2023) dini hari. 

Korban sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak bisa tertolong.

Lantas bagaimana kronologi penikaman itu?

Baca juga: ASTAGHFIRULLAH Istri Pedagang Sate Sempat Tutupi Penyebab Suami Tewas, Tak Bilang Ditikam tapi Sakit

Insiden berdarah menodai hikmatnya perayaan hari raya kurban Iduladha warga yang bermukim di kawasan Jalan Kunti, Gang 2, Sidotopo, Semampir, Surabaya, Kamis (29/6/2023) dini hari. 

Moch Faisal (25), yang dikenal sebagai marbut sekaligus muazin musala kecil di dalam gang tersebut, terkapar bermandikan darah di depan musala tempatnya mengabdi. 

Bapak satu anak itu menderita dua luka tusuk, akibat terlibat percekcokan yang berujung perkelahian menggunakan senjata tajam (sajam) pisau, dengan salah seorang kakaknya berinisial SL (35). 

Tak hanya melukai Moch Faisal di depan masalah tersebut.

Ilustrasi mayat
Ilustrasi mayat (kompas.com)

\SL juga sempat menusuk keponakannya, bernama Harianto (19) yang saat itu, hendak melerai percekcokan antara SL dengan Moch Faisal. 

Pascainsiden, tubuh Moch Faisal yang bermandikan darah itu, dibawa oleh warga sekitar ke IGD RSUD dr Soetomo Surabaya. Meskipun telah mendapatkan penanganan medis, nyawa sang muazin, tak tertolong. 

Sedangkan, Harianto terpaksa menjalani perawatan medis di IGD RSUD dr Soewadhi Surabaya.

Meskipun mendera luka tusuk pada bagian perut. Kondisi kesehatan Harianto cenderung stabil dan berangsur membaik. 

Lalu, bagaimana nasib SL. Ternyata, usai melampiaskan amarahnya hingga tandas menusuk tubuh sang adik bungsu; Moch Faisal dan keponakannya sendiri, Harianto, menggunakan pisau.

SL ternyata memutuskan untuk kabur, sebelum disergap warga. 

Sepupu korban Maya menceritakan, insiden nahas tersebut terjadi beberapa saat seusai Moch Faisal menunaikan ibadah Salat Subuh berjamaah, di musala samping rumahnya, sekitar pukul 04.30 WIB. 

Semula, SL pada pagi itu, secara tiba-tiba pulang ke rumah yang berlokasi di Jalan Kunti No 82, RT 03, RW 07, Sidotopo, Semampir, Surabaya

SL merupakan anak keempat dari lima bersaudara yang juga tinggal di rumah tersebut, bersama Moch Faisal, istrinya, sang ibunda dan beberapa kakak kandung. 

Entah apa alasan. SL sekonyong-konyong meminta uang kepada ibundanya yang saat itu sedang berada di ruang tamu rumah. 

Lantaran, sang ibunda tak kunjung menuruti permintaan tersebut.

SL mengamuk dan beberapa kali sempat membentak bahkan terlibat percekcokan dengan nada suara meninggi dengan sang ibunda. 

"Ternyata SL marah-marah ke emak.

Faisal bilang, nanti dulu.

Karena masih subuh, mau beli apa memangnya.

Kan gak ada yang buka.

Faisal ini, niatnya mau melerai.

Akhirnya bertengkar, eh kena tusuk," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya, Kamis (29/6/2023) malam. 

Ternyata, percekcokan antara SL dengan sang ibunda, bernada tinggi itu, terdengar telinga Moch Faisal yang sedang menunaikan ibadah Salat Subuh di musala berjarak kurang dari lima langkah. 

Maya melanjutkan, Moch Faisal yang rampung menunaikan salat itu, bergegas kembali masuk ke dalam rumah, bermaksud meredam percekcokan tersebut. 

Situasi di depan musala dan rumah Moch Faisal, marbut dan muazin di Jalan Kunti Surabaya yang tewas usai ditikam kakak kandung sendiri saat berkelahi
Situasi di depan musala dan rumah Moch Faisal, marbut dan muazin di Jalan Kunti Surabaya yang tewas usai ditikam kakak kandung sendiri saat berkelahi (TribunMadura.com/Luhur Pambudi)

Moch Faisal berupaya mengajak SL keluar rumah agar menyudahi pertengkaran dengan sang ibunda. 

Mungkin, karena tersulut emosi.

Saat Moch Faisal seorang diri bersama sang kakak; SL berada tepat di bangunan musala yang berada tepat di bibir gerbang utama gang.

SL malah mengajak berkelahi sang adik bungsu. 

Baca juga: PILU Istri Pedagang Sate yang Tewas saat Idul Adha, Ternyata Ditikam Anak: Melamun Sambil Senderan

Entah dari mana asal sajam pisau tersebut, dalam pergulatan satu lawan satu itu, tubuh Moch Faisal mendadak ambruk terkapar di tengah jalanan paving dengan menderita luka tusuk pada bagian perut dan pinggang kirinya. 

"Enggak tahu. Kita juga gak tahu wujudnya juga gak tahu.

Gak tahu. Di rumah itu, gunting pisau disimpan disembunyikan.

Karena dia itu agak stres. Nah, gak tahu saat kejadian itu. Dia dapat dari mana," jelasnya. 

Lalu, tambah Maya, kejadian tersebut sempat dilihat langsung oleh seorang saksi mata, Harianto yang merupakan keponakan mereka berdua. 

Maksud hati ingin melerai perkelahian sang paman.

Harianto yang saat itu juga tengah bersiap untuk menunaikan Ibadah Salat Id Iduladha, malah menjadi sasaran kebrutalan SL. 

Harianto menderita luka tusuk pada perutnya.

Namun nyawanya masih tertolong. Meski juga sempat bermandikan darah.

Harianto kini masih dirawat di IGD RSUD dr Soewandhi Surabaya

"Itu keponakan Faisal.

Namanya Hari (19). Dia itu niatnya mau melerai.

Tapi ternyata kena tusuk juga. Di perut," lanjut Maya. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun keluarga besar.

Maya mengungkapkan, SL akhirnya kabur setelah melukai adik kandung dan keponakannya hingga berdarah-darah. 

Kasus tersebut telah dilaporkan ke markas kepolisian setempat.

Ia mewakili pihak keluarga, berharap SL segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum seadil-adilnya. 

"Iya pokoknya kami menyerahkan semua penanganan hukum kepada pihak kepolisian. Entah nanti kalau ketangkap atau bagaimana, pokoknya segera dihukum," tegasnya. 

Setelah akhirnya dinyatakan meninggal dunia di tengah proses penanganan medis.

Jenazah Moch Faisal akhirnya dikebumikan di tempat pemakaman umum di kampung halaman orangtuanya, kawasan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, sekitar pukul 15.00 WIB. 

Kepergian Moch Faisal, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar.

Apalagi ia baru saja menjadi seorang ayah, setelah dikaruniai bayi yang kini masih berusia lima bulan. 

Selain dikenal istiqamah dalam ibadah sekaligus menjadi muazin dan takmir musala samping rumahnya.

Moch Faisal juga dikenal oleh sang istri Yunita, sebagai sosok suami yang bertanggung jawab. 

"Iya rutin jadi yang azan di musala samping sini.

Kejadian tadi pagi aja, dia baru pulang salat. Anaknya ini masih usai 5 bulan," pungkasnya. 

Sementara itu, Kapolsek Semampir Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Kompol Nur Suhud mengatakan, insiden tersebut bermula dari percekcokan antara SL dengan ibundanya, pada pagi hari itu. 

Kemudian, Moch Faisal berusaha melerai dan meredam pertengkaran tersebut.

Namun, SL menganiaya adik bungsunya, hingga mengalami luka tusuk.

Selain Moch Faisal, lanjut Nur Suhud, SL juga sempat melukai orang lain, keponakannya sendiri, bernama Harianto yang berusaha melerai perkelahian tersebut. 

"Minta uang gak dikasih. Ditegur malah marah. Iya ditegur si korban yang tewas itu.

Lalu cekcok. Pisau. Itu ditusuk lukanya, bukan dibacok.

Tapi kena perutnya.

Sempat dirawat di RS, tapi nyawanya tetap gak tertolong," ujarnya saat dihubungi. (*)

Diolah dari artikel Kompas dan TribunMadura

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari inimuazinSurabayatewas
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved