Breaking News:

Berita Viral

'Kritis' Vonis Dokter, Siswi SMP Disebadani Ramai-ramai, Pendarahan Hebat, Tiap Hari Transfusi Darah

Seorang siswi SMP di Subang digilir beramai-ramai oleh teman-temannya, kini alami pendarahan hebat hingga setiap hari harus transfusi darah.

Editor: Monalisa
TribunJabar
Inilah tampang salah satu pelaku yang tega merudapaksa L, siswi SMP di Subang 

TRIBUNTRENDS.COM - Nasib pilu dialami seorang siswi SMP berinisial L di Subang, Jawa Barat.

Siswi SMP berusia 14 tahun ini harus mengalami pendarahan hebat akibat dirudapaksa beramai-ramai oleh temannya.

Diketahui L mengalami pelecehan tersebut pada pertengahan Mei 2023 lalu.

Namun hingga kini kondisi L belum membaik, justru kritis.

Baca juga: Gadis di Parigi Moutong Dirudapaksa Ipda MKS, Awalnya Minta Tolong Cari HP Hilang, Pelaku Mabuk

Siswi SMP digilir teman-temannya hingga alami pendarahan hebat
Siswi SMP digilir teman-temannya hingga alami pendarahan hebat (istimewa)

Saat ini ia masih terbaring lemah di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Subang.

Dokter mengatakan hampir setiap hari L harus menerima transfusi darah.

"Saat ini kondisinya kritis dan mengalami pendarahan hebat.

Hampir setiap hari harus menerima transfusi darah,” ujar Direktur RSUD Subang, Dr. Ahmad Nasuhi, kemarin.

Kondisi korban, ujarnya, terus menurun sehingga harus dirawat di Ruang ICU.

Baca juga: PILU 2 Remaja di Asahan Dirudapaksa 10 Orang, 1 Pelaku Berhasil Ditangkap, Digilir di Kos Pelaku

"Namun kondisinya masih sadar," ujarnya.

Ahmad mengatakan, korban mengalami luka di saluran organ intim yang membuatnya terus mengalami pendarahan.

Selain karena trauma yang dialaminya, kondisi korban yang juga mengidap anemia aplastik, membuat pemulihannya berjalan dengan lambat.

"Kami sudah transfusi sembilan labu trombosit, enam labu darah lengkap, dan tiga labu sel darah merah, namun kadar hemoglobinnya masih rendah.

Padahal dengan ditambah darah ini seharusnya sudah ada perbaikan," ujar Ahmad.

Berdasar pemeriksaan akhirnya diketahui, korban ternyata juga memiliki penyakit bawaan.

Ilustrasi pelecehan
Ilustrasi pelecehan (ISTIMEWA)

"Kemungkinan besar, kata dokter spesialis anak, adalah anemia aplastik," ungkapnya

Hal senada diungkapkan Wakil Direktur Utama RSUD Subang, Syamsu Riza. Untuk memperbaiki kondisi kesehatannya, setiap hari korban harus menerima transfusi darah.

"Kemarin kita masukkan lima labu, hari ini habis lagi," kata Syamsu, kemarin.

Karena riwayat kesehatannya, ujar Syamsu, darah yang digunakan untuk transfusi ini adalah darah khusus untuk trombosit.

"Jadi harus diambil di Cirebon karena Subang belum punya.

Saat ini masih ada tersisa dua labu.

Rencananya kita akan ngambil lagi darah lagi ke Cirebon," ujarnya.

Karena sering kehabisan darah ini pula, menurut Syamsu, kondisi korban belum juga stabil.

"Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang telah mengajukan rujukan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Namun belum ada kamar yang tersedia," ujar Syamsu.

"Oleh karena itu, hingga hari ini korban masih tetap rawat di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Subang sampai pasien stabil dan ruangan di RSHS tersedia," tambah Syamsu.

Ruangan Penuh

Dihubungi Tribun Jabar, semalam, Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSHS, dr. Iwan Abdul Rachman mengakui telah menerima pengajuan rujuk pasien dari RSUD Subang pada 19 Juni 2023.

Permintaan rujukan diajukan melalui sistem rujukan/SISRUTE.

Namun demikian, ujar Iwan, permintaan tersebut belum bisa mereka penuhi.

"Telah kami berikan jawaban pukul 02.27 WIB bahwa ruang intensif kami dalam kondisi penuh," ujar dr. Iwan Abdul Rachman, melalui pesan WhatsApp.

Bupati Subang, Ruhimat, mengatakan akan terus memberikan semua dukungannya yang diperlukan untuk pemulihan kondisi kesehatan koran.

"Biaya perawatan seluruhnya tentunya akan ditanggung oleh BPJS. Tapi, kalau BPJS misalkan tidak sanggup, kami pemerintah daerah siap untuk menanggung sepenuhnya," ujar Bupati.

Dicekoki Miras

Kasus rudapaksa terhadap L terjadi pada 18 Mei lalu. Peristiwa bermula saat saudara L, yakni E (15) meminta L mengantarnya untuk membeli martabak ke Pasar Pamanukan.

"Namun, setelah beli martabak, anak saya diajak nongkrong di pabrik penggilingan padi atau beras di kawasan Dusun Kengkeng Desa Rancasari Pamanukan," ujar orang tua L, kemarin.

Di pabrik penggilingan padi itulah, unjarnya, L dipaksa untuk minum minuman keras.

"Di Pabrik beras tersebut berdasarkan pengakuan anak saya, dia dipaksa minum miras sama empat hingga lima orang teman cowoknya.

Setelah tak berdaya anak saya dinodai secara bergantian," ujarnya.

Setelah kejadian tersebut, korban alami pendarahan hebat.

Baca juga: GARA-GARA Tagih Iuran, Siswi SMP Malah Dibunuh Teman Sekelas, Jasad Dinodai & Dibuang Pakai Karung

"Anak saya awalnya ngakunya jatuh dari motor hingga menyebabkan pendarahan.

Namun, akhirnya dia ngaku," ungkap orang tua korban.

Menyusul pengakuan itu, keluarga korban akhirnya melaporkan kasus ini ke Polres Subang.

Kapolres Subang, AKBP Sumarni, mengatakan laporan mereka terima 12 Juni lalu.

Menyusul laporan tersebut, polisi pun langsung melakukan pendalaman. Para pelaku akhirnya berhasil diciduk.

"Mereka kini mendekam di sel tahanan Mapolres Subang," ujar Kapolres.

Artikel ini diolah dari TribunJabar.id

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
Subangsiswi SMPpendarahandirudapaksaberita viral hari ini
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved