Berita Viral
Penemuan Dua Bukti oleh Penyidik Perkuat Tuduhan di Kasus Kematian Dosen Dwi
Penemuan dua bukti oleh penyidik memperkuat kasus kematian dosen Dwi, membuat AKBP Basuki semakin tak berkutik menghadapi proses hukum.
Editor: Tim TribunTrends
Pun saat dilarang membawa barang bukti milik korban, Basuki tak berkutik.
"Anehnya, dengan Inafis, Inafis kan pangkatnya enggak tinggi, AKBP kan tinggi, (Basuki) selalu manggil (Inafis) 'ndan', artinya dia dalam keadaan grogi, panik dan bingung. Jadi ketika mau ambil laptop pun enggak boleh (kata Inafis), (kata Basuki) 'siap ndan, siap ndan'. Kenapa selalu ngomong siap ndan? pasti dalam keadaan panik. Nah keadaan panik, bingung itu karena ada apa? kalau enggak ada apa-apa enggak usah panik bingung," ungkap Zainal Abidin Petir.
Tak cuma itu, keluarga juga curiga dengan AKBP Basuki usai dikirimi chat.
Diungkap bude korban, ia sempat dikirimi chat berupa foto-foto oleh AKBP Basuki guna mengabari kalau Dwi tewas.
"Diketahui adalah AKBP B (Basuki) itu ngirim ke keluarga yang di Purwokerto. Foto itu sudah dikirim, ada bercak di paha, bercak kayak masih mengalir segar itu darahnya, kemudian di perut. Itu menurut pengakuan Tiwi yang di Purwokerto, Tiwi itu budenya," kata Zainal Abidin Petir.
Tapi foto-foto tersebut mendadak dihapus oleh AKBP Basuki setelah dikirim.
"Belum sempat foto dan gambar itu disimpan, itu ditarik lagi oleh pengirimnya (oleh Basuki). Belum sempat kesimpan. Tapi saya sudah menelusuri banyak barang bukti yang sekarang dibawa oleh polisi," imbuh Zainal Abidin Petir.
Atas perangai tak wajar itulah keluarga meminta agar AKBP Basuki diperiksa secara intensif.
Penyebab Kematian
Sementara itu terkait kasus kematian dosen dwi, pihak kepolisian mengurai hasil pemeriksaan medis sementara.
Kapolsek Gajahmungkur AKP Nasoir menyebut bahwa kematian dosen Dwi bukan karena pembunuhan.
Dosen usia 35 tahun itu meninggal dunia diduga karena sakit.
Baca juga: AKBP Basuki Sebut Levi Sebagai Pacar, Rekan Senior Kampus Sering Peringatkan
Sebab sebelum menghembuskan napas terakhir, Dwi sempat menjalani pengobatan di rumah sakit.
AKBP Basuki lah yang menemani Dwi berobat ke rumah sakit pada Minggu (16/11/2025) atau sehari sebelum korban tewas.
Dari catatan rekam medis korban, tercatat bahwa tensi darah Dwinanda menunjukkan angka tinggi yakni 190 mmHg dan kadar gula darah 600 mg/dl.
"Penyebab kematian korban diduga karena sakit. Sebab, dua hari berturut-turut (15-16 November 2025) korban berobat ke Rumah Sakit Tlogorejo Semarang," ungkap AKP Nasoir.
Perihal kondisi jasad korban, polisi mengungkap bahwa tidak ditemukan tanda kekerasan di jenazah Dwi.
Kendati demikian hingga kini polisi masih menyelidiki kasus tersebut apakah kematian Dwi ada unsur pidananya atau tidak.
( TribunnewsBogor.com | khairunnisa | TribunTrends.com | Noval Dwi Widya )
| AKBP Basuki Sebut Levi Sebagai Pacar, Rekan Senior Kampus Sering Peringatkan |
|
|---|
| AKBP Basuki Hidup Bersama Simpanan Dosen Untag Selama 5 Tahun, Istri Sah Terseret |
|
|---|
| Profil Haji Duriyanto, Pengusaha 61 Tahun yang Nikahi Gadis Beda 42 Tahun dengan Mahar Mobil Mewah |
|
|---|
| Memanas! Momen Saat Penyanyi Aisha Retno Sebut Batik dari Malaysia di Panggung Internasional |
|
|---|
| Cinta Terlarang Dosen Untag Semarang: Terungkap, Korban Satu KK dengan Istri Sah Perwira Polisi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/Penemuan-dua-bukti-oleh-penyidik-memperkuat-kasus-kematian-dosen-Dwi.jpg)