Breaking News:

Berita Viral

Penemuan Dua Bukti oleh Penyidik Perkuat Tuduhan di Kasus Kematian Dosen Dwi

Penemuan dua bukti oleh penyidik memperkuat kasus kematian dosen Dwi, membuat AKBP Basuki semakin tak berkutik menghadapi proses hukum.

Youtube Tribun Singkawang
Penemuan dua bukti oleh penyidik memperkuat kasus kematian dosen Dwi, membuat AKBP Basuki semakin tak berkutik menghadapi proses hukum. 

Penemuan dua bukti oleh penyidik memperkuat kasus kematian dosen Dwi, membuat AKBP Basuki semakin tak berkutik menghadapi proses hukum.

TRIBUNTRENDS.COM - Penyidik kepolisian berhasil menemukan dua bukti penting dalam kasus kematian Dwinanda Linchia Levi (35), dosen muda Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 atau Untag Semarang.

Barang bukti tersebut, yakni laptop dan handphone milik korban, diduga memiliki kaitan langsung dengan peristiwa kematian Levi.

Penemuan dua barang ini menjadi momen penting dalam penyelidikan, yang secara tidak langsung membuat AKBP Basuki, saksi kunci sekaligus yang tinggal bersama Levi, tampak panik.

Hal tersebut diungkap oleh pengacara keluarga korban, Zainal Abidin Petir, yang menjelaskan kepada awak media berbagai fakta janggal seputar kasus ini.

Sebelumnya, Levi ditemukan meninggal dalam kondisi tanpa busana di kamar kosnya di Kostel Jalan Telaga Bodas Raya nomor 11, Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.

Penemuan dua bukti oleh penyidik memperkuat kasus kematian dosen Dwi, membuat AKBP Basuki semakin tak berkutik menghadapi proses hukum.
Penemuan dua bukti oleh penyidik memperkuat kasus kematian dosen Dwi, membuat AKBP Basuki semakin tak berkutik menghadapi proses hukum. (Kolase TribunTrends/Istimewa)

Penemuan Jasad Levi Pertama Kali

Penemuan jasad Levi pertama kali dilakukan oleh AKBP Basuki sendiri.

Kasus ini menjadi sorotan publik karena hubungan keduanya yang sudah lama terjalin, padahal Levi masih berstatus lajang, sementara Basuki adalah seorang perwira polisi berusia 56 tahun yang sudah berkeluarga.

Kejadian ini menimbulkan rasa curiga keluarga Levi terhadap sejumlah perilaku AKBP Basuki yang dianggap mencurigakan.

Ketika polisi hendak membawa dua barang bukti penting tersebut, Basuki sempat berupaya mengambil alih pengamanan laptop dan handphone korban.

Baca juga: AKBP Basuki Jadikan Dosen Untag Saudara di KK, Alasan Pindah KTP Bongkar Skandal Hubungan Terlarang

Ia meminta agar barang-barang itu diserahkan kepadanya untuk diamankan sendiri. Namun permintaan tersebut ditolak tegas oleh tim penyidik Inafis Polda Jawa Tengah, yang menekankan bahwa bukti harus berada di bawah pengawasan penyidik agar proses hukum tetap berjalan transparan dan sesuai prosedur.

Penemuan laptop dan handphone ini diyakini akan menjadi kunci untuk mengungkap fakta-fakta terkait kematian Levi, sekaligus menguatkan penyelidikan atas dugaan adanya keterlibatan pihak lain atau perilaku yang mencurigakan sebelum kematiannya.

"Ada (bukti penting berupa) laptop. Laptop itu kan tadinya mau diminta oleh AKBP (Basuki), oh enggak bisa, ini untuk barang bukti (kata Inafis kepolisian). Kemudian (Basuki) minta HP juga," pungkas Zainal Abidin Petir dilansir TribunnewsBogor.com dari video Tribun Jateng, Jumat (21/11/2025).

Lebih lanjut, Petir pun mengungkap gelagat tak wajar AKBP Basuki saat pemeriksaan di TKP.

Momen tersebut lantas membuat keluarga makin curiga dengan Basuki.

Sebab saat bertemu dengan penyidik, AKBP Basuki kabarnya berperilaku seperti orang grogi.

Halaman 1/2
Tags:
AKBP BasukiUntag SemarangDwinanda Linchia Levi
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved