Berita Viral
Memanas! Momen Saat Penyanyi Aisha Retno Sebut Batik dari Malaysia di Panggung Internasional
Awal mula Aisha Retno sebut Batik berasal dari Malaysia, iai memberikan ke aktris internasional, Ariani Grande dan Cynthia Ervio, hingga memanas.
Editor: Sinta Darmastri
Akibat viralisasi kronologi ini, akun Instagram Aisha Retno pun diserbu oleh komentar-komentar negatif, terutama di unggahan yang disematkan.
Meskipun banyak warganet yang menyuarakan ketidaksetujuan, ada pula pihak yang membela Aisha.
Penyanyi itu sendiri kemudian memberikan penjelasan di kolom komentar bahwa batik yang ia berikan adalah batik orisinal yang memang berasal dari Malaysia.
Ia menekankan keragaman budaya ini:
"Listen carefully and watch the kind of batik that i handed to them differentiate between batik Indonesia dan batik Malaysia, also batik from Brunei etc, batik is diverse," tulis Aisha.
Baca juga: Sosok Aisha Retno, Viral Konser Musiknya di Malaysia Dibatalkan Gegara Tiket Cuma Terjual 98 Lembar
Batik dan Status Warisan Budaya UNESCO
Terlepas dari perdebatan yang dipicu oleh Aisha Retno, isu mengenai asal-usul batik apakah dari Malaysia atau Indonesia memang bukanlah topik baru.
Penting untuk dicatat, seperti dilansir dari Kompas.com, batik telah diakui secara resmi sebagai warisan budaya dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau UNESCO.
Notty J Mahdi, seorang Antropolog dan pemerhati batik Indonesia, pernah menjelaskan sejarah panjang batik.
Ia menyebut bahwa batik adalah hasil percampuran yang harmonis antara berbagai budaya asing yang masuk ke Nusantara dengan budaya asli Indonesia.
Menurut Notty, jejak kain yang menyerupai batik sudah ada jauh sebelum itu:
"Pada abad ke 7-8, masyarakat sudah mengenakan kain yang menyerupai batik, khusus untuk upacara-upacara keagamaan," ujar Notty.
Istilah ambatik, yang berarti menghias kain dengan motif-motif tertentu seperti motif kawung untuk kegiatan keagamaan, sudah dikenal sejak abad ke-11 Masehi.
Notty memperkirakan istilah ambatik ini yang digunakan di kerajaan-kerajaan kecil di Jawa Tengah, sebelum kemudian berevolusi menjadi kata "mbatik."
Meskipun kerajinan menghias kain ini juga ditemukan di negara lain, seperti China dan Srilanka, terdapat ciri khas krusial yang membedakan batik Indonesia.
Ciri khas tersebut adalah penggunaan malam (lilin) sebagai perintang warna, serta alat tradisional canting untuk mengaplikasikannya.
Notty menegaskan bahwa penetapan UNESCO yang menyebut batik sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia didasarkan pada proses membatik yang menggunakan malam dan canting, teknik yang secara unik hanya ada di Indonesia.
(TribunTrends.com/Grid.ID)
Jangan lewatkan berita-berita TribunTrends.com tak kalah menarik lainnya di Google News, Threads, dan Facebook
Sumber: Grid.ID
| Cinta Terlarang Dosen Untag Semarang: Terungkap, Korban Satu KK dengan Istri Sah Perwira Polisi |
|
|---|
| Identitas Wanita Bertudung Hitam yang Meludahi Al Quran Diburu! Terancam Dijebloskan ke Penjara |
|
|---|
| Viral! Gaji Minimum UMP Jawa Barat 2026 Berpotensi Naik Rp186.255, Pekerja Wajib Tahu |
|
|---|
| Momen Lucu dan Menegangkan Sekaligus! Pria Takut Terbang, Pramugari dengan Sabarnya Menenangkan |
|
|---|
| Dedikasi 57 KM Dibalas Tirani Birokrasi: Guru Nur Aini Tuduh Kepala Sekolah Rekayasa Absen |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/aisha-grande.jpg)