Breaking News:

Berita Viral

Kebingungan Warga Pronojiwo Pasca-Erupsi Semeru Usai Rumahnya Sama Rata Tanah Terkena Banjir Lahar 

Warga Sumbersari Pronojiwo kebingungan setelah rumahnya hancur diterpa banjir lahar dingin dari Gunung Semeru, kini tak punya rumah lagi.

Editor: Sinta Darmastri
TribunTrends.com/YouTube TribunJatim.com
Warga Sumbersari Pronojiwo kebingungan setelah rumahnya hancur diterpa banjir lahar dingin dari Gunung Semeru, kini tak punya rumah lagi. 
Ringkasan Berita:
  • Gunung Semeru mengeluarkan awan panas tepat hari Rabu sore
  • Banyak warga yang terkena musibahnya terutama desa Sumbersari Pronojiwo Lumajang
  • Kini salah satu warganya kebingungan melihat rumah satu-satunya rata sama tanah akibat banjir lahar

 

TRIBUNTRENDS.COM - Bencana erupsi Gunung Semeru telah memasuki hari ketiga sejak luncuran awan panas meluluhlantakkan wilayah tersebut pada Rabu (19/11/2025). 

Hanya dalam hitungan jam, terjangan bencana ini menyapu bersih jerih payah dan kenangan bertahun-tahun warga yang membangun rumah mereka.

Pemandangan memilukan terlihat jelas di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Puluhan rumah kini tampak tidak berbentuk, seolah ditelan bumi. 

Ada bangunan yang hanya menyisakan separuh dinding, beberapa hanya menyisakan fondasi, dan yang paling menyayat hati, ada pula yang hanya meninggalkan sisa bak mandi dan WC sebagai penanda bahwa di sana pernah berdiri sebuah rumah.

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Lumajang, total 21 rumah mengalami kerusakan berat akibat amukan Semeru kali ini. 

Kerusakan juga menimpa fasilitas publik: dua mushala dan satu gedung SDN 2 Supiturang.

Baca juga: Kondisi Pengungsi Erupsi Gunung Semeru Memilukan, Kesehatan Anak Terancam, Stok Susu-Popok Menipis

Air Mata di Puing-Puing Kenangan

Di antara puing-puing sisa kediamannya yang dulu berdiri kokoh, mata Sumiyati tampak berkaca-kaca. Sesekali, tangannya memungut jilbab cokelat untuk mengusap air mata yang tak terbendung di pipi. 

Ia menyapa warga lain yang melintas, bertukar cerita pilu dan menanyakan kondisi tempat tinggal mereka.

"Rumah saya habis, padahal baru saya perbaiki atapnya biar bisa ditinggali," kata Sumiyati dengan suara bergetar menahan tangis, saat dijumpai pada Kamis (20/11/2025).

Sumiyati mengungkapkan alasan mengapa ia kembali tinggal di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, meski baru tujuh bulan terakhir. 

Sebelumnya, ia bersama warga lain merupakan penyintas erupsi Semeru tahun 2021 dan telah menempati kawasan relokasi yang dibangun pemerintah, yaitu hunian tetap (Huntap) Bumi Semeru Damai (BSD) di Desa Sumbermujur.

"Saya baru 7 bulan di sini, dulu di huntap," terangnya. Lokasi relokasi itu dibuat untuk warga yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, termasuk Dusun Sumbersari.

Baca juga: Nasib Pasangan di Jembatan Gladak Perak yang Terkena Wedhus Gembel Erupsi Semeru, Kondisinya Miris!

Dilema Antara Kehilangan dan Mata Pencaharian

Setelah menyaksikan rumahnya kini hanya tinggal cerita, Sumiyati merasa kebingungan, tak tahu harus tinggal di mana. 

Pilihan logis satu-satunya adalah kembali ke Huntap BSD. Namun, kegalauan besar menyelimuti hatinya karena ia tidak yakin dari mana ia bisa mendapatkan penghasilan di kawasan relokasi tersebut.

Sejak menerima kunci rumah di BSD pada tahun 2022 sudah lebih dari setahun Sumiyati mengaku kesulitan mencari pekerjaan. 

"Kalau di sini bisa ke sawah, tanam cabai, tomat, di sana (BSD) enggak bisa kerja," jelasnya, mengungkapkan bahwa tanah di lokasi relokasi tidak mendukung mata pencahariannya.

Kisah serupa dialami Anik, warga lainnya. Ia mengisahkan bahwa tak ada satu pun barang berharga yang tersisa di rumahnya setelah disapu banjir lahar dingin Gunung Semeru

Ia hanya sempat menyelamatkan diri dengan baju yang melekat di tubuh.

"Sendok satu saja tidak ada, semuanya habis," ungkapnya, menggambarkan betapa cepat dan dahsyatnya bencana tersebut.

Baca juga: Keadaan Warga Sumbersari Pronojiwo Setelah Diterjang Banjir Lahar Gunung Semeru, Rumah Rata Tanah

Pengungsi Mencapai Ribuan

Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Lumajang, dampak erupsi kali ini memaksa 1.131 warga di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro untuk mengungsi. Mereka kini tersebar di 11 lokasi pengungsian berbeda.

Secara rinci, tujuh lokasi pengungsian berada di Kecamatan Pronojiwo dengan jumlah pengungsi mencapai 806 jiwa. Sementara itu, empat lokasi pengungsian di Kecamatan Candipuro menampung 325 warga.

"Jumlah pengungsi sampai hari ini ada 1.000 orang lebih tersebar di 11 lokasi pengungsian di dua kecamatan," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, pada Kamis (20/11/2025).

Agus menambahkan bahwa jumlah pengungsi ini masih bersifat dinamis, tergantung pada perkembangan kondisi Gunung Semeru

Ia optimistis, warga di lereng gunung telah memahami betul karakter gunung tersebut. Dengan demikian, ketika situasi dinilai sudah kembali normal dan aman, mereka akan segera kembali ke rumah masing-masing.

(TribunTrends.com/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Tags:
Sumbersari PronojiwoLumajangGunung Semeru
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved