Breaking News:

Berita Viral

Jejak Harapan di Tengah Puing: Ponpes Al Khoziny Tawarkan Beasiswa S2 untuk Korban Amputasi

Pondok Pesantren Al Khoziny tawarkan beasiswa pendidikan S2 untuk korban amputasi, atas tragedi ambruknya musala ponpes Al Khoziny.

Editor: Sinta Darmastri
kolase surya
EVAKUASI MUSALA AMBRUK - Pondok Pesantren Al Khoziny tawarkan beasiswa pendidikan S2 untuk korban amputasi, atas tragedi ambruknya musala ponpes Al Khoziny. 

TRIBUNTRENDS.COM - Tragedi pilu menyelimuti Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, menyusul ambruknya mushala tiga lantai yang berfungsi sebagai asrama putra. 

Insiden mengerikan yang terjadi pada Senin, 29 September 2025, itu menelan korban jiwa sebanyak 63 santri dan menyebabkan puluhan lainnya luka-luka.

Di antara para korban yang berhasil dievakuasi, terdapat sejumlah santri yang mengalami luka berat hingga harus menghadapi kenyataan pahit, operasi amputasi. 

Kondisi ini membuat kesehatan fisik mereka berubah permanen. Mereka adalah Syailendra Haical (14) asal Probolinggo, Syaiful Rosi Abdillah (13) asal Bangkalan, dan Nur Ahmad (16) asal Surabaya.

Baca juga: Kisah Pilu Ayah Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny: Kenang Sosok Aqil yang Tak Pernah Mengeluh

Merajut Masa Depan dengan Beasiswa Pendidikan

Menanggapi duka mendalam dan dampak permanen yang dialami santri-santri tersebut, pihak Ponpes Al Khoziny segera mengambil langkah konkret. 

Mereka menawarkan uluran tangan berupa jaminan pendidikan untuk para korban yang kini menyandang disabilitas permanen.

Ketua Alumni sekaligus juru bicara ponpes, KH. Zainal Abidin, menegaskan komitmen tersebut. Ia memastikan bahwa para santri difabel akibat tragedi mushala ambruk akan mendapatkan beasiswa pendidikan yang berkelanjutan.

“Kita upayakan yang cacat permanen (difabel) untuk mendapatkan bantuan pendidikan sampai di S2,” kata Zainal saat dikonfirmasi oleh Kompas.com pada Selasa (21/10/2025).

Jaminan beasiswa pendidikan tinggi hingga jenjang S2 ini diberikan dengan satu syarat utama, para santri tersebut harus memilih Institut Agama Islam Al Khoziny sebagai kampus tujuan perkuliahan mereka.

“Kebetulan di kita ada S1 dan S2 nanti bisa diupayakan di kampus,” imbuhnya, menawarkan jalan pasti bagi masa depan para korban.

Baca juga: Kisah Achmad Haikal, Santri Bersuara Lantang Bercita-cita Menjadi Ulama, Korban Ponpes Al Khoziny

Dukungan Penuh Bebas Biaya

Tak hanya beasiswa kuliah, Ponpes Al Khoziny juga menjamin kebutuhan harian para santri difabel selama menempuh pendidikan. Pihak pondok berjanji akan membebaskan segala biaya asrama dan sekolah mereka.

“Kita bantu semaksimal mungkin untuk biaya pondoknya dan sekolahnya kita gratiskan. Pondok dan alumni lah yang akan mengkomandoi itu,” beber Zainal.

Sementara itu, bagi korban yang hanya mengalami luka ringan, pihak ponpes memastikan mereka mendapatkan pengobatan penuh selama menjalani perawatan di rumah sakit. Namun, fokus perhatian juga diarahkan pada pemulihan mental.

Zainal menambahkan bahwa meski korban luka ringan telah diizinkan pulang, pendampingan psikologis penuh tetap krusial. 

“Kemarin luka ringan setelah diperiksa di rumah sakit langsung pulang. Cuma anak-anak santri kan situasinya secara psikologis masih perlu pembiayaan dan pendampingan,” pungkasnya.

Baca juga: Kabar Pembangunan Bangunan Ambruk Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, Ini Respon Menkeu Purbaya

Penyidikan dan Penyebab Tragedi

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Tags:
Ponpes Al Khozinypendidikanbeasiswasantri
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved