Politik Viral
DPR Ngamuk Bawa Nama Purbaya! Dirut Pertamina Disinggung Soal Mafia: Bener Kata Pak Menkeu
Anggota Komisi V DPR RI, Mufti Anam kritik Pertamina terkait mandeknya proyek besar Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan.
Editor: jonisetiawan
Ia menambahkan bahwa praktik seperti ini berpotensi membuka pintu bagi permintaan subsidi yang lebih besar dari negara dengan berlindung pada alasan naiknya harga BBM.
“Kemudian kita bisa minta kepada negara untuk memberikan subsidi yang lebih besar, dengan atas nama harga BBM yang terus naik,” lanjutnya.
Di akhir pernyataannya, Mufti meminta Dirut Pertamina memberikan kepastian tegas mengenai kapan RDMP Balikpapan akan benar-benar selesai dan siap dioperasikan.
“Maka harapan kami, kami minta diperjelas kapan RDMP Balikpapan ini selesai,” pungkasnya.
SINDIRAN MENKEU PURBAYA: PERTAMINA DISEBUT MALAS-MALASAN
Sebelumnya, Menkeu Purbaya sendiri telah mengungkapkan kritik pedas terhadap Pertamina.
Ia menyebut perusahaan minyak negara itu malas membangun kilang baru, sehingga Indonesia terus bergantung pada impor BBM dari luar negeri, termasuk dari Singapura.
“Jadi kilang itu, bukan kita enggak bisa bikin, atau kita enggak bisa bikin proyeknya, cuma Pertamina-nya males-malesan saja,” ucap Purbaya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI pada Selasa, 30 September 2025.
Ia mengungkap bahwa pemerintah sebenarnya telah menawarkan kerja sama pembangunan kilang dengan investor asal China, namun Pertamina justru keberatan.
Padahal, sejak tahun 2018 Pertamina menyatakan rencana membangun tujuh kilang baru tetapi hingga kini, tak satu pun terwujud.
“Saya kaget, overcapacity apa? Mereka bilang, kami sudah merencanakan bangun 7 kilang baru.
Satu pun enggak jadi kan? Mereka bilang, iya tapi ke depan akan jadi. Sampai sekarang enggak jadi,” tegas Purbaya, penuh kekecewaan.
KETERGANTUNGAN IMPOR BBM DAN BEBAN SUBSIDI
Purbaya menambahkan, ketidakmampuan Pertamina memenuhi kebutuhan BBM nasional membuat pemerintah harus terus menanggung subsidi yang semakin membengkak setiap tahun.
Dalam APBN per akhir Agustus 2025, subsidi BBM yang sudah terealisasi mencapai 10,63 juta kiloliter naik 3,5 persen dari 2024 yang sebesar 10,28 juta kiloliter.
“BBM, solar diesel kita banyak impornya sampai puluhan miliar dolar per tahun.
Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut? Sudah puluhan tahun kan,” tutur Purbaya.
***
(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunJakarta)
- Jangan lewatkan berita-berita TribunTrends.com tak kalah menarik lainnya di Google News , Threads dan Facebook
Sumber: TribunTrends.com
| Gebrakan Maut Purbaya! Taruhkan Jabatan di Hadapan Publik: Kalau Gak Tercapai 6 Persen, Gue Dipecat! |
|
|---|
| Tantangan Adian Napitupulu untuk Purbaya! Politisi PDIP Ajak Menkeu Duduk Bareng Bahas Thrifting |
|
|---|
| Drama Utang Whoosh! Purbaya Terjun Langsung ke China, Ngotot Ikut Negosiasi: Biar Gak Rugi-rugi Amat |
|
|---|
| China Siap-siap! Purbaya Ikut Rombongan Danantara Negosiasi Utang Whoosh, Ogah Cuma Tahu Hasil Akhir |
|
|---|
| Prediksi IMF Bikin Purbaya Sakit Kepala! Defisit APBN 2025 Disebut Akan Membengkak di Luar Kendali |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/Pihak-Pertamina-akhirnya-menanggapi-sindiran-Menteri-Keuangan-Purbaya.jpg)