Dana TKD Dipangkas, Menkeu Purbaya Minta Maaf Jika Singgung Daerah, "Tapi Ya Kerja yang Bener Lah"
Menteri Keuangan Purbaya meminta maaf jika ada daerah yang tersinggung soal kebijakannya yang memangkas dana TKD
Editor: Nafis Abdulhakim
Ringkasan Berita:
- Menteri Keuangan Purbaya menyampaikan permintaan maaf apabila ada daerah yang tersinggung dengan kebijakan pemangkasan dana TKD.
- Ia menegaskan bahwa kebijakan tersebut dilakukan demi efisiensi dan pemerataan anggaran.
- Purbaya juga mengingatkan pemerintah daerah agar terus bekerja dengan baik dan transparan dalam mengelola keuangan.
TRIBUNTRENDS.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah daerah atas kebijakan pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) yang tercantum dalam APBN 2026.
Langkah ini, menurutnya, bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari upaya pemerintah pusat untuk menata kembali penggunaan anggaran agar lebih efektif dan berdaya guna.
Dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Senin (3/11/2025), Purbaya menegaskan bahwa dana yang telah dialokasikan dari pemerintah pusat seharusnya dimanfaatkan secara maksimal untuk pembangunan dan pelayanan publik di daerah.
“Kalau ada daerah yang tersinggung, saya mohon maaf, tapi ya kerja yang benar lah.
Habisin itu duit. Kita manfaatkan maksimalkan uang yang ada,” ujar Purbaya dengan tegas.
Ia menjelaskan bahwa kebijakan pemangkasan tersebut bukan dimaksudkan untuk menekan pemerintah daerah, melainkan untuk memastikan setiap rupiah dari anggaran negara digunakan secara efisien dan tepat sasaran.
Purbaya juga menekankan pentingnya sinergi antara pusat dan daerah dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang masih dinamis.
Pernyataan ini sekaligus menjadi pengingat bagi seluruh kepala daerah bahwa langkah penghematan dan penyesuaian anggaran dilakukan demi menjaga keseimbangan fiskal serta mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Tiba-tiba, Menkeu Purbaya Minta Maaf Pada Dua Lembaga Ini, Akui Banyak yang Sebel Padanya: Biar Aja
Kunjungan Bukan Buat Mengintervensi
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa kunjungannya ke sejumlah kementerian bukan bentuk intervensi terhadap kebijakan, melainkan langkah untuk mendorong agar anggaran negara yang telah dialokasikan benar-benar digunakan secara optimal.
“Saya enggak intervensi kebijakan, saya hanya datang ke mereka, 'program Anda apa? Habisin uangnya. Apa yang bisa saya bantu?' Kenapa? Kalau uangnya nganggur, satu, saya bayar bunga untuk yang enggak dipakai. Kedua, ekonomi lagi susah enggak kedorong,” jelasnya, seperti dikutip dari TribunJatim.com dalam artikel berjudul “Anggaran Dipangkas Menkeu, Purbaya Minta Maaf Sambil Nasihati Menteri dan Pemda: Kerja yang Benar.”
Purbaya juga mendorong agar pemerintah daerah segera membelanjakan anggaran mereka, terutama di tengah kebijakan pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) dalam APBN 2026, yang nilainya menurun dari Rp919,87 triliun pada 2025 menjadi Rp692,6 triliun. Pemangkasan rata-rata sebesar 20–30 persen di tingkat provinsi ini memang memicu reaksi keras dari berbagai kepala daerah. Tercatat, 18 gubernur melayangkan protes terhadap kebijakan tersebut.
Meski begitu, Purbaya tetap berpegang pada keputusannya. Ia menilai langkah ini penting untuk menjaga keseimbangan fiskal nasional, terutama di tengah situasi ekonomi yang masih menghadapi tekanan global. Menurutnya, tingginya sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) di banyak daerah menunjukkan bahwa sebagian besar dana belum terserap dengan baik, sehingga wajar jika pemerintah pusat melakukan penyesuaian.
“Kalau semua orang angkanya dipotong, ya pasti semuanya enggak setuju. Itu normal,” ujar Purbaya di Istana Negara, Rabu (8/10/2025).
TKD sendiri merupakan dana dari APBN yang dialokasikan untuk membiayai urusan pemerintahan di daerah, termasuk Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH). Dana ini menjadi sumber utama pembiayaan pemerintah daerah untuk mendukung operasional, membayar gaji ASN, hingga membangun infrastruktur publik.
Meski menghadapi gelombang penolakan, termasuk dari Gubernur Jambi Al Haris, Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Gubernur Maluku Tengah Sherly Tjoanda, dan Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid, Purbaya menegaskan bahwa kebijakan ini tetap akan dijalankan demi kepentingan fiskal jangka panjang.
Namun, ia juga memastikan bahwa pemerintah pusat tidak menutup pintu bagi daerah. Bila kondisi ekonomi nasional menunjukkan perbaikan, alokasi tambahan bagi pemerintah daerah akan dipertimbangkan kembali pada tahun anggaran berikutnya. Dengan begitu, efisiensi dan tanggung jawab fiskal dapat berjalan beriringan demi memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Purbaya Sebut Langkahnya Direstui Prabowo
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan tingkah dan cara kerjanya sudah sesuai dengan arahan dan perintah Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Purbaya, langkah yang ia tempuh untuk memperbaiki ekonomi Indonesia walau keliatannya koboi.
Dalam hal ini, tingkah koboi yang dimaksud Purbaya adalah gaya bicara dan tindakan yang lugas dan berani, tanpa basa-basi.
Purbaya juga membeberkan cara Prabowo jika ada yang memberi masukan aneh ke Prabowo.
Menurut Purbaya, Prabowo akan memberi kode khusus kepadanya sebagai tanda saatnya bicara dan saat itulah ia menghantam usulan dan masukan aneh tersebut.
"Semua pekerjaan saya, walaupun saya kelihatannya koboi, itu disuruh oleh presiden. Itu pandangan Presiden. Bahkan kalau anda ikut rapat dengan Presiden, Presiden lebih keras dari saya kok. Jadi saya enggak takut, saya sudah korting berapa persen. Beliau lebih keras dari saya, jadi saya versi halusnya, tapi orang luar gak biasa dengar," kata Purbaya dalam acara yang dipandu Desy Anwar dan tayang di channel YouTube CNN Indonesia, Kamis (30/10/2025) malam.
Saat ditanya apakah sering berbicara empat mata dengan Presiden Prabowo, Purbaya mengaku tidak sering dan hanya beberapa kali saja.
"Tapi biasanya kalau ada rapat tertentu, di mana ada yang ngasih masukan aneh-aneh, saya disuruh datang. KIra-kira disuruh counter sedikit-sedikit," ujar Purbaya.
Menurut Purbaya, Presiden Prabowo cukup cerdik karena tidak mengcounter langsung pandangan dan masukan aneh dari orang lain.
Tetapi kata Purbaya, Prabowo akan menyuruh dirinya dan memberi kode khusus saat ia harus bicara langsung mengkonter orang yang memberi masukan aneh tetsebut.
"Ini orang, pintar juga Presiden kita ini. Dia enggak konter langsung, biar enggak disalahin langsung. Panggil aja Purbaya suruh dengerin, terus ke ngelirik-ngelirik gitu. Berarti saya disuruh ngomong, ya saya hantem di situ," jelas Purbaya sambil tersenyum.
Purbaya mengatakan dirinya akan mengkonter dengan pandangan yang benar dan sangat masuk logika.
"Biasanya untuk pandangan-pandangan yang aneh, banyak yang ngasih masukan aneh, saya konter dengan logik, yang benarlah. Biasanya langsung mundur. Dan kelihatan hitam putihnya. Dia hitam, seperti hitam putih. Mana yang betul, mana yang salah. Kan saya jago," tambah Purbaya sedikit bercanda.
Menurut Purbaya gaya koboinya saat menjabat Menteri Keuangan adalah otentik dan tidak ada yang akan diubahnya.
"Tidak ada. Namun saya baru tahu, bahwa sebagian orang, enggak bisa terima tapi biar saja. For the save of the country, I don't care. I don't care. Tapi karena ini diperintah, maka kalau diperintah berubah, saya berubah. Jadi ini hanya ini perpanjangan tangan dari Bapak Presiden, dengan versi yang lebih halus," paparnya.
Purbaya mengatakan hal ini bukan berarti apa yang dikatakan dirinya akan selalu didengar Prabowo.
"Enggak didengarkan, tapi kalau ada yang salah-salah suruh koreksi, gitu kira-kira," katanya.
Desy Anwar lalu menanyakan ke Purbaya soal dana Rp 200 triliun yang diberikannya ke sejumlah bank di Himbara, dan bagaimana cara memonitornya.
"Bagaimana memonitor memastikan bahwa memang Rp 200 triliun ini diterjemahkan dalam menggerakkan roda perekonomian. Bukan saja nanti dipakai untuk ya, nih mumpung dapat uang banyak, untuk hal-hal yang tidak ada kaitannya ataupun tidak produktif. Bagaimana memastikan Rp 200 triliun itu setiap peser itu menjadi penggerak roda ekonomi?" tanya Desy.
Purbaya menyatakan tidak peduli bank menggunakan uang itu untuk apa, asalkan tidak untuk membeli dolar dan untuk konglomerat jahat.
"Saya enggak peduli banknya makai untuk apa, asal enggak untuk beli dolar dan enggak untuk konglomerat yang jahat, untuk manipulasi segala macam, itu yang kita monitor. Yang lain terserah banknya. Saya enggak monitor, saya diamin aja. Kalau itu kan ada laporannya, uangnya ke mana. Pinjaman kita bisa monitor pinjamannya ke mana sih dari bulan ke bulan," kata Purbaya.
Ia memastikan tidak ikut campur bagaimana cara bank memakai uang tersebut.
Namun Purbaya mengumpulkan keahlian orang-orang di Perbankan itu sendiri.
"Saya pakai keahlian orang perbankan, untuk berpikir mencari program-program yang paling menguntungkan. Mereka lebih ahli dari pemerintah atau dari saya. Jadi saya manfaatkan mereka untuk berpikir mencari proyek-proyek yang paling menguntungkan. Jadi saya menggunakan kepintaran sistem untuk memakai uang yang saya kasih tadi," papar Purbaya.
Karena, kata Purbaya ketika ia memindahkan uang ke sistem atau Perbankan, maka seperti ada peserta baru.
"Bank kan pasti nyari penyalurannya. Kalau tidak, kan dia bayar ke saya, hampir 4 persen. Rugi dia 4 persen , jadi dia pasti akan nyalurin," kata Purbaya.
Sebab, mereka tidak bisa lagi memberikan uang itu ke BI.
"Dia akan nyari tempat yang lain. Dia akan pasti mencari proyek-proyek yang menguntungkan pertamanya atau yang paling gampang mereka buang ke interbank market itu sudah bagus juga. Bunga di perbankan turun," katanya.
"Nanti kalau sudah itu habis, cari kredit-kredit. Jadi saya maksa mereka berpikir menggunakan kerja kecerdasan mereka yang selama ini nganggur, untuk membuat keuntungan maksimal buat mereka sendiri dan untuk saya, buat negara," papar Purbaya.
Pada akhirnya kata Purbaya, uang akan bergerak ke UMKM juga, karena UMKM menawarkan bunga yang lebih tinggi dibanding perusahaan-perusahaan yang besar dan stabil.
"Kalau saya gelontorin uang sebanyak itu pasti akan nyari juga ke sana. UMKM juga, pertama pasti dipilih yang bagus-bagus setelah itu menyebar ke yang lain. Begitu uang masuk ke UMKM satu, dua, tiga, mereka punya klien yang lain juga. Maka ekonomi akan berputar di situ," kata Purbaya.
(TribunTrends.com/TribunKaltim)
Sumber: Tribun Kaltim
| Isi HP Marbot Masjid yang Lecehkan Jemaah Perempuan di Lampung Bikin Merinding: Full Video Dewasa! |
|
|---|
| Tak Butuh Ucapan Maaf dari Menkeu Purbaya, Dedi Mulyadi Langsung Minta Dana Rp190 M: Itu Hak Kami! |
|
|---|
| Reaksi Dramatis di Sidang MKD DPR: Uya Kuya Tunduk Menangis, Ahmad Sahroni Ambil Hikmah |
|
|---|
| Gurita Bisnis Ahmad Sahroni, Tetap Kaya Raya Meski Dinonaktifkan 6 Bulan dari DPR dan Tak Dapat Gaji |
|
|---|
| Harga Diri Dihina! Kronologi Miss Meksiko Walkout Usai Dikatain ‘Bodoh’ oleh Direktur Miss Universe |
|
|---|