Purbaya Sidak ke Gudang Ilegal, Aksi Spontan Menkeu saat Ukur Baju Sitaan Viral: Wah, Pas Juga Nih!

Ringkasan Berita:

• Purbaya sempat mencoba mengukur pakaian hasil sitaan ke tubuhnya sendiri
• Purbaya menegaskan pemerintah tidak menolerir peredaran pakaian impor ilegal
• Melalui Bea Cukai, pemerintah akan terus memperketat pengawasan di pelabuhan dan gudang penyimpanan

TRIBUNTRENDS.COM - Udara siang di Cikarang terasa panas, tapi suasana di kawasan Tempat Penimbunan Pabean justru mendadak cair dan penuh tawa.

Di antara tumpukan pakaian hasil sitaan dari berbagai negara, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tiba-tiba melakukan hal tak terduga yang membuat para petugas dan awak media terpingkal.

Sabtu (31/10/2025) itu, Purbaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk memastikan pengawasan terhadap impor pakaian ilegal dan rokok tanpa izin berjalan efektif.

Di bawah terik matahari dan kesibukan aparat Bea Cukai, suasana sempat tegang hingga satu momen mencuri perhatian semua orang di lokasi.

Baca juga: Elektabilitas Melesat, Menkeu Purbaya Salip Gibran dan AHY, Siap Ambil Alih Kursi Wapres 2029?

Aksi Spontan di Tengah Tumpukan Barang Sitaan

Saat mengamati barang-barang hasil penindakan, Purbaya tampak berhenti di depan satu karung besar berisi pakaian impor.

Bukan hanya pakaian bekas, kali ini ditemukan juga pakaian baru namun koleksi lama dari luar negeri barang yang kerap lolos dari pengawasan karena dianggap tidak termasuk kategori thrifting.

Tiba-tiba, Purbaya mengambil satu potong pakaian dari tumpukan.

Dengan senyum polos, ia membentangkan baju itu ke depan tubuhnya sendiri, mencoba “mengukurnya” seolah sedang berada di toko pakaian.

“Wah, ukurannya pas juga nih!” ujarnya sambil tertawa lebar, seperti dikutip dari Wartakotalive.

Seketika, para petugas dan awak media yang semula tegang tak bisa menahan tawa. Suasana sidak yang biasanya kaku dan formal berubah hangat.

Aksi spontan itu menjadi sorotan menunjukkan sisi ringan dari seorang menteri yang dikenal tegas dan blak-blakan.

Di Balik Tawa, Ada Pesan Serius

Meski momen itu mengundang gelak tawa, Purbaya tak datang untuk bercanda.

Ia menegaskan bahwa sidak kali ini membawa pesan penting: pemerintah tidak akan mentolerir peredaran barang impor ilegal dalam bentuk apa pun.

“Kita ingin menegaskan bahwa pemerintah tidak mentolerir peredaran barang impor ilegal.

Ini bukan hanya soal pajak atau penerimaan negara, tapi juga soal keadilan bagi industri tekstil lokal yang sedang berjuang,” tegasnya.

Purbaya menjelaskan, praktik impor ilegal berpotensi merusak rantai pasok industri dalam negeri dan mengacaukan harga pasar.

Oleh karena itu, pemerintah bersama Bea Cukai akan terus memperkuat pengawasan di setiap pintu masuk barang, termasuk pelabuhan, gudang penyimpanan, hingga jalur distribusi tersembunyi.

Baca juga: Purbaya Emosi Dituduh Cawe-cawe hingga Ikut Campur Urusan Daerah, Akhirnya Bongkar Seluruh Fakta!

Apresiasi untuk Garda Depan Ekonomi Negara

Tak lupa, Purbaya memberikan apresiasi tinggi kepada petugas di lapangan yang telah menggagalkan berbagai upaya penyelundupan, mulai dari rokok ilegal hingga pakaian impor.

“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran yang bekerja keras.

Ini bentuk komitmen nyata kita dalam menjaga perekonomian dan kedaulatan perdagangan nasional,” katanya penuh semangat.

Usai sidak, Purbaya sempat berbincang santai dengan para petugas.

Dalam dialog ringan itu, mereka menceritakan tantangan besar di lapangan, termasuk modus-modus baru penyelundupan, seperti penyamaran barang impor dalam bentuk donasi, barang rekondisi, atau label kemanusiaan.

Wajah Baru Ketegasan: Antara Tegas dan Menghibur

Momen di Cikarang hari itu memperlihatkan dua sisi Purbaya Yudhi Sadewa: seorang menteri yang tegas dalam kebijakan, tapi hangat dalam pendekatan.

Ekspresi polos dan spontanitasnya yang membuat tawa, ternyata menjadi simbol dari gaya kepemimpinan yang lebih manusiawi tegas tanpa kehilangan sentuhan kemanusiaan.

Dalam satu gerakan sederhana mengukur baju sitaan di tengah sidak Purbaya seakan menunjukkan pesan yang lebih dalam: bahwa perang melawan impor ilegal tak harus kaku, tapi harus tulus dan nyata.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunJakarta)