Breaking News:

Politik Viral

Purbaya Blokir Rp 200 Triliun dari Konglomerat, Ekonomi Rakyat Jadi Prioritas, Penyaluran Harus Luas

Menkeu Purbaya melarang Himbara yang menerima dana saldo pemerintah sebesar Rp 200 triliun untuk menyalurkan uang itu kepada konglomerat.

Editor: jonisetiawan
Instagram @menkeuri
GEBRAKAN MENKEU PURBAYA - Menteri Keuangan Purbaya melarang bank-bank milik negara (Himbara) yang menerima dana saldo pemerintah sebesar Rp 200 triliun untuk menyalurkan uang itu kepada konglomerat. 

Dengan kata lain, bank tidak punya pilihan selain menyalurkan uang itu kembali ke pasar.

Dan di situlah efek domino mulai bekerja dari penyaluran kredit, ke aktivitas usaha, hingga konsumsi masyarakat.

Baca juga: Purbaya Dituding Asal Bicara, Muhidin Gubernur Kalsel Emosi soal Dana Triliunan: Koboi Salah Tembak!

Menciptakan Kompetisi Sehat, Menurunkan Bunga Pinjaman

Namun Purbaya tidak berhenti di situ. Ia juga melihat strategi ini sebagai cara untuk mendorong persaingan sehat di sektor kredit.

“Kalau ada cukup banyak uang untuk disalurkan kepada peminjam dengan proyek-proyek bagus, maka akan timbul persaingan untuk memperebutkan portofolio kredit yang terbatas,” jelasnya.

Dampaknya? Bunga pinjaman turun. Dan ketika bunga pinjaman turun, roda ekonomi berputar lebih cepat.

“Jadi saya ciptakan mereka, suruh mereka untuk berkompetisi di perekonomian supaya bunga pinjaman turun. Sekarang sudah turun cukup.

Bunga deposit juga turun, sehingga orang yang punya uang banyak nggak sayang lagi ambil uangnya di bank buat belanja sekarang,” urai Purbaya panjang lebar.

Dengan senyum tipis, ia menutup penjelasannya dengan kalimat yang mencerminkan keyakinan penuh pada efek berantai dari kebijakannya: “Toh bunganya lebih kecil. Itu salah satu impact dari turunnya opportunity cost of money.”

Dari Kantor Menteri ke Dompet Rakyat

Di tangan Purbaya, uang negara bukan sekadar angka dalam tabel APBN. Ia ingin membuktikan bahwa kebijakan fiskal dapat hidup, bergerak, dan menyentuh masyarakat.

Baginya, Rp 200 triliun bukan sekadar saldo, tapi sumber kehidupan ekonomi nasional.

Bukan untuk memperkuat konglomerasi, bukan untuk menimbun dolar, tapi untuk menghidupkan usaha kecil, mendorong kredit produktif, dan menjaga nilai rupiah tetap tegak.

***

(TribunTrends)

Halaman 2/2
Tags:
PurbayakonglomeratMenteri Keuangan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved