5 Sosok Disebut Bertanggung Jawab Soal Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, Ubedilah: Harus Dipanggil
Berikut ini lima sosok yang disebut Ubedilah Badrun bertanggung jawab terkait proyek Whoosh yang disebut ada unsur korupsi di dalamnya, siapa saja?
Editor: Nafis Abdulhakim
Selain Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga perlu diperiksa.
Ubed menambahkan, dua Menteri BUMN di era Jokowi, yakni Rini Soemarno (2014–2019) dan Erick Thohir (2019–2025), turut memiliki tanggung jawab karena proyek tersebut berlangsung lintas periode pemerintahan.
Tak hanya itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga termasuk nama yang disebut Ubed sebagai pihak yang harus dimintai pertanggungjawaban.
“Lalu yang kedua, berdasarkan peraturan presiden juga yang 2021 itu kan ada ketua komite-nya namanya Luhut, Luhut perlu dimintai pertanggung jawaban juga,” tuturnya.
“Jadi Joko Widodo, Luhut Binsar Pandjaitan, kemudian tentu menteri BUMN ya, Rini Soemarno, Budi Karya Menteri Perhubungan, kemudian Erick Thohir periode kedua jadi (menteri) BUMN ya, dimintai keteranganlah itu, karena kan waktu itu pembengkakan terjadi ya,” papar Ubed.
Ia menutup pernyataannya dengan mendesak agar seluruh pihak yang terlibat dalam proyek tersebut diperiksa secara terbuka.
“Jadi menurut saya, orang-orang yang masuk dalam tim itu diminta pertanggung jawaban, jadi Joko Widodo sama timnya ini, Luhut dan kawan-kawan, karena itu ada sesuatu yang disembunyikan,” pungkas Ubedilah.
Utang Whoosh
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sebelumnya ramai dibicarakan karena utang Whoosh yang mencapai Rp116 triliun atau sekitar 7,2 miliar dolar AS dan diusulkan agar dibayar dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), tetapi Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa tidak menyetujuinya.
Adapun, investasi pembangunan kereta cepat Whoosh tersebut diketahui mencapai 7,27 miliar dolar AS atau Rp120,38 triliun.
Namun, dari seluruh investasi itu, total sebesar 75 persen dibiayai melalui utang kepada China Development Bank (CDB) dengan bunga tiap tahunnya sebesar 2 persen.
Dari segi pembayaran utang, skema besaran bunga yang disepakati yaitu bunga tetap yang selama 40 tahun pertama.
Pada pertengahan pembangunan, ternyata terjadi juga pembengkakan biaya (cost overrun) yang mencapai 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 19,54 triliun.
Karena itu, pihak KCIC kemudian menarik utang lagi dengan bunga yang lebih tinggi, yakni sebesar 3 persen.
Proyek ini memperoleh pinjaman dari CDB senilai 230,99 juta dolar AS dan 1,54 miliar renminbi, dengan total setara Rp6,98 triliun.
Adapun separuh utang untuk membiayai cost overrun itu berasal dari tambahan pinjaman CDB. Sementara sisanya dari patungan modal BUMN Indonesia dan pihak China.
Duduk Perkara Munculnya Isu Dugaan Korupsi
Sumber: Tribunnews.com
| Satu Kebijakan Purbaya yang Dianggap Rocky Gerung Aneh, Kuliah Umum Berubah Jadi Sindiran Umum |
|
|---|
| 4 Langkah Persiapan NIK Tetap Aman dan Valid untuk Ikut Seleksi CPNS 2026, Jangan Terlewat! |
|
|---|
| Dari Ucapan Purbaya ke Meja Polisi: Kisah Panjang Polemik Dana Rp 2,1 Triliun di Babel |
|
|---|
| Hore! Penghasilan PNS Kabupaten Aceh Barat Daya Akan Bertambah, Berikut Wajib Anda Ketahui |
|
|---|
| Ambisi Menkeu Purbaya Mulai Tercium! Rocky Gerung Tertawa: Dia Lagi Kejar Elektabilitas 2029 |
|
|---|