TRIBUNTRENDS.COM - Kisah anak kuli angkut di Gunung Singgalang jadi mahasiswa baru di ITB. Sekampung kompak iuran biayai keberangkatan.
Di sebuah sudut lereng Gunung Singgalang, Sumatera Barat, sebuah momen haru tak terlupakan terjadi.
Seorang anak kuli angkut, Devit Febrianyah, dijemput langsung oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., di kediaman sederhananya.
Momen itu menjadi simbol harapan, perjuangan, dan cinta dari satu kampung yang rela bergotong royong demi satu cita-cita: kuliah di ITB.
Kisah luar biasa Devit viral di media sosial setelah diunggah oleh influencer pendidikan Imam Santoso lewat akun Instagram @santosoim, Senin (9/6/2025).
Anak dari keluarga pekerja kasar ini berhasil menembus Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga, Devit juga satu-satunya anak dari Kecamatan Malala yang lolos ke ITB tahun ini.
Dan yang membuat publik tersentuh, adalah fakta bahwa seluruh warga kampungnya bahu-membahu membantu biaya keberangkatannya ke Bandung.
Iuran dilakukan sukarela—ada yang memberi Rp50 ribu, ada yang menyumbang Rp100 ribu.
Semua demi Devit.
Baca juga: Perjuangan Calon Mahasiswa ITB dari Bukittingi, Anak Penjual Baju Bekas Belajar dari Jam 3 Pagi
“Devit keterima ITB bikin bangga sekampung, penduduk patungan bantu Devit, 50rb, 100rb, dan seterusnya,” tulis Imam.
Ketika sang Rektor tiba di rumah Devit, suasana berubah haru.
Devit yang semula tidak menyangka kehadiran tokoh penting itu, tampak terguncang.
“Diarak Rektor di lereng Gunung Singgalang, Sumatera Barat.
Devit dari SMAN 1 Bukittinggi keterima STEI, tremor, tau ada Pak Rektor,” tulis Imam dalam unggahan lanjutan.