Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono, mengatakan kasus yang sedang ditanganinya ini bisa dibilang ibu korban (SR) terjerumus dalam pelarian.
Bermula karena hubungan rumah tangga kurang hormanis, SR menjalin cinta bersama lelaki lain.
"Pergi meninggalkan rumah dan memutuskan tinggal bersama selingkuhan, namun akhirnya kehilangan anak setelah menitipkan pada orang yang salah," kata Hendro.
Lebih lanjut, Hendro menuturkan kasus pebinor Surabaya bunuh bayi pacar ini mirip dengan kasus Dante.
Kisah hidup dua korban tersebut sama-sama dibunuh pacar ibunya.
Sang ibu menitipkan anak ke pacar karena harus kerja, namun ketika pulang mendapat petaka.
Yang berbeda ibu Dante sudah cerai dari suaminya, sedangkan kasus di Surabaya si ibu masih berstatus istri orang.
"Namun, motif dua kasus ini juga berbeda," ujarnya.
Kumpul Kebo
Sementara itu, Suli (50), warga sekitar menceritakan kesaksiannya keseharian pelaku (Rizki).
Pelaku tinggal di kos bersama seorang wanita, serta satu anak laki-laki usia sekitar 2 tahun.
Kamarnya berada di lantai 2.
Ia sebenarnya tak mengenal pelaku, ngobrol pun tidak pernah.
Dia tahu di mana pelaku tinggal karena letak kos berdampingan dengan rumahnya.
Hanya tahu kalau pelaku adalah penghuni kos gara-gara awal Januari lalu Suli sering mendengar tangisan bayi anak kecil.