Berita Viral

Mencuri Batu dari Reruntuhan Kota Kuno, Wanita Ini Langsung Sakit Keras, Akhirnya Dikembalikan

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pencuri batu di Pompeii meminta maaf dan kembalikan batu curiannya.

Analisis penelitian difokuskan pada 19 tengkorak yang telah mengalami pemipihan dan ditemukan di pemakaman tepi pantai yang berasal dari periode suku Hirota.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dengan tegas membuktikan bahwa perubahan bentuk tengkorak tersebut adalah hasil dari tindakan manusia, bukan sekadar sebagai efek samping dari ritual atau praktik lainnya.

Dalam proses penelitian, ilmuwan menggunakan gambar dua dimensi untuk secara rinci menganalisis bentuk eksternal tengkorak.

Baca juga: MENGEJUTKAN Tengkorak Manusia Ditemukan di Toko Barang Bekas, Ternyata Sudah Kerap Terjadi

Mereka juga melakukan pemindaian tiga dimensi dari permukaan tengkorak untuk membuat model yang lebih mendekati bentuk aslinya.

Selain itu, mereka membandingkan tengkorak suku Hirota dengan kelompok pribumi lain, seperti suku Yayoi dan Jomon, yang hidup pada periode yang sama tetapi di lokasi yang berbeda.

Diduga Perdagangan Jarak Jauh

Walaupun maksud yang tepat dari modifikasi tengkorak ini masih belum sepenuhnya diketahui, peneliti menyajikan hipotesis yang menarik.

Mereka menghubungkan praktik ini dengan identitas kelompok suku Hirota dan kemungkinan adanya jaringan perdagangan jarak jauh.

Penemuan artefak dari kerang yang berasal dari wilayah yang jauh di dalam pemakaman suku Hirota.

Mengindikasikan bahwa kemungkinan ada keterhubungan mereka dengan kelompok pribumi lain melalui jalur perdagangan.

Ilustrasi bayi (freepik.com)

Alasan Mengubah Bentuk Kepala Bayi

Alasan mengapa masyarakat Hirota memilih untuk mengubah bentuk tengkorak bayi mereka masih menjadi misteri. 

Salah satu kemungkinan adalah bahwa praktik ini membantu mereka membedakan diri dari kelompok lain yang mungkin memiliki bentuk tengkorak yang berbeda.

Tim peneliti berencana untuk menyelidiki lebih banyak tengkorak kuno yang mengalami deformasi serupa di wilayah tersebut untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang mengapa praktik mengubah bentuk tengkorak (ACD) dilakukan.

Baca juga: PILU Tahanan Palestina, Separuh Tengkorak Hilang, 30 Kali Ditembaki Israel, Dirawat Sambil Dipasung

Bukti tentang praktik ACD telah ditemukan di berbagai kelompok sepanjang sejarah, termasuk suku Hun, wanita Eropa abad pertengahan, suku Maya, beberapa suku asli Amerika, dan budaya Paracas kuno di Peru. 

Terkadang, tengkorak yang sangat memanjang ini bahkan telah disalahartikan oleh para ahli teori konspirasi sebagai bukti adanya alien.

Praktik ACD masih berlanjut hingga saat ini, terutama di negara Vanuatu di Pasifik, di mana tengkorak seseorang dimodifikasi untuk menyerupai salah satu dewa mereka yang digambarkan dengan kepala yang memanjang.

Di beberapa bagian Republik Demokratik Kongo, ada pula laporan bahwa beberapa anak perempuan lahir dengan tengkorak yang memanjang sebagai simbol status sosial, seperti yang dilaporkan dalam majalah Discover.

***

(TribunTrends/Jonisetiawan)