Berita Viral

NGERI Suku Kuno Ini Lakukan Modifikasi Kepala Bayi agar Bentuknya Unik, Prosesnya Bikin Ngilu

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi praktik ubah bentuk kepala bayi.

Semua tengkorak Hirota yang cacat tampaknya telah dimodifikasi untuk membuat kepala sedikit lebih pendek dan bagian belakang tengkoraknya lebih rata.

Menurut pemimpin penulis studi, Noriko Seguchi, antropolog biologi di Universitas Kyushu di Jepang menunjukkan bukti nyata. 

Baca juga: HEBOH Penemuan Krim Wajah Berusia 2000 Tahun Milik Wanita Romawi, Arkeolog Hampir Pingsan Membukanya

Analisis ini mengungkapkan kerusakan yang serupa pada tulang oksipital di dasar setiap tengkorak dan menunjukkan adanya depresi di bagian tengkorak yang menghubungkan tulang-tulang tersebut.

Tidak ada perbedaan signifikan antara jumlah jenazah laki-laki dan perempuan yang mengalami deformasi, dan bentuk tengkorak tidak bervariasi berdasarkan jenis kelamin. 

Deformasi semacam itu tidak ditemukan pada tengkorak Yayoi atau Jomon. 

Oleh karena itu, morfologi yang berbeda dari tengkorak Hirota dengan jelas menunjukkan bahwa modifikasi tengkorak itu dilakukan secara sengaja.

Teknik Pemipihan

Analisis penelitian difokuskan pada 19 tengkorak yang telah mengalami pemipihan dan ditemukan di pemakaman tepi pantai yang berasal dari periode suku Hirota.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dengan tegas membuktikan bahwa perubahan bentuk tengkorak tersebut adalah hasil dari tindakan manusia, bukan sekadar sebagai efek samping dari ritual atau praktik lainnya.

Dalam proses penelitian, ilmuwan menggunakan gambar dua dimensi untuk secara rinci menganalisis bentuk eksternal tengkorak.

Baca juga: MENGEJUTKAN Tengkorak Manusia Ditemukan di Toko Barang Bekas, Ternyata Sudah Kerap Terjadi

Mereka juga melakukan pemindaian tiga dimensi dari permukaan tengkorak untuk membuat model yang lebih mendekati bentuk aslinya.

Selain itu, mereka membandingkan tengkorak suku Hirota dengan kelompok pribumi lain, seperti suku Yayoi dan Jomon, yang hidup pada periode yang sama tetapi di lokasi yang berbeda.

Diduga Perdagangan Jarak Jauh

Walaupun maksud yang tepat dari modifikasi tengkorak ini masih belum sepenuhnya diketahui, peneliti menyajikan hipotesis yang menarik.

Mereka menghubungkan praktik ini dengan identitas kelompok suku Hirota dan kemungkinan adanya jaringan perdagangan jarak jauh.

Halaman
123