TNI Disiksa Senior
Kematian Prada Lucky: Ayahnya Curigai Ada Manipulasi Medis, Siap Beberkan Bukti
Ayah Prada Lucky, Serma Christian Namo, menyampaikan keluhannya kepada Pangdam, sebut banyak kejanggalan dalam penanganan medis sang anak.
Editor: jonisetiawan
Christian menyatakan bahwa dirinya memiliki bukti atas dugaan tersebut, meskipun ia menegaskan tak bermaksud menuduh secara membabi buta.
"Tidak bermaksud menyudutkan siapapun," ujarnya.
Lebih jauh, ia mendesak agar seluruh pelaku yang terlibat harus dihukum setimpal, termasuk kemungkinan hukuman terberat.
"Ankum harus pertanggung jawabkan semua yang terjadi di dalam satuan yang dipimpin olehnya. Proses pelaku secepatnya dengan transparan dan terbuka," tegas Christian.
Baca juga: Duka Keluarga Prada Lucky: Jika Gugur di Medan Perang Saya Ikhlas, Tapi Bukan di Tangan Oknum
20 Tersangka, Satu di Antaranya Perwira
Dugaan kekerasan terhadap Prada Lucky tidak dianggap remeh. Pangdam IX/Udayana telah mengonfirmasi bahwa sebanyak 20 prajurit kini berstatus tersangka dalam kasus tersebut.
Satu dari mereka berpangkat perwira. Pemeriksaan dan penggalian motif masih terus berjalan.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa penyidik telah menyiapkan lima pasal hukum untuk menjerat para tersangka, di antaranya:
- Pasal 170 KUHP: Tindak pidana pengeroyokan
- Pasal 351 KUHP: Penganiayaan biasa
- Pasal 354 KUHP: Penganiayaan berat
- Pasal 131 KUHPM: Pemukulan atau kekerasan oleh militer terhadap rekan/bawahan
- Pasal 132 KUHPM: Atasan yang membiarkan terjadinya kekerasan
Kronologi Penuh Luka: Dari Tuduhan hingga Tewas di Rumah Sakit
Peristiwa memilukan ini bermula pada 27 Juli 2025 malam, ketika Prada Lucky diperiksa oleh Staf-1/Intel terkait dugaan penyimpangan seksual. Keesokan harinya, ia dilaporkan melarikan diri dari barak saat izin ke kamar mandi.
Setelah ditemukan di rumah ibu asuhnya, Prada Lucky dibawa kembali dan menjalani pemeriksaan lanjutan. Di sinilah kekerasan dimulai. Sejumlah senior dilaporkan memukulinya menggunakan selang secara bergiliran.
Meskipun telah ada perintah dari pimpinan agar tidak menggunakan kekerasan dalam pembinaan, kekerasan justru berlanjut.
Bahkan saat Prada Lucky dan rekannya, Prada Ricard Junimton Bulan, ditahan di sel internal kesatuan, empat anggota lainnya datang dan kembali memukuli mereka.
Pada 2 Agustus, kondisi Prada Lucky memburuk. Ia mengalami muntah hebat dan segera dirujuk ke RSUD Aeramo karena kadar hemoglobin yang sangat rendah.
Setelah dirawat, kondisi sempat membaik. Bahkan, ia masih sempat bercanda dengan ibu asuhnya saat dijenguk.
Namun, malam 4 Agustus, segalanya berubah drastis. Ia dipindahkan ke ICU, dipasangi ventilator, dan akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Rabu, 6 Agustus 2025 pukul 11.23 WITA.
Seruan Keadilan Tak Boleh Padam
Kasus kematian Prada Lucky kini menjadi sorotan nasional, bahkan memicu kritik tajam terhadap budaya kekerasan dalam lingkungan militer.
Sumber: Tribunnews.com
Duka Keluarga Prada Lucky: 'Jika Gugur di Medan Perang Saya Ikhlas, Tapi Bukan di Tangan Oknum' |
![]() |
---|
Senior Ungkap Motif Penganiayaan TNI Prada Lucky hingga Tewas: Semua Atas Nama Pembinaan |
![]() |
---|
Ricard Sahabat Prada Lucky yang Juga Jadi Korban, Bertahan dari Penyiksaan, Tapi Luka Itu Tak Hilang |
![]() |
---|
Pembinaan Brutal! Fakta Mengejutkan di Balik Tewasnya Prada Lucky, 20 Prajurit Tersangka |
![]() |
---|
Kematian Prada Lucky: 4 Prajurit TNI Jadi Tersangka, Apa Peran Masing-masing Pelaku? |
![]() |
---|