TNI Disiksa Senior
Duka Keluarga Prada Lucky: 'Jika Gugur di Medan Perang Saya Ikhlas, Tapi Bukan di Tangan Oknum'
Keluarga Prada Lucky Namo mengungkapkan harapannya di hadapan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, usai wafatnya sang anak.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Ayah Prada Lucky Namo, Serma Christian Namo, mengungkapkan harapannya di hadapan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, menyusul wafatnya sang anak.
Prada Lucky merupakan prajurit dari Batalyon TP 834/WM yang bertugas di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia meninggal dunia di RSUD Aeramo pada Rabu (6/8/2025) sekitar pukul 11.23 WITA, setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif sejak Sabtu (2/8/2025).
Dugaan sementara menyebutkan bahwa Prada Lucky menjadi korban penganiayaan oleh 20 seniornya. Sejauh ini, 20 prajurit telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan dalam proses hukum yang sedang berjalan.
Pada Senin (11/8/2025), Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, berkunjung ke rumah duka di Kelurahan Kuanino, Kota Kupang. Saat kedatangannya, ibu dari almarhum, Sepriana Paulina Mirpey, sempat histeris dan berlutut di hadapannya.
Baca juga: Terungkap Jejak Derita Prada Lucky Sebelum Tewas Dianiaya, Lupa Nama Senior Langsung Ditampar
Dalam kunjungan itu, Mayjen Piek memberi kesempatan kepada ayah Prada Lucky untuk menyampaikan permintaan dan harapannya.
Christian menyampaikan sejumlah keluhan mengenai penanganan medis yang diterima anaknya saat dalam kondisi darurat. Ia merasa penanganan tersebut tidak transparan dan turut menyebabkan kematian anaknya.
Lebih lanjut, Christian juga menyinggung adanya dugaan manipulasi terhadap laporan medis yang dibuat oleh petugas kesehatan batalyon.
"Pertanggungjawaban dokter Kes Batalyon yang memanipulasi data informasi atau data. Pertanggungjawaban dokter Yon harus dipertanyakan kredibilitasnya seorang dokter hingga berani memanipulasi data atau laporan medis," katanya, Senin, dikutip dari POS-KUPANG.com.
Christian mengklaim memiliki bukti atas tuduhannya terhadap petugas medis yang terlibat, meski ia menegaskan tidak bermaksud menyudutkan pihak mana pun.
"Tidak bermaksud menyudutkan siapapun," ungkapnya.
Ia juga meminta agar para pelaku diberi hukuman seberat-beratnya, bahkan sampai pemecatan atau hukuman mati, serta menuntut akuntabilitas dari Ankum atau atasan yang berwenang menghukum dalam struktur militer.
"Ankum harus pertanggung jawabkan semua yang terjadi di dalam satuan yang dipimpin olehnya. Proses pelaku secepatnya dengan transparan dan terbuka," imbuhnya.

Ibu Prada Lucky Bersimpuh
Sepriana Paulina Mirpey, ibu kandung almarhum, terlihat sangat terpukul hingga bersimpuh di kaki Mayjen Piek Budyakto, memohon keadilan atas nasib anaknya.
"Tolong, saya butuh keadilan bapak. Saya serahkan anak saya sebagai seorang tentara, tolong, saya mohon bapak. Tolong jangan ada fitnah lagi," ujarnya ketika berlutut di hadapan Piek, Senin, dilansir POS-KUPANG.com.
Ia melanjutkan bahwa dirinya ikhlas jika anaknya gugur di medan perang, tetapi sulit menerima kenyataan bahwa anaknya tewas akibat ulah rekan satuan.
Sumber: Tribunnews.com
Duka Keluarga Prada Lucky: 'Jika Gugur di Medan Perang Saya Ikhlas, Tapi Bukan di Tangan Oknum' |
![]() |
---|
Senior Ungkap Motif Penganiayaan TNI Prada Lucky hingga Tewas: Semua Atas Nama Pembinaan |
![]() |
---|
Ricard Sahabat Prada Lucky yang Juga Jadi Korban, Bertahan dari Penyiksaan, Tapi Luka Itu Tak Hilang |
![]() |
---|
Pembinaan Brutal! Fakta Mengejutkan di Balik Tewasnya Prada Lucky, 20 Prajurit Tersangka |
![]() |
---|
Kematian Prada Lucky: 4 Prajurit TNI Jadi Tersangka, Apa Peran Masing-masing Pelaku? |
![]() |
---|