Berita Viral
PILU Satpol PP Kota Bandung, Niatnya Amankan Bentrok Malah Disiram Minyak Panas oleh PKL: Ya Allah
Niatnya amankan bentrok, Satpol PP di Bandung malah disiram minyak panas oleh PKL, begini kondisinya.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Malang sekali nasib Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ini, dia disiram minyak panas saat mengamankan bentrok di Kota Bandung, Jawa Barat.
Sementara itu pelaku penyiraman minyak panas adalah Pedagang Kaki Lima (PKL).
Para PKL emosi saat Satpol PP berusaha menertibkan mereka.
Akibatnya anggota Satpol PP Kota Bandung disiram minyak panas hingga mengalami luka ruam di kulit.
Insiden penyiraman minyak panas itu viral usai diunggah oleh akun resmi Satpol PP Kota Bandung @satpolppbdg, Sabtu (23/12/2023).
Baca juga: Satpol PP Terkejut, Pengemis Asal Jombang Nginap Sepekan di Hotel, ke Ponorogo untuk Minta-minta

Sementara itu oknum PKL menyiramkan minyak panas ke anggota Satpol PP itu pun langsung diamankan oleh para petugas yang berada di lokasi kejadian.
Anggota Satpol PP yang menjadi korban penyiraman minyak panas itu langsung ditangani oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung.
Selanjutnya, berdasarkan narasi dari video itu, anggota Satpol PP itu dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Peristiwa itu terjadi saat bentrok di Jalan Dalam Kaum, Kota Bandung, Jumat (22/12/2023), dikutip TribunJabar.id.
Bentrok itu terjadi saat Satpol PP Kota Bandung mensterilkan para PKL dari Jalan Dalem Kaum untuk pindah ke basement Alun-alun Kota Bandung.
Namun, para PKL di kawasan itu enggan pindah lantaran mengaku belum ada pemberitahuan sebelumnya.
Kapolsek Regol, AKP Aji Riznaldi Nugroho, membenarkan adanya peristiwa penyiraman minyak kepada anggota Satpol PP itu.
Dikatakan Aji, anggota Satpol PP yang terkena minyak goreng itu mengalami luka ruam merah di beberapa bagian tubuhnya.

Namun, pihaknya tak menjelaskan detail bagian tubuh mana saja yang mengalami luka.
Saat ini pihaknya masih menunggu hasil visum.
"Kita menunggu hasil visum untuk menyatakan ada luka atau tidak.
Kalau secara kasat mata, ruam merah. Perkiraan tidak terlalu panas minyaknya," ujar Aji, Sabtu (23/12/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
Baca juga: CERITA Satpol PP yang Dianiaya Buruh Demo di Surabaya, Tendangan Kungfu Bikin Korban Tak Berdaya
Tidak hanya itu saja, pihaknya juga menunggu adanya laporan dari kedua belah pihak.
Sebab, para PKL juga mengaku ada tujuh orang mengalami luka-luka akibat bentrokan itu.
Pihaknya juga akan mengumpulkan sejumlah saksi yang berada di lokasi terkait insiden itu.
"Kita sesuai prosedur saja, kita undang klarifikasi apakah betul.
Kita sesuai prosedur saja profesional. Kita kumpulkan dulu saksi," katanya.
Usai insiden bentrok itu, kini situasi di kawasan Jalan Dalem Kaum kembali kondusif.
Ari berharap segera ada titik temu terkait persoalan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dengan PKL tersebut.
Terkait persoalan ini, Ari mengaku bersikap netral dan tak berpihak ke satu sisi.
"Kalau dari kami kepolisian tetap menjaga kamtibmas.
Kita mah netral, enggak berpihak kemanapun, kalau sampai ada korban baru kita tangani," ucapnya.
Satpol PP Dianiaya Buruh Demo di Surabaya, Tendangan Kungfu Bikin Tak Berdaya
Sementara itu di lain sisi, aksi oknum buruh menganiaya hingga menginjak-injak dua anggota Satpol PP Kota Surabaya masih jadi sorotan publik.
Aksi ini terjadi di trotoar Jalan Ahmad Yani Surabaya saat para buruh tengah perjalanan hendak demo soal UMK, Kamis (30/11/2023) lalu.
Dalam video yang beredar, seorang petugas Satpol PP Kota Surabaya yakni Abdul Muid Kafi alias AM (25) menjadi korban tendangan kungfu hingga terjungkal.
Tak hanya itu, dia juga nyaris ditimpuk dengan water barrier.
AM tidak sendiri, rekannya Tareq Aziz alias TA juga menjadi korban pengeroyokan oknum buruh yang sedang unjuk rasa menuntut kenaikan UMK Jatim 2024.
TA bahkan mengalami patah tulang. Kedua petugas itu mengalami luka dan harus dirawat inap di rumah sakit.
Baca juga: Malunya Pria di Cibinong, Hentikan Bus Dikira Angkut Buruh Lalu Ajak Demo, Ternyata Murid Study Tour

Abdul Muid Kafi, anggota Satpol PP Surabaya yang menjadi korban penganiayaan oknum buruh, memberikan kesaksiannya.
Kejadian penganiayaan itu bermula ketika seorang pengendara motor terjebak di tengah ribuan massa buruh di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Kamis (30/11/2023).
Abdul dan temannya, Tareq Aziz (31), kemudian berniat membukakan jalan dan memberi arahan kepada pengendara itu, agar melewati pedestrian.
"Saya masuk minta tolong (ke massa) kalau boleh kasih jalan satu baris buat sepeda motor.
Jadi biar orang bisa jalan," kata Abdul, di RSUD dr. Soewandhie Surabaya, Sabtu (2/11/0223), dikutip dari Kompas.com.
Tak disangka, Abdul dan Tareq justru didatangi sejumlah massa di lokasi kejadian.
Mereka kemudian mendapatkan kekerasan dari sejumlah orang.
"Mereka marah, saya dipukul dari belakang, setelah itu Tareq bantuin saya.
Tareq didorong sama massa, akhirnya dia jatuh tengkurap, ya itu diinjak-injak," jelasnya.

Abdul mengatakan, dirinya juga ditedang massa hingga mengalami cedera..
"Saya yang ditendang agak nyeri cuman enggak ada retak di tulang rusuk.
Sama kepala belakang agak pusing, cuman enggak ada gegar otak, jadi aman," ucapnya.
"Kalau yang Tareq ini ada retak di bagian punggung karena mungkin kena injak-injak massa itu tadi," tambah Abdul.
Abdul sendiri tidak mengingat berapa orang yang melakukan penganiayaan kepadanya dan Tareq.
Baca juga: PILU Sopir Truk di Bekasi, Dipukuli Buruh Usai Bilang Terima Kasih Bikin Macet, Kendaraan Dirusak
Sebab, dia fokus untuk mencari perlindungan agar tak mendapatkan kekerasan.
Saat ini, Abdul dan Tareq sudah diperbolehkan pulang oleh RSUD dr. Soewandhie.
Namun, mereka diharuskan melakukan pemeriksaan kembali tiga hari kemudian.
Wali Kota Eri Cahyadi Minta Usut Tuntas
Sementara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mempercepat pengusutan kasus ini.
"Laporan ke polisi sudah dilakukan.
Kami juga sudah menyampaikan kepada Pak Kapolrestabes (Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce), saya meminta agar perkara ini menjadi atensi," kata Eri Cahyadi dikonfirmasi, Jumat (1/12/2023).
Wali Kota Eri lantas menjelaskan kronologi masalah tersebut.
Ia mengatakan bahwa petugas Satpol-PP hanya ingin membantu masyarakat yang terjebak demo buruh.
"Ini sudah perbuatan yang kebangetan (keterlaluan).
Petugas kami hanya membantu masyarakat yang tidak bisa lewat.
Saat itu masyarakat melewati pedestarian.
Ada yang terlambat kerja, dan sebagainya.
Petugas hanya meminta izin agar membuka (barisan buruh) sebentar ruas jalan agar warga ini bisa lewat.
Ketika itulah kemudian terjadi masalah ini (pengeroyokan dan penganiayaan)," kata Wali Kota Eri.
Baca juga: Dikira Angkut Buruh, Pria di Cibinong Hentikan Bus, Niat Ajak Demo, Ternyata Berisi Anak Study Tour
Wali Kota Eri menyayangkan kejadian tersebut.
Seharusnya, pelaksanaan unjuk rasa tetap sesuai aturan yang berlaku.
"Seharusnya bukan seperti ini. Surabaya ini dibangun dengan gotong royong.
Saya selalu katakan, silakan demo. Tapi gunakan cara yang santun. Jangan seperti itulah.
Wong podo-podo manungsane (sama-sama manusianya)," ujarnya.
Karenanya, pihaknya berharap pelaku segera mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Orangnya sudah ketahuan. Wajahnya sudah ketahuan.
Kami minta, bagaimana caranya untuk ditangkap. Ini preseden buruk.
Tidak boleh lagi terulang," tandas pria asli Surabaya ini.
Buruh Minta Maaf
Sejumlah buruh mendatangi kantor Satpol PP Kota Surabaya, Jumat (1/12/2023).
Mereka meminta maaf terkait insiden penganiayaan yang terjadi pada anggota Satpol PP saat aksi demonstrasi menyuarakan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Kamis (30/11/2023).

Kepala Satpol PP Kota Surabaya M. Fikser mengungkapkan, dirinya menerima kunjungan tak terduga dari sekitar tujuh orang yang mengaku sebagai perwakilan organisasi buruh Garda pada Jumat (1/12/2023) sore.
Pertemuan itu berlangsung singkat atau kurang lebih lima menit.
"Mereka datang tanpa janji, tanpa surat menyurat, tanpa pemberitahuan.
Mereka datang secara spontan, hanya untuk minta maaf atas kejadian kemarin," ujar Fikser di Surabaya, Jumat (1/12/2023).
Baca juga: GEGARA Panas dan Lapar, Petani di Blitar Bubarkan Diri Saat Demo di Kantor DPRD, Ayo Cepat Pulang
Fikser mengaku sudah memaafkan para buruh yang terlibat dalam insiden penganiayaan.
Namun, ia menegaskan bahwa bukan berarti kasus tersebut berhenti.
Fikser akan tetap memperjuangkan hak dan keadilan bagi dua anggotanya yang menjadi korban kekerasan.
"Saya maafkan, tapi tidak ada kata damai. Proses hukum tetap berjalan sesuai sebagaimana mestinya," tegas Fikser.
Fikser mengaku tidak mengenal dan tidak tahu pasti asal organisasi buruh yang datang ke kantornya.
Dia juga tidak yakin apakah terduga pelaku penganiayaan juga ikut dalam rombongan itu.
"Saya tidak tahu pelakunya siapa. Mereka hanya mengaku dari Garda. Saya tanya tujuannya, ternyata hanya minta maaf," tandasnya.
***
Artikel ini diolah dari Sripoku
Sumber: Sriwijaya Post
Dari Antar Pesanan ke Maut: Kronologi Ojol Terlindas Rantis, Roda Besi Brimob Hentikan Napas Affan |
![]() |
---|
Roda Besi Brimob Renggut Nyawa Ojol, Teriakan Berubah Tangisan, Kapolri Tunduk Meminta Maaf |
![]() |
---|
Malam Mencekam di Jakarta, Ojol Terlindas Rantis Brimob saat Demo, Video Amatir Viral di Medsos |
![]() |
---|
Bukan Orang Biasa, Gaji Salsa Erwina Disebut Selevel Anggota DPR RI, Viral Tantang Ahmad Sahroni |
![]() |
---|
Pekerjaan Sintya Cilla Bikin Denny Sumargo Syok, Rela Beli Minuman Mahal Demi Ketemu DJ Panda |
![]() |
---|