Bak Langit dan Bumi, Mewahnya Fasilitas Kamp Tentara Israel Ini Jauh Beda dengan Kondisi Gaza
Beginilah potret suasana kamp tentara Israel, punya fasilitas mewah, beda jauh dengan kondisi di Gaza.
Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Perbandingan fasilitas kamp Israel dengan kondisi di Gaza, bak langit dan bumi.
Fasilitas kamp Israel ini terungkap usai tentara Israel menggelar pesta di tengah panasnya perperangan.
Diketahui, serangan Israel ke Palestina memasuki bulan ke dua sejak 7 Oktober 2023.
Saat ini sekitar lebih 15 ribu warga Palestina tewas dalam serangan tersebut.
Gaza pun dibuat hancur lebur karena serangan Israel, di lain sisi pemerintah Israel justru membangun tempat relaksasi untuk para tentara Yahudi yang telah berperang dari Gaza.
Baca juga: Tertimbun Reruntuhan, Anak Palestina Minta Penyelamat Prioritaskan yang Lebih Butuh, Ini Kondisinya
Seperti yang baru-baru diunggah di akun Tiktok @shita_hakdosha, salah seorang warganet asal Israel mengunggah kemeriahan pesta untuk para IDF (Pasukan Pertahanan Israel).
Dalam video yang beredar, terlihat para tentara tengah menikmati pesta yang digelar di wilayah dekat Gaza.
“IDF rejuvenation spot” tulis dalam video viral tersebut.
Dalam video, tampak tentara berseragam IDF tersebut menikmati konser.
Selain itu mereka juga mendapatkan kursi pijat.
Di salah satu sudutnya, tentara Israel bisa bermain PS (playstation).
Di tempat itu juga terdapat prasmanan mewah setelah kembali dari operasi melawan pejuang hamas di Gaza.
"Para prajurit bekerja sangat keras. Di sini mereka dapat bersantai dan mendapatkan kembali energi yang dibutuhkan untuk memenangkan perang ini," begitulah bunyi deskripsi video tersebut.
Baca juga: 7 Artis Dunia yang Berdarah Palestina, dari Gigi Hadid hingga DJ Khaled, Lantang Kecam Israel!
Dalam kamp tersebut diketahui terdapat air bersih melimpah, listrik, hingga hiburan.
Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan yang dirasakan warga di Gaza.
Jangankan hiburan, warga yang ingin minum pun hanya bisa menunggu hujan karena akses air bersih telah diputus Militan Yahudi.
Kondisi Gaza
Sebelumnya, unggahan pemuda Palestina bernama Yahia Taha tentang situasi di Gaza dua bulan sebelum dibombardir Israel viral di media sosial.
Unggahan itu dibuat Yahia Taha melalui akun Instagram @yahia__taha pada Minggu (12/11/2023).
Hingga artikel ini dimuat, unggahan Yahia Taha telah dikomentari ribuan netizen dan mendapatkan puluhan ribu tanda suka.
Yahia Taha sendiri merupakan pemuda Palestina yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
Melalui Instagramnya, ia kerap menunjukkan aktivitasnya selama sekolah di Indonesia.
Ketika Israel mulai membombardir Gaza, Yahia Taha masih berada di Indonesia.
Tapi ia sempat pulang kampung dua bulan yang lalu, ketika itu kondisi Gaza masih normal.
Dalam postingannya, Yahia Taza menunjukkan video singkat tentang situasi di Gaza sebelum agresi Israel dilancarkan.
Terlihat Gaza merupakan kota yang indah dengan masjid dan bangunan tinggi berdiri megah.
Kendaraan berlalu lalang di jalanan dengan aman, aktivitas penduduk masih berjalan dengan normal.
Yahia Taha juga memperlihatkan situasi di pusat-pusat keramaian seperti bandara dan tempat perbelanjaan.
Tampak warga Gaza yang berada di tempat umum melakukan aktivitas mereka dengan tentram.
"Saya yang ambil video ini saat saya pulang ke Gaza 2 bulan yang lalu," ungkap Yahia Taha dalam caption unggahannya.
Sayang segala keindahan Gaza yang diperlihatkan Yahia Taza itu kini tinggal kenangan.
Situasi Gaza saat ini telah jauh berbeda dari keadaan saat terakhir kali Yahia Taha pulang ke kampung halamannya dua bulan lalu.
Langit biru di Gaza sekarang telah berganti warna.
Sebulan lebih perang Israel dan Palestina memanas, langit biru di Gaza berubah jadi hitam kelabu.
Lebih dari 25 ribu ton bahan peledak dijatuhkan Israel di Jalur Gaza.
Bagaimana kabar lengkapnya?
Baca juga: PILU Jurnalis Palestina Yara Eid, 60 Anggota Keluarga Tewas, Jalani Terapi Akibat Serangan Israel
Perang Israel-Hamas yang meletus sejak Sabtu (7/10/2023).
Selama hampir 2 bulan, langit malam Gaza diterangi kilatan rudal dan cahaya merah.
Langit biru Gaza menghitam karena kepulan asap membumbung dari rumah-rumah yang diratakan dengan tanah.
Menurut Euro-Med Human Rights Monitor, Israel telah menjatuhkan lebih dari 25.000 ton bahan peledak - setara dengan dua bom nuklir, di Jalur Gaza.
Sebagai perbandingan, bom nuklir Little Boy yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima selama Perang Dunia II menghasilkan 15.000 ton bahan peledak berkekuatan tinggi dan menghancurkan segala sesuatu dalam radius satu mil (1,6 km).
Citra satelit dan foto-foto menunjukkan seluruh lingkungan telah rata.
Banyak rumah sakit, sekolah, tempat ibadah dan rumah-rumah yang rusak atau hancur akibat serangan darat, laut dan udara Israel.
Seluruh sistem komunikasi dan instalasi pengolahan air juga telah dinonaktifkan.
Baca juga: AKIBAT Israel Blokade Listrik RS Al-Shifa Gaza: 39 Bayi Kritis, 2 Meninggal, Dokter Pakai Senter HP
Menurut data terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah Palestina, dan hingga 7 November, serangan Israel setidaknya telah merusak:
- Setengah dari rumah di Gaza – 222.000 unit tempat tinggal rusak dan lebih dari 40.000 unit hancur total
- 278 fasilitas pendidikan rusak
- 270 fasilitas kesehatan diserang
- 69 tempat ibadah rusak, termasuk masjid dan gereja
- 45 ambulan rusak
- 11 toko roti hancur
Israel mengatakan pihaknya telah menyerang sedikitnya 12.000 sasaran di seluruh wilayah Palestina yang terkepung dari tanggal 7 Oktober hingga 1 November 2023.
Korban tewas di wilayah Palestina kini mencapai 10.812 orang, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Kamis (9/11/2023), dilansir English Al Arabiya.
Sedikitnya ada 4.412 anak-anak termasuk di antara para korban tewas, lapor The Guardian.
Sementara, 26.905 orang lainnya dilaporkan terluka dalam serangan Israel.
Baca juga: Bayi Berusia 12 Hari Hilang, Ternyata Skenario Ibu Muda, Tidak Sanggup Mengurus, Suami Tak Tahu
Serangan di Kamp Pengungsian
Di utara Gaza terdapat salah satu kamp terbesar, Jabalia.
Militer Israel telah berulang kali menyerang kamp yang menampung sekitar 116.000 pengungsi terdaftar, setidaknya delapan kali.
Kamp tersebut menampung tiga sekolah yang dikelola PBB, yang telah diubah menjadi tempat penampungan bagi ratusan keluarga pengungsi.
Militer Israel mengatakan bahwa serangan terhadap Jabalia pada 1 November telah membunuh komandan Hamas Ibrahim Biari yang mereka yakini memainkan peran penting dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan 7 Oktober terhadap Israel.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengatakan tujuh sandera sipil tewas dalam serangan itu, termasuk tiga pemegang paspor asing.
Diperkirakan antara 800.000 hingga satu juta orang telah pindah ke selatan Jalur Gaza, sementara 350.000-400.000 orang masih tinggal di utara Jalur Gaza.
***
(TribunTrends/Jonisetiawan/Galuh)
Sumber: TribunTrends.com
| Curhat ke Purbaya, DPD Ngaku Sesak di Senayan, Tapi Ogah Pindah ke IKN Duluan: Biar Belakangan Aja |
|
|---|
| Purbaya Harus Tahu! Cara Pelaku Thrifting Bertahan Hidup Setelah Dilarang Impor: Jual Preloved Lokal |
|
|---|
| Purbaya Tak Main-main! Platform Luar Negeri Siap-Siap Hilang dari Indonesia Jika Tak Bayar Pajak |
|
|---|
| Purbaya Curhat Soal Lawan Dana Mengendap, Yakin Banyak Kepala Daerah yang Marah: Saya Minta Maaf |
|
|---|
| Respon Purbaya Usai Disebut Pura-Pura Banyak Gaya, Ucapan Rocky Gerung Dibalas dengan Hasil Nyata |
|
|---|