Berita Kriminal
Kuasa Hukum Ronald Tannur akan Laporkan Keluarga Dini Sera, Bahas Fitnah: Digoreng yang Tidak-tidak
Kuasa hukum Ronald Tannur berencana laporkan keluarga Dini Sera, merasa difitnah gara-gara ini.
Editor: ninda iswara
TRIBUNTRENDS.COM - Kasus tewasnya Dini Sera Afrianti kini memasuki babak baru.
Seperti yang diketahui, Dini Sera Afrianti tewas setelah dianiaya oleh sang kekasih yang bernama Gregorius Ronald Tannur yang merupakan anak anggota DPR.
Kini kuasa hukum Ronald Tannur, Lisa Rahmat, tiba-tiba mengatakan bahwa pihaknya berencana melaporkan keluarga Dini Sera Afrianti dan pengacaranya.
Diketahui Ronald Tannur melakukan penganiayaan kepada Dini Sera hingga mengakibatkan kekasihnya itu meninggal dunia.
Penganiayaan itu terjadi di salah satu tempat hiburan malam di Kota Surabaya, awal Oktober 2023 lalu.
Ronald Tannur sudah ditahan dan terancam hukuman 15 tahun penjara.
Namun kasus penganiayaan ini memasuki babak baru.
Baca juga: Ingin Ketemu Mama Tangis Anak Dini Sera, Ditinggal Sejak Usia 4 Bulan, Hanya Bisa Pandangi Makam

Pasalnya kuasa hukum tersangka berencana melaporkan keluarga dan pengacara korban.
Dijelaskan Lisa Rahmat, rencana pelaporan itu muncul setelah keluarga dan pengacara korban membuat pernyataan lewat video pada Rabu (11/10/2023).
Dalam video tersebut keluarga Dini Sera dan pengacaranya bernama Dimas Yemahura mengatakan keluarga tersangka menyuruh orang memberikan sejumlah uang.
Video itu juga sempat viral di media sosial.
"Kami laporkan Dimas dengan keluarga korban, karena waktu itu kerabat korban juga bicara dan juga Dimas, ada videonya," ucap Lisa dikutip dari Kompas.com.
Lisa menyebut, ucapan keluarga korban dan Dimas merupakan fitnah terhadap keluarga tersangka.
Lebih lanjut Lisa mengaku akan melaporkan mereka dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Lisa mengatakan sempat bertemu dengan Dimas di kamar jenazah RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Saat itu Lisa menyampaikan keluarga tersangka berencana datang ke rumah korban di Sukabumi.
Sampai saat ini, dikatakan Lisa, keluarga tersangka belum datang ke rumah korban.
"Kami keluarga belum ke sana, masih mau minta waktu. Enggak mungkin kami nyuruh orang,"
"Kok sudah digoreng yang tidak-tidak, dikatakan (mau menyuap keluarga korban) ini fitnah," kata Lisa.
Baca juga: Penyebab Cekcok Ronald Tannur & Dini Sera, Sama-sama Mabuk, Tak Mau Diajak Pulang, Tewas Dianiaya

Sebelumnya dalam video tersebut, Dimas mengatakan ada pihak yang diminta keluarga tersangka datang ke rumah korban.
Utusan tersebut bernama Fauzi yang mengaku dari Partai PKS.
Fauzi menjelaskan bahwa dirinya diminta ayahanda Ronald Tannur, Edward Tannur untuk memberikan santunan kepada keluarga Dini Sera.
Keluarga mengatakan, Fauzi ingin aksinya datang ke rumah korban memberikan santunan jangan diketahui kuasa hukum mereka.
Dimas menegaskan keluarga korban menolak seluruh tawaran uang yang diberikan keluarga pelaku.
Menurutnya, hal itu bisa mencederai proses hukum yang berlaku.
"Jika ingin memberikan santunan berikanlah tanpa adanya embel-embel perdamaian atau pencabutan perkara,"
"Sebagai orang yang bermartabat seharusnya memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang beradab dan tidak melakukan tindak-tindak di luar proses hukum, menyuruh orang datang ke sini dan meminta rekening keluarga korban, jangan sampai kuasa hukum tahu, dan itu mencederai proses hukum yang berlaku," kata Dimas dikutip dari Instagram kerabat Dini Sera @fikaaa.rs sembari merangkul anak korban.
Pihak Ronald Datangi Keluarga Dini Sera, Ngaku Ingin Beri Santunan, Pengacara Curiga: Mau Nyuap?
Pihak keluarga tersangka Gregorius Ronald Tannur (31) mendatangi keluarga almarhumah Dini Sera Afrianti (29) di Sukabumi.
Diketahui, Dini Sera merupakan wanita yang tewas dianiaya oleh Ronald di Surabaya, Jawa Timur.
Ronald yang merupakan anak anggota DPR RI itu telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan.
Semenjak kasus ini viral, pihak Ronald telah berusaha mendatangi keluarga Dini untuk meminta maaf.
Baca juga: Mah Dini Mau Pulang Ibu Dini Sera Sempat Senang Dengar Kabar Anak, Ternyata yang Datang Jenazah
Seperti yang dikatakan oleh adik almarhumah Dini, Elsa Rahayu (25), dia mengungkapkan, sepekan pasca-kematian kakaknya ada seorang laki-laki bersama orang yang dikenalnya datang ke rumah.

"Kemarin pagi ada yang datang ke saya.
Bilang kalau saudaranya yang datang itu di sana (DPR RI) satu komisi sama ayahnya Ronald.
Dia disuruh sama bapaknya Ronald untuk ketemu sama keluarga saya," ujar Elsa kepada Tribunjabar.id di rumahnya, Rabu (11/10/2023).
Elsa menuturkan, keluarganya akan diberikan santunan kalau mau bertemu dengan keluarga Ronald.
"Keluarga Ronald katanya mau ke sini, " tuturnya.
Orang yang datang tersebut tidak menyebut atau menegaskan meminta damai.
Alasannya mau bantu anaknya Dini.
Namun, dia meminta untuk tidak diketahui pihak kuasa hukumnya.

"Bukan ada embel apa-apa, katanya, buat bantu si dedek (anak Dini) saja.
Cuma mau via transfer karena dalam jumlah besar. Tapi dilarang buat ngasih tahu pengacara.
Saya iyain saja dulu, saya juga tidak berani (ambil keputusan)," kata Elsa.
"Nah itu saya kasih tahu ke Pak Dimas (kuasa hukum). Katanya itu sama saja mau nyuap keluarga korban," tambah Elsa.
Elsa sebagai keluarga tidak menerima jika harus berdamai dan mencabut laporan polisi atas kasus meninggalnya Dini.
"Ditolak lah, meski dia ngomongnya tidak ada embel apa-apa. Saya enggak berani lah, itu sama saja (mengorbankan kakak)," ucapnya.
Kuasa hukum keluarga Dini, Dimas Himaura, mengungkapkan pihaknya mengklarifikasi dugaan intervensi dari pihak-pihak tertentu yang mencoba untuk memengaruhi keluarga untuk melakukan perdamaian ataupun menerima uang dengan tujuan untuk meringankan hukuman tersangka.
"Dalam video ini saya sampaikan bahwa, keluarga menolak segala bentuk pemberian apapun.
Apakah itu santunan, uang tali asih yang sifatnya adalah untuk mengintervensi jalannya proses hukum yang saat ini sedang berjalan," ujar Dimas saat berada di rumah keluarga korban di Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu (11/10/2023).
"Artinya jika ingin memberikan santunan atau tali asih, maka berikanlah tali asih itu tanpa ada embel-embel perdamaian pencabutan perkara dan lain sebagainya," tutur Dimas.
Baca juga: Kelakuan Ronald Anak DPR Aniaya Dini hingga Tewas, Tertawa Ketika Ditanya Satpam: Saya Gak Kenal Pak
Dimas menyebut, sebagai seorang bermoral, pejabat publik, keluarga yang bermartabat dan memiliki cukup banyak materi, seharusnya memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang beradab.
"Tidak melakukan tindakan di luar proses hukum, menyuruh orang untuk datang ke sini, meminta rekening kekuarga korban dengan alasan jangan sampai pihak kuasa hukum itu tahu," ucapnya.
Menurutnya, itu sangat mencederai proses hukum yang sedang berjalan.
"Kami tim kuasa hukum akan melakukan langkah lebih lanjut terhadap oknum-oknum tersebut.
Bila memang terbukti pejabat tersebut melakukan tindakan itu, maka kami akan juga melakukan proses hukum lebih lanjut," ucapnya.
Terkait anaknya almarhumah Dini yang masih kecil, pihak pengacara pun akan menjamin masa depan pendidikannya.
"Untuk adik D (anak Dini) setiap bulannya maka tim kuasa hukum yang akan memberikan upaya untuk melanjutkan pendidikannya.
Jadi tim kuasa hukum siap untuk menjamin tetap bisa bersekolah," ungkap Dimas.
Sebagai kuasa hukum pihaknya pun memastikan, proses hukum yang berjalan harus dilaksanakan dengan seberat- beratnya dengan pasal 338 KUHP.
"Keluarga berkomitmen bahwa tidak akan pernah mau menandatangani surat perdamaian.
Apabila diberikan embel-embel santunan sebagai alat untuk melakukan perdamaian atau pencabutan perkara," kata Dimas.
(TribunJakarta/TribunJabar)
Diolah dari artikel di TribunJakarta.com dan TribunJabar
Tampang Suami di Bengkulu Utara yang Tikam Istri Pakai Tombak, Puluhan Tahun Lalu Pernah Dipasung |
![]() |
---|
Gara-gara Sidik Jari di HP, Suami di Jeneponto Cemburu Buta Nekat Tikam Istri di Jeneponto |
![]() |
---|
Pasutri di Gresik Kompak Curi Motor Meski Sudah Pisah Ranjang, Tertangkap saat COD |
![]() |
---|
Tampang Suami Tega Bunuh Istri di Dompu NTB Sebab Malu Banyak Utang, Sempat Senyum sebelum Diperiksa |
![]() |
---|
Kesaksian Tetangga Istri di Dompu yang Dibunuh Suami, Baru Lahiran 10 Hari Lalu: Kenapa Begitu Tega |
![]() |
---|