Breaking News:

Berita Kriminal

Tim SAR Kerahkan Anjing Pelacak, Korban Longsor di Cianjur Belum Ditemukan, Medan Sulit Dijangkau

Tim SAR gabungan menerjunkan anjing pelacak dalam upaya pencarian Nahru (54), korban bencana longsor di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Dok. Kantor SAR Bandung
Pencarian seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang tertimbun tanah longsor. 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang petani berusia 54 tahun menjadi korban tertimbun longsor di Cianjur.

Sampai saat ini korban belum ditemukan.

Tim SAR gabungan pun mengerahkan anjing pelacak untuk menemukannya.

Baca juga: INNALILLAHI Petani di Cianjur Tertimpa Longsor, Tim SAR Kesulitan Evakuasi, Medan Terjal

Tim SAR gabungan menerjunkan anjing pelacak dalam upaya pencarian Nahru (54), korban bencana longsor di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. 

Humas Kantor SAR Bandung, Seni Wulandari mengatakan, pencarian di hari ketiga belum membuahkan hasil kendati lokasi korban sudah diketahui.

Tim SAR gabungan tengah melakukan upaya pencarian terhadap seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang tertimbun longsor, Minggu (30/7/2023) petang.
Tim SAR gabungan tengah melakukan upaya pencarian terhadap seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang tertimbun longsor, Minggu (30/7/2023) petang. (Dok. Kantor SAR Bandung)

Korban diketahui merupakan warga Desa Simpang, Kecamatan Pasirkuda, Cianjur. Korban dilaporkan hilang diduga tertimbun tanah longsor saat tengah memanen padi di sawahnya, Sabtu (29/7/2023).

Menurut Seni, kendala pencarian korban adalah ketebalan longsoran serta banyaknya material bebatuan dan batang pohon.

“Upaya pencarian semaksimal mungkin dilakukan termasuk hari ini dibantu dengan K9 dari Polres Cianjur,” kata Seni melalui siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (31/7/2023).

Selain itu, kondisi medan yang terjal dan sulitnya sinyal untuk berkomunikasi juga menjadi kendala.

Akses ke lokasi yang tidak bisa dijangkau dengan alat berat juga menjadi masalah.

Baca juga: INNALILLAHI! 2 Minggu Lagi Resepsi, Pengantin Baru Tewas Terkubur Longsor, Warga Histeris: Ya Tuhan!

“Tim mencoba mengeruk longsoran menggunakan tekanan air dari alkon yang diharapkan bisa sesegera mungkin menemukan tanda-tanda penemuan korban,” ujar dia.

Rencananya, upaya pencarian akan kembali dilakukan esok pagi dengan menitikberatkan pada pembersihan di lokasi diduga korban tertimbun.

Sebelumnya diberitakan bencana longsor menerjang Desa Simpang, Kecanatan Pasirkuda, Cianjur. Longsor diduga dipicu kontur tanah yang labil dan posisi lahan sawah yang berada di lereng tebing.

INNALILLAHI Petani di Cianjur Tertimpa Longsor, Tim SAR Kesulitan Evakuasi, Medan Terjal

Seorang petani berusia 54 tahun menjadi korban tertimbun longsor di Cianjur.

Tim SAR gabungan pun berupaya mengevakuasi korban.

Namun gara-gara medan yang terjal, petugas kesulitan untuk melakukan evakuasi.

Baca juga: Tak Peduli Banjir dan Longsor, Pasangan Ini Kukuh Menikah di Tengah Bencana, Sah Lewat Video Call!

Tim SAR gabungan tengah berupaya melakukan pencarian terhadap Nahru (54), petani asal Desa Simpang, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang tertimbun longsor.

Namun, kondisi medan yang terjal serta tidak bisa diakses alat berat mengakibatkan tim kesulitan untuk mengevakuasi korban.

Tim SAR gabungan tengah melakukan upaya pencarian terhadap seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang tertimbun longsor, Minggu (30/7/2023) petang.
Tim SAR gabungan tengah melakukan upaya pencarian terhadap seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang tertimbun longsor, Minggu (30/7/2023) petang. (Dok. Kantor SAR Bandung)

Humas Kantor SAR Bandung, Seni Wulandari mengatakan, upaya pencarian saat ini dipusatkan di satu titik yang diduga korban tertimbun di sekitar Last Known Position (LKP).

“Di hari kedua ini hasilnya nihil. Pencarian dihentikan sementara dan akan dilanjutkan esok pagi,” kata Seni melalui siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (30/7/2023) malam.

Disebutkan, selain medan yang terjal dan tidak bisa diakses alat berat, ketebalan material longsor juga menjadi salah satu kendala tim di lapangan.

“Adapun unsur SAR yang terlibat di antaranya Kantor SAR Bandung, personel TNI/Polri, BPBD Cianjur, relawan, dibantu unsur muspika setempat dan masyarakat,” ujar Seni. 

Sebelumnya diberitakan, seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat bernama Nahru (54) dilaporkan hilang diduga tertimbun longsor. 

Baca juga: SAKSI Korban Selamat Longsor Natuna, Mila Sempat Terpental, Keluarga Hilang Selamat Ditarik Kakak

Kejadian nahas yang menimpa petani asal Desa Simpang, Kecanatan Pasirkuda, Cianjur itu saat korban tengah memanen padi di sawahnya, Sabtu (29/7/2023).

Bencana alam tersebut terjadi diduga kontur tanah yang labil dan posisi lahan sawah yang berada di lereng tebing.

Bukit Kuningan Longsor Akibat Hujan Deras, Batu hingga Pohon Hantam Rumah 'Mohon Bantuan Pemerintah'

Bukit di Kuningan mengalami longsor dan menghantam rumah warga akibat hujan deras.

Material batu, tanah hingga pohon menghantam tiga rumah warga.

Perangkat desa setempat pun meminta bantuan pemerintah agar bisa segera ditangani.

Bukit Gunung Bayu setinggi sekitar 60 meter di Desa Citikur, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, longsor pada Minggu malam (2/4/2023).

Material longsor menimpa bagian belakang tiga rumah hingga rusak parah.

Material longsor juga menutupi aliran Sungai Cinondang hingga limpas dan membanjiri tiga rumah tersebut.

Pantauan Kompas.com di lokasi, kondisi limpasan air Sungai Cinondang masih membanjiri tiga rumah hingga Senin pagi (3/4/2023).

Baca juga: SAKSI Korban Selamat Longsor Natuna, Mila Sempat Terpental, Keluarga Hilang Selamat Ditarik Kakak

Bahkan debit air sungai masih sangat deras dengan ketinggian air sekitar 30-70 centimeter.

Di satu rumah, air melintas hingga keluar dari pintu jendela kamar tidur.

Kepala Desa Citikur, Asep Saputra (57) menyampaikan, hujan deras dan angin kencang mengguyur wilayah setempat selama beberapa jam sejak Minggu siang hingga sore.

Tiba-tiba Bukit Gunung Bayu mengalami longsor dari titik ketinggian 60 meter dan lebar 70 meter.

Material longsor berupa batu, tanah, dan pepohonan menimpa bagian belakang tiga rumah warga yang berada dekat dengan bukit.

Edi Suhardi warga desa Citikur, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan Jawa Barat menunjukan air sungai yang mengalir deras masuk ke dalam rumahnya, akibat bukit longsor menutup aliran sungai dan menghantam belakang rumahnya, Senin (2/4/2023)
Edi Suhardi warga desa Citikur, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan Jawa Barat menunjukan air sungai yang mengalir deras masuk ke dalam rumahnya, akibat bukit longsor menutup aliran sungai dan menghantam belakang rumahnya, Senin (2/4/2023) (Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Ketiga rumah milik Edi Suhardi, Ii Rukmana, dan Sulistyo itu rusak cukup parah.

Tak hanya menimpa bagian belakang tiga rumah warga, material banjir juga menutupi ruas Sungai Cinondang, yang tepat berada di bawahnya.

Akibatnya aliran Sungai Cinondang tak terbendung hingga limpas ke pemukiman warga.

Baca juga: Warga Tertimpa Musibah Longsor, Oknum Pegawai Negeri Ini Malah Gasak Barang Milik Korban Ditangkap

“Longsor ini bersumber dari bukit Gunung Bayu yang menimpa tiga rumah warga.

Longsor ini membendung saluran air yang dari sungai, sehingga air itu masuk ke rumah,” kata Asep saat ditemui Kompas.com di lokasi.

Air sungai masuk dan membanjiri ketiga rumah tersebut dengan ketinggian variatif 50 hingga 100 centimeter di saat kejadian, dan pagi ini sudah mulai surut mencari 30 hingga 70 centimeter.

Perangkat desa sejak setelah insiden longsor terjadi, langsung melakukan perbantuan untuk menyelamatkan para korban, dan juga barang-barang yang dapat diselamatkan.

Ketiga keluarga juga langsung diungsikan ke tempat aman, karena ketiga rumahnya tidak dapat dihuni.

Asep berharap, tim BPBD, bersama Bupati Kabupaten Kuningan langsung menolong ketiga keluarga korban longsor tersebut.

Pasalnya, para warga tidak mampu membersihkan material longsor yang menghantam rumah dan menutupi aliran sungai.

Jumlah material yang begitu banyak tidak dapat dilakukan pembersihan secara manual sehingga sangat membutuhkan alat berat.

Asep khawatir, banjir akan kembali tinggi seiring curah hujan ekstrem yang juga belum selesai.

“Jadi kami sangat memohon bantuan kepada pemerintah, untuk segera menangani, dengan alat berat, ketika ini telat ditangani, maka akan lebih berisiko tinggi untuk warga dan untuk desa, apalagi kalau terjadi hujan lagi, mungkin dampaknya akan lebih parah,” harap Asep. (*)

Diolah dari artikel Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
Tim SARCianjuranjing pelacakberita viral hari ini
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved