Berita Viral
Keteguhan Rossy, Bertahan Tiga Hari di Bawah Reruntuhan dan Siap Kembali Mondok dengan Kaki Baru
Cerita pilu namun memberi semangat, dari santri Rossy, korban reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny, kakinya diamputasi namun tetap ingin kembali.
Editor: Sinta Darmastri
TRIBUNTRENDS.COM - Kisah pilu bercampur semangat pantang menyerah datang dari Syaiful Rossy Abdillah (14), salah satu korban selamat dari insiden tragis ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Walau harus kehilangan kaki kanannya, semangat santri ini sama sekali tak padam.
Pada Senin (6/10/2025), Syaiful Rossy masih menjalani perawatan intensif di RSUD Notopuro Sidoarjo.
Ia berhasil dievakuasi dari himpitan reruntuhan bangunan tiga lantai setelah berjuang bertahan hidup selama tiga hari penuh.
Keberhasilan dramatis ini harus dibayar mahal, kakinya yang terjepit balok baja membuatnya terpaksa diamputasi.
Namun, alih-alih larut dalam trauma, Rossy justru menunjukkan optimisme luar biasa.
"Pengen dibelikan kaki (palsu) yang baru," ujar Syaiful Rossy saat ditemui di rumah sakit.
Lebih mengejutkan lagi, bocah ini mengaku siap kembali mondok di pesantrennya segera setelah sembuh, tentu saja dengan "kaki barunya" nanti.
Baca juga: 7 Korban Santri Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Berhasil Diidentifikasi, Total 17 Jiwa Ditemukan
Detik-Detik Runtuhnya Bangunan
Rossy menceritakan kembali momen mengerikan ketika bangunan itu ambruk. Saat itu, ia sedang mengikuti salat Asar berjamaah di lantai dasar musala.
"Tepat pada rokaat pertama, disebutnya sudah mulai ada tanda-tanda. Suara retakan dan beberapa kayu terjatuh," kenangnya.
Tragedi tak terhindarkan terjadi pada rakaat berikutnya.
"Kemudian rokaat kedua, mulai runtuh. Teman-teman lari, saya juga ikutan. Tapi keburu terjebak (di bawah reruntuhan)," kisahnya.
Di saat-saat awal, ia dan beberapa temannya sempat berteriak meminta pertolongan.
Beruntung, tak lama kemudian, mereka berhasil menjalin komunikasi dengan tim penolong di atas.
Selama tiga hari terjebak, Syaiful terus berinteraksi.
Petugas SAR gabungan berhasil menyuplai oksigen dan makanan untuknya.
"Saya juga sempat akan ditarik. Tapi kaki saya terjepit. Sehingga menunggu dibongkar baru bisa keluar," lanjutnya, menjelaskan perjuangan panjang sebelum akhirnya bisa diselamatkan.
Setibanya di rumah sakit, kondisi kakinya yang terjepit memaksa tim medis mengambil keputusan berat: amputasi.
Keluarga Rossy akhirnya menyetujui tindakan tersebut.
Baca juga: Dikebut! Operasi SAR Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 13 Korban Diduga Masih Tertimbun Reruntuhan Maut
Keikhlasan Sang Ayah: Menganggap Musibah Sebagai Takdir
Selama proses pencarian hingga perawatan, Idrus, ayah dari Syaiful Rossy, terus mendampingi putranya.
Idrus mengungkapkan rasa syukurnya yang tak terhingga atas keselamatan sang anak.
"Saat tahu kondisi (bangunan roboh) seperti itu, saya sudah pasrah. Saya kira anak saya sudah tidak ada (meninggal). Saya sudah ikhlas atas musibah ini," kata Idrus di sela mendampingi putranya. Ia bahkan sempat tidak percaya saat mendapat kabar bahwa anaknya selamat.
Meskipun harus menerima kenyataan pahit bahwa Rossy kehilangan kaki kanannya, Idrus mengaku sudah ikhlas dan bersyukur melihat kondisi anaknya yang kini membaik.
"Sesekali mengeluh sakit seperti nyeri di kakinya itu. Tapi yang setiap hari dikatakannya, dia pengen dibelikan kaki baru. Mungkin minder dengan kondisi kakinya jika harus bertemu dengan teman-temannya lagi," tambah Idrus, menjelaskan keinginan tulus putranya.
Kendati musibah ini menimpa putranya, Idrus menunjukkan kemuliaan hati.
Ia menegaskan tidak akan menuntut pihak pondok pesantren.
Baginya, peristiwa ini adalah ujian dan bagian dari takdir yang harus diterima.
"Saya yakin (semua ini takdir) seperti itu, jadi saya ikhlas. Kami tidak akan menuntut atau sebagainya," tegasnya.
Baca juga: Bukan Hanya Korban Jiwa, Mobil Mercy Ringsek Ditemukan di Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny
Insiden Maut di Sidoarjo
Peristiwa ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.
Kejadian berlangsung sekitar waktu salat Asar pukul 15.00 WIB.
Beberapa warga setempat sempat mendengar suara keras seperti gempa sebelum menyadari bahwa bangunan di bagian tengah pondok sudah ambruk.
"Kemarin izin ngecor bagian atas. Ini sepertinya tiga lantai. Setahu saya ini musala," kata Munir, Ketua RT 7/RW 3 Desa/Kecamatan Buduran, Sidoarjo di lokasi kejadian, saat awal insiden.
Petugas gabungan dari kepolisian dan BPBD segera tiba di lokasi untuk melakukan evakuasi.
Sejumlah korban langsung dibawa menggunakan ambulans, sementara sebagian lagi masih terjebak di dalam reruntuhan.
Hingga Senin (6/10/2025) malam, total korban yang tercatat dalam peristiwa ini mencapai 170 orang.
Rinciannya adalah 104 orang korban selamat dan 66 korban meninggal dunia (termasuk 7 body part).
Proses evakuasi diperkirakan masih terus berlangsung, dan jumlah korban kemungkinan masih dapat bertambah.
(TribunTrends.com/TribunJatim.com)
Punya Foto Masa Kecil dan Sekarang Tapi Pengen Disatukan? Bisa Banget Pakai Prompt Gemini AI Ini |
![]() |
---|
7 Korban Santri Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Berhasil Diidentifikasi, Total 17 Jiwa Ditemukan |
![]() |
---|
Kisah Cinta Lintas Benua: Bule Belanda Ini Kepincut Wanita Berhijab Asal Betawi |
![]() |
---|
Dikebut! Operasi SAR Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 13 Korban Diduga Masih Tertimbun Reruntuhan Maut |
![]() |
---|
Jejak Gelap Cinta Terlarang Hilda Pricillya dan Pratu RH: Dari Chat WhatsApp ke Hotel Baruga |
![]() |
---|