Breaking News:

Drama Keraton Surakarta

Sosok KGPH Dipokusumo, Diberi Kekancingan PB XIV Purboyo, Ternyata Pernah Terima Gelar dari Malaysia

ini sosok KGPH Dipokusumo yang mendapatkan Kekancingan dari Pakubuwono XIV Purboyo, ternyata pernah menerima gelar dari Malaysia

TribunSolo.com/ Andreas Chris
KELUARGA KERATON SURAKARTA - ini sosok KGPH Dipokusumo yang mendapatkan Kekancingan dari Pakubuwono XIV Purboyo, ternyata pernah menerima gelar dari Malaysia 
Ringkasan Berita:
  • Ini sosok KGPH Dipokusumo yang menerima Kekancingan dari Pakubuwono XIV Purboyo.
  • Ia sebelumnya juga pernah mendapat gelar kehormatan dari Kerajaan Negeri Sembilan, Malaysia.
  • Penghargaan tersebut semakin menambah rekam jejaknya sebagai salah satu tokoh penting di lingkungan Keraton Surakarta.

TRIBUNTRENDS.COM - KGPH Dipokusumo dikenal sebagai salah satu tokoh penting di lingkungan Keraton Surakarta.

Ia merupakan saudara kandung Maha Menteri Keraton Solo, KGPA Tedjowulan, keduanya lahir dari pernikahan Pakubuwono XII dengan istri kedua, KRAy Retnodiningrum.

Sejak kecil, KGPH Dipokusumo memiliki nama GRM Surya Suparta, sebelum kemudian menyandang gelar yang digunakannya saat ini.

Baca juga: Sosok GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, Diberi Gelar Panembahan PB XIV Purboyo, Pernah Main Film

Dalam struktur Keraton Surakarta, ia dikenal sebagai Pengageng Parentah, sebuah posisi strategis yang berkaitan dengan tata kelola keraton.

Selain menjalankan tugas-tugas adat, KGPH Dipokusumo juga aktif dalam berbagai kegiatan intelektual dan kebudayaan.

Dikutip dari Nusantara Institute, ia tidak hanya berperan sebagai bangsawan keraton, tetapi juga dosen, pembicara publik, serta aktivis budaya.

Nusantara Institute sendiri merupakan lembaga di bawah Yayasan Budaya Nusantara Indonesia, yang bergerak di bidang riset ilmiah, publikasi, studi akademik, dan pengembangan scholarship tentang ke-Nusantaraan.

Di lembaga tersebut, KGPH Dipokusumo dipercaya menduduki posisi sebagai anggota Dewan Penasihat.

Kiprahnya tidak berhenti di situ. Ia pernah menerima gelar kehormatan dari Kerajaan Negeri Sembilan, Malaysia, menandai pengakuan atas kontribusinya dalam pelestarian budaya dan hubungan antarnegara.

KELUARGA KERATON SURAKARTA - KGHP Dipokusumo
KELUARGA KERATON SURAKARTA - KGHP Dipokusumo (Kolase TribunSolo.com)

Di dunia akademik, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo.

Hingga kini, KGPH Dipokusumo tercatat aktif dalam berbagai lembaga kebudayaan dan pelestarian warisan sejarah.

Ia menjadi anggota tim ahli Cagar Budaya Surakarta, Dewan Kurator Museum Keris Surakarta, serta bagian dari tim ahli Jaringan Kota Pusaka.

Selain itu, ia turut terlibat dalam berbagai organisasi masyarakat, baik sebagai pengurus maupun penasihat, di antaranya Forum Lintas Lembaga Adat dan Tradisi Budaya Indonesia, Forum Lintas Agama dan Golongan, Perhimpunan Pedalangan Indonesia, hingga Komite Bahasa Jawa.

Dengan kiprah yang luas, KGPH Dipokusumo tidak hanya dikenal sebagai tokoh keraton, tetapi juga sebagai sosok yang aktif mengawal pelestarian budaya dan pengembangan intelektual ke-Nusantaraan.

Pakubuwono XIV Hamangkunegoro menyerahkan kekancingan atau surat penetapan resmi yang dikeluarkan Keraton Solo, setelah prosesi jumenengan selesai, Sabtu (15/11/2025).

Jumenengan adalah upacara adat Jawa kenaikan takhta seorang raja atau penguasa kerajaan.

Kekancingan itu diberikan Pakubuwono XIV Hamangkunegoro kepada lima kerabat, yaitu:

  1. GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani
  2. GRay Devi Lelyana Dewi
  3. GRAy Dewi Ratih Widyasari
  4. KGPH Benowo
  5. KGPH Dipokusumo

Terkait hal itu, GKR Timoer mengungkapkan Keraton Solo di bawah kepemimpinan Pakubuwono XIV Hamangkunegoro akan menggunakan bebadan atau kepengurusan sendiri.

"Tentu tidak (menggunakan bebadan lama). Karena setiap kepemimpinan baru bergantinya seorang Raja, mereka akan melantik bebadan baru sesuai keputusan atau pandangan raja, apakah beliau mampu memegang kepemimpinan di Keraton," jelas GKR Timoer, Sabtu, dikutip dari TribunSolo.com.

Meski demikian, GKR Timoer belum bisa memastikan, kapan bebadan baru akan diumumkan.

Jumenengan Gusti Purbaya

Pada Sabtu (15/11/2025), Keraton Solo menggelar prosesi jumenengan Gusti Purbaya menjadi Pakubuwono XIV Hamangkunegoro.

Jumenengan adalah upacara adat Jawa kenaikan takhta seorang raja atau penguasa kerajaan.

Selama acara, Gusti Purbaya mengenakan pakaian kebesaran bernama Ageman Taqwa, berupa beskap berwarna pink fuchsia dipadukan dengan batik bermotif parang Barong.

Pantauan TribunSolo.com, Gusti Purbaya menyampaikan pidatonya sebagai Raja Baru Keraton Solo di Sitinggil.

Dalam pidatonya yang berbahasa Jawa, Gusti Purbaya mengucap sumpah setelah dijumenengkan menjadi Pakubuwono XIV Hamangkunegoro.

Ia berjanji akan menjalankan kepemimpinan sebagai Pakubuwono XIV seadil-adilnya berdasarkan syariat Islam dan paugeran Keraton Solo.

Gusti Purbaya juga berjanji akan berbakti kepada negara dan mendukung Republik Indonesia.

"Saya bersumpah. Satu, akan menjalankan kepemimpinan sebagai Sri Susuhunan berdasarkan syariat Islam dan paugeran Keraton Surakarta Hadiningrat dengan sebenar-benar dan sebaik-baiknya, secara adil seadil-adilnya, dan akan mengayomi siapa pun yang setia ke Keraton Surakarta Hadiningrat dan Rajanya," kata Gusti Purbaya di hadapan publik.

"Kedua, saya akan mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan lahir batin, dan berbakti kepada negara," imbuhnya.

Terakhir, ia juga mengucapkan janji akan melestarikan adat dan tradisi Keraton Solo.

"Ketiga, saya akan menjaga kelestarian budaya, tata cara upacara, dan seluruh warisan luhur raja-raja Mataram khususnya para raja di Keraton Surakarta Hadiningrat," pungkasnya.

(TribunTrends.com/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
KGPH DipokusumoPB XIV PurboyoMalaysia
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved