Breaking News:

Menkeu Purbaya Tak Bisa Berkutik! Jika APBN Dipakai Bayar Utang Whoosh: Kebijakan Pimpinan di Atas

Menkeu Purbaya memberikan pendapat tentang skema pembayaran utang Whoosh pakai APBN, sebut tergantung kebijakan pimpinan atas.

Penulis: Sinta Manila
Editor: Sinta Manila
Tumbnail YouTube Kompas.com
Menkeu Purbaya memberikan pendapat tentang skema pembayaran utang Whoosh pakai APBN, sebut tergantung kebijakan pimpinan atas. 

Ringkasan Berita:
  • Menkeu Purbaya sempat menolak skema pembayaran utang Whoosh pakai APBN.
  • Akan tetapi, baru-baru ini Menkeu Purbaya pasrah dengan adanya kebijakan pimpinan di atas.
  • Menurut Purbaya, hingga sekarang ini belum ada keputuan final tentang cara penyelesaian pembayaran utang Whoosh ini.

 

TRIBUNTRENDS.COM - Menteri Keuangan (menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menjawab pertanyaan wartawan saat ditanya pendapat pribadinya tentang skema (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) APBN digunakan untuk bayar utang Whoosh.

Menkeu Purbaya menggunakan baju batik panjang dan memegang pelantang suara dengan kedua tangannnya, menjawab dengan santai terkait penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

"Kalau saya mending enggak bayar saya, Cuma gini kita ada kebijakan pimpinan di atas, belum putuskan juga. Sepertinya kita memang akan cenderung membayar ke jalannya infrastrukturnya," ujar Purbaya sebagaimana dikutip dari tayangan Kompas.com 16 November 2025. 

Baca juga: Gelar Panembahan Ada Kaitan dengan Bebadan Baru? Ini Penjelasan GKR Timoer: Sabdanya Raja Sendiri

Ungkapan pendapat Purbaya ini disampaikan saat taklimat media di kantor Kementerian Keuangan pada Jumat (14/11/2025).

Beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh kian menjadi beban berat.

Pendapat Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, terkait penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh, dalam taklimat media di kantor Kementerian Keuangan pada Jumat (14/11/2025).
Pendapat Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, terkait penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh, dalam taklimat media di kantor Kementerian Keuangan pada Jumat (14/11/2025). (Kompas)

Sudah ditolak Menkeu Purbaya sejak bulan lalu

Sebelumnya pada tanggal 10 Oktober 2025, secara tegas Menkeu Purbaya menolak usulan Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengusulkan mengenai pembayaran utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dibebankan ke pemerintah.

"Kalau ini kan KCIC di bawah Danantara, mereka sudah punya manajemen sendiri, punya dividen sendiri," ungkap Purbaya dalam Media Gathering di Bogor, Jumat (10/10/2025) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Dalam kesempatan yang sama Menkeu Purbaya menginformasikan bahwa Danantara  memperoleh dividen sebesar Rp 80 triliun per tahun.

Angka ini seharusnya cukup untuk menangani masalah utang tanpa melibatkan APBN.

"Jangan kita lagi, karena kan kalau enggak ya semua kita lagi termasuk devidennya. Jadi ini kan mau dipisahin swasta sama goverment," tegas Purbaya.

Mensesneg cari cara

Meski ditolak oleh Menkeu Purbaya dengan klaim bahwa PT Danantara punya laba yang cukup besar setiap tahun nya.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, pemerintah akan mencari skema atau jalan keluar terkait pembayaran utang utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh.

"Beberapa waktu yang lalu juga sudah dibicarakan untuk mencari skema supaya beban keuangan itu bisa dicarikan jalan keluar," ujar Prasetyo di depan kediaman Presiden Prabowo Subianto, Minggu (12/10/2025) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya Whoosh menjadi moda transportasi yang membantu seluruh masyarakat.

Halaman 1/2
Tags:
Purbaya Yudhi SadewaMenkeuPurbayaWhooshPresiden Prabowo Subianto
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved