Breaking News:

Drama Keraton Surakarta

Silakan Ambil Alih! Adik PB XIII Tak Gentar Isu Keraton Diambil Pemerintah: Memangnya Masih Kurang?

Benowo adik dari PB XIII buka suara soal isu pemerintah mambil alih keraton jika terjadi konflik, dia kesal pemerintah sering cawe-cawe.

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/TribunSolo
DRAMA KERATON SOLO - Benowo adik dari PB XIII buka suara soal isu kemungkinan pemerintah mengambil alih keraton jika terjadi konflik suksesi. 

Meski kuda-kuda tampil megah di kirab, mereka tidak mendapat perlakuan khusus, cukup perawatan rutin.

"Enggak, tidak ada treatment khusus. Cuma dirawat seperti biasa," jelas Toma.

Baca juga: Polemik Suksesi Takhta Keraton Solo: Keterkejutan Maha Menteri Tedjowulan dan Minta Nunggu 40 Hari

Sewa Kuda: Tradisi dan Bisnis Berjalan Beriringan

Selain untuk keraton, kuda-kuda Toma juga disewa untuk berbagai acara seperti pesta pernikahan dan perayaan khusus lain.

Tarif sewa disebut berkisar Rp2,5 juta, namun bisa berbeda tergantung lokasi dan kebutuhan transportasi yang melibatkan truk. Soal tarif untuk kirab kerajaan kali ini, Toma memilih tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Kalau itu kurang tahu sih, sudah ada yang urus karena ikut Paguyuban," ujarnya.

Bagi Toma, keterlibatan dalam kirab bukan semata-mata soal bisnis. Baginya, yang terpenting adalah turut memeriahkan tradisi.

"Cuman ikut memeriahkan. Jadi enggak masalah," tambahnya.

Sambil menunggu kirab dimulai, beberapa kuda tampak mengibaskan ekor mereka, sedangkan yang lain menunduk tenang.

Dua kuda di barisan depan, yang menempati posisi paling dekat dengan kereta kencana berhias emas, memiliki nama unik: Lupi dan Klara. Mereka menjadi simbol kesetiaan dan kolaborasi masyarakat dalam menjaga kelangsungan tradisi kerajaan.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunSolo)

Halaman 3/3
Tags:
Pakubuwono XIIIKeraton Surakartapemerintah
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved