Breaking News:

Drama Keraton Surakarta

Silakan Ambil Alih! Adik PB XIII Tak Gentar Isu Keraton Diambil Pemerintah: Memangnya Masih Kurang?

Benowo adik dari PB XIII buka suara soal isu pemerintah mambil alih keraton jika terjadi konflik, dia kesal pemerintah sering cawe-cawe.

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/TribunSolo
DRAMA KERATON SOLO - Benowo adik dari PB XIII buka suara soal isu kemungkinan pemerintah mengambil alih keraton jika terjadi konflik suksesi. 

Ia bahkan menilai keterlibatan pemerintah dalam urusan keraton sudah berlangsung sejak lama.

Ia juga menyoroti perbedaan perlakuan terhadap Keraton Kasunanan Solo jika dibandingkan dengan Keraton Yogyakarta, terutama dalam status cagar budaya yang membuat ruang gerak keraton terbatas.

"Sudah jadi cagar budaya, tidak bisa bergerak bebas.

Mau membuat kamar mandi saja harus lapor, menambah tembok juga harus lapor.

Kalau begitu, mengapa tidak sekalian Yogyakarta? Ini menjadi pertanyaan bagi saya," tutupnya.

Kuda Kirab Disewa

Di tengah gemerlap dan kemegahan Jumenengan Raja Keraton Solo, SISKS Pakubuwono XIV Hamangkunegoro, tersimpan kisah yang jarang tersorot oleh publik.

Meski prosesi kirab dipenuhi kemewahan kereta kencana berlapis ornamen emas dan iring-iringan budaya yang memukau mata, kuda-kuda gagah yang menarik kereta tersebut ternyata bukan milik keraton. 

Mereka hadir sebagai bentuk kolaborasi antara keraton dan masyarakat, disewa khusus untuk menjaga kelangsungan tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad.

Toma, Sang Pemasok Kuda Keraton

Salah satu sosok di balik keberhasilan kirab kali ini adalah Toma, pemilik Sor Talok Stable Sukoharjo. Dari balik kerumunan abdi dalem dan petugas kirab, Toma menceritakan bahwa belasan kudanya kembali dipercaya untuk turut serta dalam prosesi tahun ini.

"Tadi kalau enggak salah 12 atau 13 kuda yang saya bawa," ungkapnya.

Kuda-kuda tersebut merupakan jenis lokal peranakan yang disebut KP (kuda pacu), biasanya digunakan untuk latihan berkuda atau kuda wisata di akhir pekan.

Usia rata-rata tujuh tahun, dianggap ideal karena cukup bertenaga namun stabil menghadapi keramaian besar seperti kirab kerajaan.

Toma mengaku, permintaan penyewaan ini bukan pertama kalinya ia terima. Ia pernah menyediakan kuda-kuda untuk upacara pemakaman hingga jumenengan sebelumnya.

Halaman 2/3
Tags:
Pakubuwono XIIIKeraton Surakartapemerintah
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved