Breaking News:

Berita Viral

Transaksi Keji di Balik Hilangnya Bilqis: Pelaku Jual 9 Bayi dan 1 Anak via TikTok, Harga Fantastis

Pengakuan para pelaku penculik Bilqis di Makassar dan dibawa ke Jambi, sempat jual 9 bayi dan 1 anak via TikTok dan WhatsApp, harga capai Rp 80 juta.

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Istimewa
DRAMA PENCULIKAN BILQIS - Potret para pelaku penculik Bilqis ditangkap, mereka mengaku sempat jual 9 bayi dan 1 anak via TikTok dan WhatsApp. 
Ringkasan Berita:
  • Setelah sepekan hilang dan dijual lintas provinsi hingga ke pedalaman Jambi, Bilqis Ramadhany (4) akhirnya dipulangkan ke orang tuanya
  • Jaringan penculik Bilqis terungkap telah memperjualbelikan sembilan bayi dan satu anak secara daring
  • Melalui kerja sama Polrestabes Makassar, Polda Jambi, dan Polres Kerinci, Bilqis akhirnya ditemukan 8 November 2025 malam di Tabir Selatan, Merangin

 

TRIBUNTRENDS.COM - Siang yang terik di Mapolrestabes Makassar, Jalan Ahmad Yani, berubah menjadi momen haru yang sulit dilupakan pada Minggu (9 November 2025).

Di tengah kerumunan aparat dan wartawan, seorang bocah kecil berusia empat tahun digendong seorang polisi Bilqis Ramadhany, korban penculikan yang sempat dijual lintas provinsi hingga ke pedalaman Jambi.

Tangis haru pun pecah ketika Bilqis diserahkan kembali ke kedua orang tuanya.

Sang ibu menangis sesenggukan, sementara ayahnya, Dwi Nurmas (34), hanya bisa memeluk erat putrinya seolah tak ingin melepaskannya lagi.

Di balik kehangatan reuni itu, tersimpan kisah kelam tentang perdagangan anak yang dilakukan secara terencana dan terstruktur, dengan empat orang pelaku yang kini telah digelandang ke hadapan publik.

Baca juga: Bilqis Trauma dan Kira Polisi Orang Jahat, Kisah Haru Penyelamatan di Tengah Hutan Jambi

Empat Tersangka Ditampilkan: Dari Penculik hingga Perantara Jual Beli Anak

Sehari setelah pemulangan Bilqis, suasana tegang terasa di aula Mapolrestabes Makassar, Senin (10 November 2025).

Empat tersangka dihadirkan dalam konferensi pers, semuanya mengenakan kaos oranye bertuliskan “tahanan” dengan tangan terborgol di depan.

Keempat tersangka itu adalah:

  • SY (30), perempuan, pekerja rumah tangga asal Kecamatan Rappocini, Kota Makassar pelaku utama penculikan.
  • NH (29), perempuan, pengurus rumah tangga asal Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah perantara penjualan anak.
  • MA (42), perempuan, ibu rumah tangga asal Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi.
  • AS (36), pria, karyawan honorer, juga asal Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi.

Mereka berdiri di depan kamera dengan wajah tertunduk, sementara di belakang mereka terpampang poster besar bertuliskan: “UNGKAP KASUS TPPO ANAK BILQIS RAMADHANY (4)”.

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro memimpin jalannya konferensi pers dengan nada tegas dan penuh emosi.

“Saya sudah tekankan kepada unit operasional: jangan coba-coba pulang ke Makassar sebelum pelaku dan korban ditemukan,” ujarnya, menegaskan betapa seriusnya kasus ini di mata kepolisian.

DRAMA PENCULIKAN BILQIS - Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro didampingi Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana dan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin saat merilis kasus Bilqis di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Senin (10/11/2025). Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro memberikan tugas khusus kepada tim pencari Bilqis (4) korban penculikan anak itu sebelum ditemukan.
DRAMA PENCULIKAN BILQIS - Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro didampingi Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana dan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin saat merilis kasus Bilqis di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Senin (10/11/2025). Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro memberikan tugas khusus kepada tim pencari Bilqis (4) korban penculikan anak itu sebelum ditemukan. (TribunTimur/Muslimin)

Awal Petaka: Saat Bilqis Hilang di Taman Pakui Sayang

Peristiwa memilukan ini berawal pada Minggu, 2 November 2025.

Pagi itu, Bilqis ikut ayahnya bermain tenis di Taman Pakui Sayang, Jalan AP Pettarani, Makassar.

Namun, dalam waktu singkat, sang ayah yang tengah fokus bermain tak menyadari bahwa anaknya telah dibawa pergi oleh seorang perempuan bernama SY.

Baca juga: Perjalanan Mencekam Bilqis: Dioper dari Pulau ke Pulau, Ditemukan di Tengah Hutan Jambi

Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa SY membawa Bilqis ke kos miliknya di Jalan Abu Bakar Lambogo, lalu mulai menawarkannya melalui media sosial Facebook dengan akun “Hiromani Rahim Bismillah.”

“Ada seseorang yang berminat membeli anak itu, yaitu tersangka NH,” ungkap Irjen Djuhandhani.

Transaksi Ilegal: Dari Makassar ke Jambi Melalui Jalur Gelap

NH kemudian terbang dari Jakarta ke Makassar untuk bertemu SY dan melakukan transaksi.

Di kos sederhana milik SY, Bilqis dijual seharga Rp3 juta, hanya dengan alasan “adopsi.”

Setelah transaksi selesai, NH membawa Bilqis ke Jakarta untuk transit, lalu meneruskan perjalanan ke Jambi.

Di sana, NH menjual Bilqis kepada AS dan MA, sepasang pelaku yang berdomisili di Bangko, Kabupaten Merangin, dengan harga Rp15 juta.

Kepada pembeli, NH berdalih bahwa anak tersebut berasal dari keluarga miskin dan dijual untuk “membantu keluarga yang sudah sembilan tahun belum punya anak.”

Namun, pengakuan NH kepada polisi lebih mengejutkan lagi.

Ia mengaku telah tiga kali menjadi perantara adopsi ilegal sebelumnya.

“Modusnya selalu sama, berpura-pura membantu adopsi, padahal memperjualbelikan anak,” kata Irjen Djuhandhani.

Dijual Kembali ke Pedalaman: Bilqis Dilego Seharga Rp80 Juta

Tak berhenti di tangan AS dan MA, Bilqis kembali berpindah tangan.

Keduanya menjual bocah empat tahun itu kepada kelompok Suku Anak Dalam (SAD) di wilayah Desa Mentawak, Merangin, dengan harga mencapai Rp80 juta.

“AS dan MA mengaku telah memperjualbelikan sembilan bayi dan satu anak melalui TikTok dan WhatsApp,” beber Kapolda Sulsel.

Kasus ini pun membuka tabir gelap jaringan perdagangan anak lintas daerah bermula dari Makassar, menembus Jawa Tengah, hingga pedalaman Jambi.

Operasi Penyelamatan: Tim Gabungan Susuri Jejak Hingga ke Hutan SAD

Enam hari setelah Bilqis dinyatakan hilang, tim gabungan dari Polrestabes Makassar, Polda Jambi, dan Polres Kerinci menelusuri jejak terakhir korban.

Informasi kunci dari dua pelaku di Jambi mengarahkan polisi menuju wilayah Suku Anak Dalam (SAD).

Melalui pendekatan persuasif dengan para temenggung adat SAD, upaya penyelamatan akhirnya membuahkan hasil.

Pada Sabtu, 8 November 2025 malam, sekitar pukul 20.00 WIB, Bilqis berhasil ditemukan di SPE Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Merangin.

“Korban ditemukan dalam keadaan sehat berkat bantuan para Temenggung Suku Anak Dalam,” ujar Kombes Pol Jimmy Christian Samma.

Baca juga: Drama Penyelamatan Bilqis: Hilang di Taman, Dibawa hingga ke Suku Anak Dalam, Dijual Puluhan Juta

Rantai TPPO Diburu: Polisi Pastikan Kasus Tak Berhenti di Empat Tersangka

Kepolisian menegaskan bahwa penangkapan keempat tersangka bukanlah akhir penyelidikan.

Kasus ini diduga terkait dengan jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) lintas provinsi yang sudah lama beroperasi.

“Kami masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain dan jaringan di atas mereka,” tegas Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana.

Dari Bilqis untuk Indonesia: Seruan Melawan Perdagangan Anak

Kisah Bilqis menjadi peringatan keras bagi seluruh orang tua di Indonesia tentang bahaya penculikan dan perdagangan anak.

Pemprov Sulsel pun segera menyiapkan langkah preventif, dengan rencana memasang CCTV di area publik dan menurunkan petugas Satpol PP di ruang-ruang terbuka.

Bilqis kini telah kembali ke pelukan keluarganya.

Namun di balik senyum polosnya, ada luka sosial yang harus disembuhkan, dan ada tanggung jawab besar negara untuk memastikan tidak ada “Bilqis” lain yang hilang dalam gelap.

***

(TribunTrends)

Tags:
BilqisTikTokJambiMakassar
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved