Raja Keraton Solo Meninggal
Tradisi vs Politik Internal: Siapa Pewaris Sah Pakubuwono XIII? KGPH Purboyo Belum Tentu Jadi Raja
KGPH Purboyo, putra dari Kanjeng Ratu Asih Winarni, disebut-sebut memiliki peluang besar untuk menjadi penerus Sinuhun PB XIII.
Editor: jonisetiawan
“Beliau PB XIII memang memiliki empat istri, dan semuanya punya anak laki-laki.
Tapi yang diangkat sebagai permaisuri adalah yang sekarang ini, sehingga kalau berdasarkan aturan adat, ya anak dari permaisuri itu yang menjadi calon penerus,” tutur Gusti Nino.
Baca juga: Adu Gaya Marrel Suryokusumo vs Drasthya Wironegoro, Cucu Sultan Hamengkubuwono X Pakai Baju Keraton
Menunggu Musyawarah dan Wasiat Raja
Meski secara adat garis keturunan tampak jelas, penentuan raja penerus tidak serta-merta diputuskan sepihak.
Gusti Nino menegaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan keluarga besar keraton, para sesepuh, serta dewan adat.
“Itu nanti yang menentukan tetap hak raja atau keputusan keluarga besar. Saya juga tidak tahu apakah almarhum sempat membuat surat wasiat atau testimoni sebelumnya kepada istrinya atau anak-anaknya. Kita tunggu saja nanti,” ujarnya.
Rencananya, pembahasan mengenai siapa yang akan dinobatkan sebagai Pakubuwono XIV akan digelar melalui musyawarah besar yang melibatkan berbagai unsur penting di Kasunanan termasuk pihak KGPHPA Tedjowulan, permaisuri Kanjeng Ratu Asih, Hangabei, serta lembaga dewan adat dan para sesepuh keraton.
Nama Purboyo di Garis Terdepan
Dalam berbagai pembicaraan internal dan pandangan para pengamat budaya Jawa, nama KGPH Purboyo disebut berada di posisi paling kuat sebagai calon penerus tahta.
“Sementara beliau sudah mengangkat permaisurinya, Kanjeng Ratu Asih, dan anaknya adalah Purboyo.
Jadi nanti kita tunggu bagaimana hasil musyawarah antara Tedjowulan, istri Sinuhun, Hangabei, lembaga dewan adat, dan para sesepuh,” terang Gusti Nino.
Keberadaan Purboyo sebagai putra permaisuri yang sah, sekaligus pemegang gelar Adipati Anom, menjadikannya simbol keberlanjutan garis Mataram yang autentik dan diakui secara adat.
Harapan untuk Keraton yang Damai
Di tengah sorotan publik dan dinamika internal, Gusti Nino menyampaikan harapan besar agar proses penentuan raja penerus dapat berlangsung damai.
Ia tak ingin keraton kembali terpecah seperti masa lalu, ketika dualisme kepemimpinan sempat menodai martabat Kasunanan Surakarta.